Thursday, July 31, 2008

Be Kind Rewind

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Comedy
Directed by: Michel Gondry

Tahu film ini dari trailer yang ada di dvd bajakan yang saya beli beberapa waktu yang lalu hehehe hmm kok kayaknya lucu. Kemarin ketika sedang cari2 film di gerai dvd bajakan dekat rumah ternyata film ini sudah nangkring di sana. Tanpa pikir panjang langsung saya sambar, walaupun sepertinya judul ini tak terdengar gaungnya di Indonesia. Tapi karena pemainnya adalah Jack Black dan Mos Def, wah saya pikir ini bakalan jadi film yang bagus, apalagi trailer juga terlihat sangat menggelitik.

Suatu hari Mr. Fletcher (Danny Glover) dipanggil oleh pemerintah daerah Passaic, New Jersey, perkaranya gedung rental video yang saat ini ditempatinya akan direnovasi karena dianggap sudah tidak layak dengan kemajuan daerah tersebut. Mr. Fketcher diberi 2 opsi. Merenovasi bangunan dengan biaya sendiri atau pindah ke tempat yang telah disediakan pemda setempat. Masalahnya gedung itu adalah tempat yang sangat bersejarah bagi penduduk Passaic, konon kabarnya di gedung itulah sang maestro jazz Fats Waller Lahir.

Maka Mr. Fletcher pun memulai perjalanan untuk mencari inspirasi agar mendapatkan dana segar untuk merenovasi gedungnya. Tugas menjaga rental video diserahkan kepada Mike (Mos Def). Malangnya, Jerry (Jack Black) seorang teman Mike yang karena suatu “kecelakaan”, memiliki tubuh elektromagnetik dan menghapus semua film di video rental milik Mr. Fletcher. Maka dengan bermodal camcorder jadul, mereka berusaha membuat film sendiri sesuai dengan judul2 koleksi video yang terhapus tersebut.

And they… SELLLLL….!!!! Film2 tersebut tanpa disangka malah laku keras. Tapi di saat mereka sukses mengisi pundi2 dollar hasil dari menyewakan film2 versi mereka itu, masalah baru pun muncul. Sanggupkah mereka menyelematkan gedung bersejarah milik Mr. Fletcher?

Film yang dirilis Februari 2008 oleh New Line Cinema ini, walaupun mungkin luput dari pengamatan kita, tapi sungguh film ini layak tonton karena sangat menghibur. Cerita tentang perjuangan mempertahankan sesuatu yang bersejarah memang hal yang biasa. Tapi Be Kind Rewind mengemasnya dengan unik dan cukup orisinil. Belum lagi tingkah Jack Black dan Mos Def yang sangat lucu membuat saya beberapa kali terpingkal2. Komedinya segar, coba lihat bagaimana 2 film maker tersebut membuat visual efek seadanya untuk menandingi film aslinya, duh lucunya hahaha…

Memang sih kalau dipikir jalan ceritanya agak maksa, siapa juga yang mau membayar mahal untuk menyewa film super duper ancur yang mereka buat ala kadarnya tersebut? Tapi hey, ini kan cuma film komedi, rasanya semua sah2 saja. Yang perlu mendapat poin bagus dalam film ini selain cerita dan akting para pemainnya adalah endingnya. Ya endingnya dibuat dengan sangat elegan, menguras emosi dan dieksekusi dengan sangat baik. Memang dibuat agak menggantung, tapi di situlah seninya. Film ini tidak hanya menawarkan mimpi semata, tapi memang begitulah kenyataan yang harus kita hadapi dalam menghadapi perkembangan jaman.

Kadang perjuangan keras yang kita kerjakan memang tidak mendapat hasil yang setimpal, tapi paling tidak kita masih bisa tersenyum karena telah memberikan yang terbaik untuk sesuatu yang patut diperjuangkan.

Oia jika anda ingin melihat film2 yang dibuat oleh Jerry dan Mike coba saja klik websitenya

Mission Accomplished

Kemarin rencana gila2an itu akhirnya terlaksana juga. Setelah nonton Hancock hari sabtu, Minggunya langsung dilanjutkan nonton The Dark Knight. Agak bingung juga dengan blog yang ditulis oleh seorang teman. Karena ketika saya tiba di bioskop, sama sekali tidak ada tulisan Batman di sana. Semua judulnya The Dark Knight, termasuk yang tercantum di tiket masuknya. Jadi heran, teman saya itu nonton di bioskop mana ya? Hahaha kok bisa2nya di tiket masuk bioskopnya tercantum judul Batman?

