Wednesday, September 26, 2007

The Haunted House

Awal2 puasa, ketika saya selesai sahur, saya mendengar suara orang menangis di bagian belakang rumah saya. Tangisan ini terdengar jelas bila saya berada di kamar mandi. Suara perempuan, lirih, menangis. Saya berpikir, siapa sih yang menangis dini hari seperti ini? Saya jadi teringat dengan kuntilanak  karena biasanya mereka selain suka mengeluarkan suara tertawa yang bikin orang2 pada ngibrit, terkadang jenis jin ini terkenal dengan suara tangisannya yang lirih menyayat hati...

Kemudian saya pun langsung kirim sms ke GF saya, "Mami mami... masa ada suara seperti orang nangis di rumah bagian belakang."(kok jadi kaya shinchan yah ). Dan jawabnya singkat saja ternyata, " Wah papi rumahnya horor." Waduh kok jadi kaya film yah, kan dulu ada tuh yang judulnya The Haunted, yang main Liam Neeson kalo saya tidak salah hehehe... Ceritanya yah tentang rumah yang ada hantunya.

Tetapi endingnya ternyata tidak sedahsyat seperti di film tersebut. Selidik punya selidik, ternyata saya salah besar, itu sama sekali bukan suara tangisan. Ternyata itu asisten rumah tangga di rumah kami yang sedang mengaji (membaca Al-Qu'an). Halah2 Sky... Orang lagi ngaji kok malah disangka Kuntilanak...

Perasaan kok 2 postingan terakhir isinya katro semua yah hahahaha...

Monday, September 17, 2007

Caution: [Kuper Mode On]

Ada kisah Friendster lagi nih, tapi kali ini agak2 lucu . Kejadiannya sudah agak lama juga sih. Saat itu di FS saya ada yang add, namanya sebut saja mahesa (bukan nama sebenarnya). Kebetulan statusnya di FS adalah temannya teman saya. Walaupun saya tidak kenal tapi tetap saja saya approve. Fotonya bukan asli, pekerjaannya juga di pabrik jewelry, wah siapa ini, saya tidak kenal.

Selang berapa lama saya pun telah melupakan si mahesa ini. Pagi itu ketika saya akan berangkat kerja, di jemputan saya bertemu dengan anak2 Divisi I Bekasi, katanya mereka sedang ada pelatihan di kantor pusat. Di jalan saya asyik mengobrol dengan salah satu dari mereka, topiknya seru sih, internet dan komputer (salah satu kegemaran saya). Walaupun saya tidak mengetahui nama lawan bicara saya, saya enggan untuk bertanya, rasanya kok kurang sopan yah kalau menanyakan namanya? Yang jelas dia seangkatan saya dan tugas kerjanya di bekasi.

Beberapa hari (atau minggu yah?) kemudian barulah saya mengetahui kalau teman ngobrol saya di jemputan itu adalah Mahesa. Dhueeerr, aduh saya kok ngerasa kuper banget yah hahaha ngobrol dengan orang yang saya tidak kenal, padahal jelas2 orang itu ada di daftar friendster saya.

 Maaf ya Mahesa...

Thursday, September 13, 2007

Puasa, Day #1

Kaget.

Terjadi gempa di Bengkulu. Jambi dan Sumbar porak poranda. Mendengar beritanya kemarin dari seorang teman yang panik di ketinggian 26 lantai Mulia Tower. Baru ramai ceritanya di koran hari ini. Sedih melihat saudara2 kita mengawali bulan Ramadhan dengan duka yang mendalam. Semoga mereka selalu diberi kekuatan oleh Allah SWT dalam menjalankan ibadah puasa kali ini.

Hiks saya tidak tarawih kemarin malam, kurang enak badan. Ada yang kurang rasanya bila puasa tanpa menjalankan ibadah tarawih di mesjid. Huff mudah2an rasa malas tidak terus hinggap dalam diri hingga saya akan terus-menerus meninggalkan tarawih. Duh malasnya diriku, padahal mulai hari ini saya bisa tiba di rumah pukul 5 sore. C'mon, get up, u lazy sky...