Monday, July 28, 2008

The Dark Knight

Rating:★★★★★
Category:Movies
Genre: Action & Adventure
Directed by: Christipher Nolan

Setelah kemarin terpuaskan oleh Batman Begins, sekali lagi DC akhirnya menancapkan cakarnya di dunia perfilman internasional. The Dark Knight adalah sebuah masterpiece, terima kasih kepada Warner Bross yang memberikan kebebasan kepada Christopher Nolan, yang tidak hanya duduk di kursi sutradara, tetapi juga sebagai produser, penulis cerita dan penulis skrip sekaligus. Salut buat Nolan yang mampu menghadirkan Batman dengan image yang baru, kelam dan mencekam.

Gotham City meradang, kriminalitas terjadi di mana2, Batman (Christian Bale) pun sibuk beraksi menghadang para gerombolan mafia. Dibantu Letnan Polisi James Gordon (Gary Oldman) dan Jaksa wilayah Harvey Dent (Aaron Eckhart), penjara Gotham pun penuh sesak dengan para kriminal. Sampai suatu hari, datanglah Joker (Heath Ledger), sang psikopat yang ditakuti para penegak hukum manapun. Dia membunuh tanpa perlu alasan, menghancurkan kota tanpa motif yang jelas. Kesenangan pribadi, kegilaan yang tak terukur dan kesukaannya akan kekacauan umat manusia menjadi motif utama. Dan dia bertekad untuk merubah semua orang untuk menjadi seperti dirinya. Gawatnya lagi, Joker adalah seorang perancang rencana yang brilian, semua aksinya telah diperhitungkan masak2 dan dijalankan dengan sangat rapi. Tak pelak lagi, hal ini membuat Batman dan Gordon menjadi salah langkah dan berkali2 gagal menjinakkannya.

Menyaksikan The Dark Knight (TDK) tidak seperti menyaksikan film superhero pada umumnya. Kejar2an antara Batman dan Joker yang dipadukan dengan adu pintar dalam menyusun strategi mengingatkan saya akan film Bourne Ultimatum, begitu cepat, pandai dan intens. Aksi kebut2an dan tabrak2an di jalan raya memang digarap secara aduhai. Kalau anda mengaharapkan aksi spektakuler, anda tidak akan dikecewakan oleh TDK ini.

Dari segi certita, sepertinya Nolan menjadi lebih santai sekarang. Maksud saya, Batman Begins yang notabene merupakan versi Reboot dari film sebelumnya, membuat Nolan harus kembali ke awal lagi menceritakan latar belakang si manusia kelelawar ini. Berbeda dengan sekuelnya, dalam TDK, Nolan tidak perlu repot2 berbasa-basi lagi, lansung tancap gas dari awal, straight to the point. Yang akhirnya menjadikan film ini lebih padat dan memacu adrenalin. Alhasil film yang durasinya mencapai 2,5jam, menjadi tak terasa sampai akhirnya credit tittle bergulir.

Oke, siapa pun pasti tahu, kalau yang membangun pondasi kengerian dalam film ini adalah keberhasilan Ledger dalam memerankan tokoh Joker. Ledger secara sempurna menjelma menjadi Joker yang psikopatik. Entah apakah ini juga yang menyebabkan kematiannya Januari 2008 lalu. Seorang aktor yang berhasil masuk 100% ke dalam perannya kadang memang sulit untuk “kembali” lagi ke dunia nyata. Sementara peran Bruce Wayne di sini masih tetap seperti biasanya, calm, cool and confident… Halah apaan sih Sky hehehe…

The Dark Knight memang film yang lengkap, ada aksi yang memukau, drama percintaan, sapuan komedi untuk sekadar refreshing dan thriller yang mencekam. Dan Nolan berhasil mengangkat Batman dari sekedar film superhero biasa, ke dalam level yang lebih berkelas. Maaf, tapi untuk saya, The Dark Knight bukanlah film superhero. Dan saya rasa ini tidak berlebihan, mengingat Batman memang tidak mempunyai kekuatan super seperti halnya superhero lainnya.

Sepotong Kisah Menjelang Malam

Sore itu menjelang magrib

Ketika kulangkahkan kaki letihku di perkampungan itu

Rumah petak berjejer di tepi jalan kecil nan sempit

Rumah petak itu terlihat kumuh

Begitu banyak barang

Begitu sempit ruang tuk menampung

Ah sesak rasanya…

 

Lalu suara itu terdengar

 

Lirih dan kecil… melantunkan sesuatu…

Kemudian menjadi jernih dan jelas

Tak salah lagi, Itu adalah sastra

Hasil Mahakarya sang Pencipta

Bagitu indah dan menyejukkan hati

 

Mereka Benar…

 

Bahkan suara terindah pun

Bisa keluar dari sepetak rumah kumuh

Yang membuatku sekali lagi berpikir sejenak

Merenungkan arti hidup ini

Hancock

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Action & Adventure
Directed by: Peter Berg

Wah tahun ini, ternyata juga menjadi tahun yang menarik buat para moviegoers seperti saya. Setelah kemarin disuguhi aksi kocak Kungfu Panda. Sekarang giliran Will Smith yang menghibur lewat aksi superheronya yang kocak dalam Hancock. Seperti yang kita tahu, Will Smith memang tidak pernah gagal dalam mencetak box-office dalam setiap film yang diperankannya. Baik itu film aksi, komedi, maupun drama. Kali ini dia kembali lagi ke jalur action comedy lewat perannya sebagai superhero yang membumi dan sangat manusiawi (di luar kekuatan supernya tentu).

Hancock (Will Smith) adalah seorang superhero, tetapi berbeda dengan superhero lainnya, Hancock tidak menjadi idola masyarakat, justru ia sering dikecam karena merugikan masayarakat. Aksinya menghentikan para penjahat di jalan tol, malah merusak fasilitas umum dan menimbulkan kerugian yang tidak sedikit bagi negara. Ditambah lagi dengan kebiasaan buruknya yang gemar mabuk2an dan temperamental, jadilah Hancock semakin dibenci oleh masyarakat.

Sampai kemudian Hancock berkenalan dengan Ray Embrey (Jason Bateman). Seorang konsultan di bidang pembentukan brand & image yang secara dramatis diselamatkan oleh Hancock. Maka Hancock pun setuju untuk di”garap” oleh Ray, meskipun istri Ray, Mary (Charlize Theron) yang jutek tidak menyetujui hal ini. Maka kursus kepribadian pun dimulai agar Hancock bisa lebih disukai masyarakat. Tak lupa Ray pun mendesain kostum khusus ala Wolverine untuk Hancock dalam menjalani aksinya menggebuk para penjahat di kota.

Sampai akhirnya Hancock berhasil mengungkap latar belakang kehidupannya yang kelam dari Mary Embrey.

Film yang disutradarai oleh Peter Berg yang sangat menghindari efek visual khusus dengan bantuan komputer ini memang sangat menghibur. Saya malah tidak menyadari kalau film ini minimalis dalam hal CGI, karena terbawa oleh suasana seru dan lucunya film ini. Berg memang memangkas habis adegan berkelahi yang mengharuskan pemakain CGI dalam film Hancock ini. Tapi toh adegan seru nan memukau tetap banyak menghiasi film ini.

Terlepas dari buruknya penilaian kritikus terhadap film ini, saya tetap merekomendasikan film ini untuk disaksikan bersama keluarga. Oke, film ini memang tidak terlalu spesial, tapi juga tidak buruk, sangat menghibur malah. Bahkan kejadian di Bourne Supremacy dan Utimatum juga terulang, saking menikmati film ini, saya tidak menyadari kalo adegan di film ini diambil dengan handheld camera dan menghasilkan gambar yang shaky. Kualitas akting Smith juga rasanya tidak perlu dipertanyakan lagi. Humor2 segar yang dilontarkan juga dapat membuat kita tertawa atau minimal tersenyum.

Lupakan alur ceritanya yang kurang sempurna, mari kita berkenalan dengan Hancock, si superhero yang kesepian, membumi dan manusiawi.