Jalanan hari ini sepi sekali, saya bertanya2 apakah orang2 lupa untuk pergi bekerja. Oops iya saya baru ingat hari ini sekolah libur, benar2 efek yang dahsyat dan menyenangkan . Seandainya tiap hari seperti ini, betapa menyenangkan di jalan.

Oh iya... Jangan lupa sky, nanti mampir ke galaxi untuk mengisi pulsa. Omong2 soal pulsa, kemarin mungkin jaringan selular jadi sibuk, full, dengan sms kata2 indah bak mutiara. Tentu saja dengan harapan hati dan diri kita pun bisa menjadi bersih dan berkilau. Ah Ramadhan... Memang selalu menyenangkan.

Buat semuanya... Selamat Menjalankan Ibadah Puasa yah...!!! Mohon Maaf Lahir dan Bathin.

Friday, September 7, 2007

Amal yang Terus Mengalir

Hari ini hari Jumat, saya jadi teringat Jumat beberapa bulan yang lalu. Selesai Jumatan saya bertemu teman saya, mukanya terlihat kusut sekali (biasanya dia memang kusut tapi hari itu lebih kusut daripada biasanya hehehe). Maka bertanyalah saya:

Saya: "Ada apa kok kusut banget sih loe?"

Teman: "Iya nih, senior gua pensiun kemarin."

Saya: "Loh, kenapa senior pensiun kok malah pusing gitu? Kerjaan numpuk?"

Teman: "Ya itu juga sih, tapi yang paling nyebelin, dia hapus semua rumus di spreadsheet. Angka masih ada tapi semua rumus pergi bersama pensiunnya. Jadi otomatis gua ngga bisa ngupdate kerjaan gua. Harus bikin rumusnya dari nol lagi"

Saya: "Why?"

Teman: "Entahlah, mungkin dia merasa bahwa dialah yang membuat semua rumus2 itu, jadi dia merasa rugi kalau gua tinggal enak2 aja melanjutkan pekerjaan dengan instant, ready for use spreadsheet functions."

Saya terdiam, pikiran saya menerawang jauh, teringat guru ngaji saya, ibu Mamiek yang sangat baik dan penyabar. Beliau pernah menyitir dari Hadits kalo tidak salah, yang bunyinya kira2 begini: Ketika sesorang meninggal, terputus lah semua darinya kecuali 3 hal:

  1. Amal jariah selama kita hidup.
  2. Ilmu yang berguna
  3. Doa anak soleh yang mendoakan kedua ortunya(kita maksudnya).

Dalam hal kejadian yang menimpa teman saya, sepertinya yang klop adalah poin nomer 2, yaitu ilmu yang berguna. Entah apa yang didapat oleh bapak itu dengan menghapus semua rumus di spreadsheet. Kepuasan pribadi? Hm... rasanya tidak. Bapak itu tidak mendapatkan apa2 dari perbuatannya itu, kepuasan itu mungkin hanya terasa sesaat, luruh dalam hitungan hari. Sayang bukan? Ketika umur kita menua menjelang pensiun, kita malah kehilangan potensi amal yang seharusnya akan terus mengalir ke dalam diri kita

Andai saja bapak tersebut tidak menghapus rumus tersebut, mungkin beliau masih menerima aliran amalnya sampai sekarang. Yang jelas teman saya itu akan merasakan manfaatnya. Mungkin bapak itu akan terus menerima pahala hingga bertahun2 selama filenya itu digunakan. Mungkin ada pegawai lain yang belajar dari rumus2 tersebut sehingga pahalanya malah jadi berlipat ganda. Tapi sayang, potensi yang amat besar itu dihapus hanya dengan, mungkin, copy-paste special-value... Hilang semua... Terputuslah amalannya bersamaan dengan rumus yang hilang tersebut... Oh sayang..

Yah ini mungkin bisa menjadi pelajaran bagi saya, bahwa hidup tidak hanya untuk dunia saja, masih ada keabadian yang telah menanti kita di sana, entah kapan.