Friday, July 25, 2008

Rencana Gila-Gilaan

Sudah agak lama juga saya dan istri tidak nonton film di bioskop. Sampai2 saya sempat lupa ketika ditanyakan film apa yang terakhir saya lihat di 21. Setelah agak lama berpikir, barulah saya ingat bahwa Indiana Jones and the Kingdom of Crystal Skull itulah jawabannya. Makanya besok, tepatnya 2 hari ke depan, saya punya rencana gila2an dengan Dee yang sekarang lagi ngambek gara2 ditinggal 3 hari 2 malam oleh suaminya hehe..

 

Memang apa sih rencana gila2an itu? Yah, sebenarnya biasa aja sih. Rencananya besok weekend saya mau refreshing sehabis lelah melototin, nyocokin, dan nyusun angka2 buat laporan. Refreshing yang murah2 aja, kami kepingin nonton. Jadi jika tidak ada halangan hari Sabtu kami akan nonton Hancock dan dilanjutkan hari Minggunya nonton The Dark Knight. Fiuh… mudah2an sukses deh acara yang udah direncanain dari kemarin.

 

Dengan bekal situs resmi bioskop 21, kemarin saya sibuk mencari tempat yang paling ideal untuk nonton kedua film tersebut, dan akhirnya dapat. Hore, senangnya hatiku…

 

                              

 

 

 

Nah, selamat menikmati weekend, semuanya..!!! Have Fun

 

 

 

 

 

 

 

Thumbsucker

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Drama
Directed by: Mike Mills

Film produksi Sony Pictures Classics ini sebenarnya merupakan film keluaran tahun 2005 yang dirilis terbatas di bioskop Amerika, tapi kebetulan saya baru mengetahui tentang film ini dari majalah film yang biasa saya beli. Kebetulannya lagi, dvdnya juga beredar banyak di pasaran, dengan sistem penjualan royalti putus, alhasil dvdnya pun nangkring di rak2 toko dengan bandrol yang sangat terjangkau, 15.900 sekeping (dengan casing). Thumbsucker jelas film festival, hal ini dapat dilihat dari cover depan dvdnya yang penuh dengan simbol penghargaan dan nominasi yang diperoleh dari beberapa jenis festival film.

Ceritanya berkisah tentang anak sulung keluarga Cobb yang bernama Justin (Lou Taylor Pucci). Di usianya yang menginjak 17 tahun, Justin masih kesulitan menghilangkan kebiasaannya menghisap jempol. Hal ini tak hanya mengganggu kehidupannya sendiri dan tapi juga mencemaskan sang ayah (Vincent D’Onofrio) , seorang mantan pemain football perfeksionis yang berhenti karena cedera lutut dan kini menjadi seorang pekerja kantoran. Ibunya (Tilda Swinton) adalah seorang suster yang terobsesi dengan seorang aktor sinetron. Salah satu cara yang ditempuh untuk menghilangkan kebiasaan menghisap jempolnya adalah dengan diterapi secara hipnosis oleh dokter giginya (Keanu Reeves).

Justin juga mengalami masalah dengan klub debat yang diikutinya. Dalam bimbingan Mr. Geary (Vince Vaughn), Justin selalu gagal untuk fokus dan berkonsentrasi bila harus maju mempresentasikan tulisannya. Sampai akhirnya ia didiagnosa ADHD (Attention-Deficit Hiperactivity Disorder) dan diberi Ritalin sebagai obatnya, yang ternyata manjur dan membuatnya fokus, konsentrasi, dan percaya diri untuk membawa Justin ke pertandingan debat tingkat nasional. Sampai akhirnya ia mendapat informasi bahwa Ritalin itu tidak beda jauh dengan kokain dan memutuskan untuk berhenti mengkonsumsinya.

Thumbsucker adalah film yang menurut saya agak sulit untuk dibuatkan sinopsisnya. Ceritanya tentang seorang anak remaja yang memiliki berbagai macam masalah khusus dalam mengejar cita2nya. Tapi di luar itu, kisah sub-plotnya mengenai seputar permasalahan keluarga juga cukup banyak dan menarik untuk diikuti. Memang masalah yang diangkat di sini tidak seberat di American Beauty, jadi kita bisa agak santai mengikutinya tanpa harus me’nyureng’kan jidat untuk mengikuti kisah yang cukup mencerahkan ini.

Saya tidak mengenal siapa itu Lou Taylor Pucci, tapi aktingnya di sini patut diberi acungan jempol, apalagi wajah Lou yang nerdy juga mendukung peran Justin. Begitu pula Tilda Swinton dengan peran susternya yang sangat keibuan. Kekurangan film ini mungkin sama seperti tokoh Justin, tidak fokus, terlalu banyak yang ingin dikisahkan dalam durasi 1,5 jam. Lihat saja betapa singkat Justin melepaskan diri dari ritalin, tiap masalah terasa berkejaran diburu waktu 90 menit. Tapi secara keseluruhan, film ini memang menarik untuk disaksikan, ah film2 festival seperti ini memang nyaman untuk diikuti.

Tiap remaja memang tak luput dari masalah, tapi semuanya berpulang pada pribadi masing2, tentu saja dukungan dari keluarga dan lingkungan juga sangat berperan dalam membentuk kepribadian dan keberhasilan sang anak.

Thursday, July 24, 2008

Star Wars Datang Lagi

Sebenarnya inilah film yang paling saya tunggu2 di tahun 2008 ini. Cuma karena saya terpisah lama dengan dunia internet, alhasil saya jadi kurang mengikuti perkembangan film ini. Bahkan saya mengetahui kalo film ini ada dan akan dirilis tahun 2008 juga dari teman saya yang bukan big fan of star wars seperti saya. For a star wars freak like me, it’s definitely a disgrace to the colony (halah apaan lagi sih sky? hehehe). Jadi jelas saja saya seharusnya lebih menantikan film ini di bioskop ketimbang The Dark Knight.

 

Oke, tau2 movie franchise milik George Lucas ini sudah akan dirilis 15 Agustus 2008 di Amerika sana, man, IT’S LESS THAN A MONTH ALREADY…!!!! Duh ini gara2 si pendekar codot akhirnya saya malah jadi lupa sama film epic yang sangat fenomenal, melegenda dan  tak tergantikan ini, well OK, saya memang berlebihan, tapi setidaknya menurut saya memang begitu hehehe… Padahal tadi juga sebenarnya saya tidak sengaja teringat dengan STAR WARS: THE CLONE WARS ini. Pas lagi buka2 situsnya 21, eh ternyata ada film ini di bagian coming soon, ya udah tanpa ragu2 saya klik.

 

Tidak puas dengan pembahasan yang sangat minimalis, akhirnya saya search di wikipedia. Saya memang kurang mengatahui serba-serbi SW: TCW ini. Saya hanya tahu kalo ceritanya menjembatani Star Wars Eps II: Attack of the Clones dengan Star Wars Eps III: Revenge of the Sith. Film seri kartun SW: TCW yang pernah ditayangkan di Cartoon Network juga luput saya tonton (maklum tidak langganan TV berbayar sih). Maka beginilah plot yang tertulis di wikipedia:

 

The Clone Wars takes place between Star Wars Episode II: Attack of the Clones and Star Wars Episode III: Revenge of the Sith. The eponymous Clone Wars rage between the Confederacy of Independent Systems and the Galactic Republic. When Jabba the Hutt's son, Rotta the Hutt, is taken by a group of renegades, Anakin Skywalker and Obi-Wan Kenobi depart in search of answers: where is the Hutt's son, and who is controlling this mysterious renegade group? Yoda sends Ahsoka Tano along as Anakin's apprentice. Count Dooku will unleash his minions, including Asajj Ventress and General Grievous to cause havoc for the Republic.

 

Wow, ceritanya seru banget nih kayanya. Tapi kalau dilihat dari posternya, sepertinya Lucas, yang kini hanya menjadi produser, tidak mengucurkan dollar yang banyak dalam memproduksi SW: TCW ini. Kualitas animasi 3Dnya terlihat masih jauh di bawah Beowulf ataupun Final Fantasy VII: Advent Children yang dahsyat itu. Tapi tak mengapalah, saya sudah haus dengan aksi2 tensi tinggi khas Star Wars. Walaupun banyak yang bilang kalau kualitas film SW itu tidaklah sebagus yang digembor2kan banyak orang, tapi tetap saja Star Wars adalah the movie of my life, it’s simply the best movies I’ve ever watched. Saya tetap bangga walaupun teman saya yang kritikus film handal itu mengatakan kalau Star Wars itu hanyalah film buruk dan overrated. Yah mau gimana lagi, saya memang tak bisa berpikir obyektif tentang hal2 yang berhubungan dengan franchise film ini.

 

Sekarang saya hanya bisa berharap, semoga STAR WARS: THE CLONE WARS juga akan masuk ke jaringan bioskop 21.

 

May the Force be with You…

 

Untuk pembahasan selengkapnya silahkan klik wikipedia.

Wednesday, July 23, 2008

Tentang Flu, Deadline, dan Habbatussauda

Duh lagi2 kena flu… Padahal sebentar lagi deadline laporan, hiks padahal dari kemarin saya sehat2 saja, eh ketika mendekati hari H-nya malah kejadian, flu lagi deh. Memang sih, teman2 di ruangan juga telah bergiliran kena flu, virus menyebar, virusmu bukan untukkuuuu…. Wooo wooo…. Halah stress malah nyanyi ngga jelas gini hehehe…

 

Belum lagi masalah bug di program akuntansi tempat saya bekerja. UUUggghhh, sudah kena flu, masih ditambah pula dengan program yang bermasalah, sial banget deh. Malangnya lagi saya bukan programmer, apalagi ahli data base. Ujung2nya, saya juga yang jadi martir, karena angka2 yang salah di program harus saya perbaiki secara manual di spreadsheet untuk kemudian disajikan dalam laporan. Duh apa saya harus belajar jadi programmer juga yah? Gubraks…

 

Ngomong2 soal flu, sudah beberapa cara yang pernah saya tempuh untuk menghindari penyakit yang mainstream ini (ceile, penyakit aja mainstream, please deh sky hahaha), mulai dari minum redoxon, ester-c, permen tolak angin, sampai mengkonsumsi madu secara rutin. Tapi yah namanya penyakit, kalau sang virus telah nyaman menemukan hostnya, siapa pula yang mumpuni untuk mencegahnya? Pasrah saja deh.

 

Nah belum lama ini saya menemukan “obat” baru nih. Namanya jintan hitam / habbatussauda. Obat ini bukan dalam bentuk cair, tetapi dikemas dalam kapsul, yang isinya 100% nigella sativa, nama latin dari jintan hitam. Harganya sumpah murah banget, yang produksi vicomas, hanya Rp 25.000 untuk 120 butir kapsul 650mg. Atau Rp 40.000 untuk 210 butir kapsul. Jadi sudah beberapa bulan ini saya mengkonsumsi Habbatussauda yang katanya berkhasiat melancarkan peredaran darah dan meningkatkan imunitas tersebut, tapi yah namanya nasib, tetap saja kena flu juga akhirnya.

 

Kalau anda tertarik dengan Habbatussauda dan membutuhkan informasinya, coba saja klik tokohaba.com

 

Kalo dipikir, ini post aneh banget sih, dari curhat flu, laporan yang njlimet sampai promosi habbatussauda segala. Hahaha maklum lagi stress.

Tuesday, July 22, 2008

Buset... Itu Taksi? Bukan, Bakpau...

Baru dapat info dari e-mail… Kabarnya tanggal 18 Juli 2008 kemarin ada peluncuran taksi premium baru di Jakarta. Namanya Tiara Express (tulisan Expressnya kok mirip banget dengan Taksi Express yah?). Mobilnya? Ngga tanggung2, Toyota Alphard, benar, anda tidak salah baca kok. Heboh kan?

 

Tarifnya memang lebih mahal dari silver bird, tapi anda kan bisa ramai2 naik alphard hehehe…

Tarif buka pintunya 10.000

Tarif per kilometernya 5.000

Tarif tunggunya 50.000 / jam

Fasilitasnya lengkap, mulai dari LCD tv, internet, sampai bisa membayar dengan kartu kredit segala.

 

Secara langsung, saya memang belum pernah melihat taksi mewah ini berkeliaran di jalan. Bisa jadi foto yang dikirim lewat imel itu cuma hasil photoshop belaka. Siapa yang tahu? Berita2 di e-mail kan keakuratannya tidak ada yang bisa menjamin.

 

Apakah anda pernah melihat taksi Alphard ini di jalan?

Monday, July 21, 2008

Batman atau...?

Ketika teman SMA saya protes karena pada tiket bioskopnya tertulis Batman alih2 The Dark Knight, kemarin rekan kerja saya bingung ketika harus antri di loket. Matanya nanar menatap giant screen yang dipasang di atas loket. Pasalnya dia bingung karena tidak ada tulisan Batman di situ, yang ada hanya The Dark Knight alih2 Batman.

 

Saya tertawa dalam hati, dunia memang lucu bukan?

 

Kalau saya ada di pihak bioskop, saya juga pasti akan bingung, mana yang harus saya tampilkan? Batman atau The Dark Knight? Tidak mungkin 22nya, karena akan terlalu panjang jika diprint di lembaran tiket yang mungil. The Dark Knight mungkin adalah yang paling tepat, tapi masalahnya tidak semua penonton Indonesia adalah moviegoer sejati seperti teman SMA saya itu.

 

Ahh daripada bingung2, lebih tepat jika saya berharap saja, mudah2an saya bisa menonton The Dark Knight di bioskop bersama Dee. Film ini bahkan diklaim sebagai film superhero terbaik sepanjang masa oleh salah satu surat kabar kenamaan di tanah air.

 

Jadi Spiderman putus nih…?

 

Oia, buat para ortu, tolong jangan bawa anak anda nonton film The Dark Knight ini yah… Ingat, walaupun ratingnya PG-13, tapi tetap saja filmnya terlalu kelam dan thrilling. So, this dark knight is obviously not suitable for children.

The Best that I Missed

Ah… Kenapa Laguna Seca harus ada di Amerika… Beda waktu yang sangat jauh dengan Jakarta membuat siang hari di sana menjadi dini hari keesokan harinya di sini. Ini berpengaruh pada jadwal penayangan MotoGP di Trans7, race yang berlangsung siang/sore hari di Laguna Seca akhirnya luput dari perngamatan saya hehehe. Yah, saya emmang tidak seperti para pecandu bola yang rela melek tengah malam sampai dini hari demi tim kesayangan mereka bertanding di Euro 2008. Kalau saya sih, hm hm, mendingan tidur saja deh, apalagi esok harinya harus kerja.

 

Jadi seperti biasa, setelah sudah rapi berpakaian dan siap berangkat, langsung saya ambil HP, koneksi ke GPRS, oke BBC, please help me once again

.

.

.

Oke Valentino Rossi menang, Casey Stoner finish ke 2

.

.

.

Sial, penulisnya mengklain kalo inilah race terbaik selama musim ini, matanya sampai berair karena terlalu lama bertahan untuk tidak berkedip demi menyaksikan perseteruan dahsyat antara Rossi dan Stoner.

 

Dan saya melewatkannya, hiks…

 

Lalu, di jemputan saya menyempatkan diri untuk mengirim sms kepada papa, sebagai sesama anggota FBR (Fans Berat Rossi), beliau pasti akan sangat senang mendengar berita gembira ini:

 

Rossi forced Stonner into the gravel & took victory in Laguna Secca. Simply, the best race in this season which involving 4 overtakings of the 2 riders  in just 10 seconds in 23rd lap

 

Singkat padat…

Ah, seandainya race dini hari tadi diputar ulang, saya takkan ragu2 untuk menyaksikannya.

 

US MotoGP result:

1 V Rossi (Italy) Yamaha 44mins 04.311secs
2 C Stoner (Aus) Ducati 44:17.312
3 C Vermeulen (Aus) Suzuki 44:30.920
4 A Dovizioso (Ita) Honda 44:39.212
5 N Hayden (U.S.) Honda 44:39.974
6 R de Puniet (France) Honda 44:41.979
7 T Elias (Spain) Ducati 44:45.940
8 B Spies (U.S.) Suzuki 44:46.238
9 J Toseland (GB) Yamaha 44:47.330
10 S Nakano (Jpn) Honda 44:48.702

 

World championship standings:

1 V Rossi (Ita) Yamaha 212
2 C Stoner (Aus) Ducati 187
3 D Pedrosa (Spin) Honda 171
4 J Lorenzo (Spn) Yamaha 114
5 A Dovizioso (Ita) Honda 103
6 C Edwards (US) Yamaha 100
7 C Vermeulen (Aus) Suzuki 89
8 N Hayden (US) Honda 84
9 J Toseland (GB) Yamaha 72
10 S Nakano (Jpn) Honda 70

Berita selengkapnya silahkan klik di sini

Thursday, July 17, 2008

Gadis Sentris

Tadi pagi di jemputan kebetulan sedang disetel i-radio, lalu berkumandanglah lagu yang sangat fenomenal itu, Gadis Sentris, yang dibawakan oleh legenda Rock Indonesia, Ikang Fawzi hahaha… Kalian semua boleh tertawa tetapi saya merinding kesenangan ketika mendengar lagu tersebut. Tapi mau tidak mau, suka tdak suka, saya harus mengakui, inilah lagu Ikang favorit saya. Saya ingat dulu waktu kecil kakak saya suka ngeledekin ketika saya nonton Ikang menyanyikan lagu ini di TVRI.

 

Kalian boleh bilang gaya Ikang dan lirik lagunya norak, tapi entah mengapa ketika saya masih duduk di bangku SD, saya sangat menyukai lagu ini. Dan ternyata sampai tadi pagi pun saya masih menyukai lagu yang sangat 80s sekali ngerocknya (lengkap dengan drum elektronik tidak yah?). Sampai sebelum tadi pagi, saya lupa judulnya apa, terima kasih untuk i-radio yang telah memutar lagu ini, akhirnya misteri terungkap hehehe judulnya GADIS SENTRIS. Selama ini saya hanya ingat lagu Ikang yang berjudul Preman.

 

Ternyata lagu ini aslinya ada di dalam album kompilasi Ekki Soekarno Project yang bertajuk Kharisma Indonesia produksi Atlantic Records yang rilis di tahun 1988. Tapi saya tidak yakin apakah Gadis Sentris yang saya dengar tadi pagi itu adalah versi aslinya. Karena suaranya sangat bening, bisa jadi itu aransemen baru, kalau tidak salah Ikang memang pernah merilis album baru di tahun 2000an.

 

Ketika googling, wah  ternyata versi MP3nya tersedia di mana2, ready to download. Tapi anehnya, saya gagal mendapatkan lirik lagunya. Saya sudah googling sana, googling sini, tapi hasilnya hampa. Hiks, ada yang bisa bantu saya? Tadinya saya ingin mencantumkan liriknya juga di sini.

Tuesday, July 15, 2008

Taksi, Tarif Bawah = Tarif Blue Bird

Dengan adanya kenaikan harga BBM mulai Juni 2008 kemarin, pemerintah dalam hal ini Organda, menetapkan tarif baru untuk Taksi, yaitu batas bawah dan batas atas. Kalau kita cermat memperhatikan Taksi yang bersliweran di jalan akhir2 ini, seringkali kita melihat taksi yang memasang stiker baru yang tulisannya “TARIF BAWAH”.

 

Kalau anda jarang naik taksi, tetapi beberapa kali pernah memanfaatkan sarana transportasi yang agak2 hi-class ini, pasti berpikiran kalau “TARIF BAWAH” ini adalah tarif yang lebih murah dari batas atas yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Ya, memang benar. Lantas kenapa?

 

Masalahnya, sampai tulisan ini saya post di sini, belum ada perusahaan taksi yang menerapkan batas atas untuk argo mereka. Bahkan Blue Bird yang biasanya paling cepat dalam penerapan tarif baru pun masih menggunakan batas bawah. Dengan kata lain, Blue Bird belum menaikkan tarifnya.

 

Yah tulisan ini saya posting hanya sekedar info saja, para pengguna setia taksi pasti sudah mengetahui hal ini. Jadi kalau anda tidak berhasil mendapatkan taksi dengan stiker “TARIF LAMA”, ya sebaiknya anda memilih Blue Bird saja. Daripada anda naik taksi dengan “TARIF BAWAH” yang tarifnya sama saja dengan Blue Bird tapi kualitasnya tidak sebaik burung biru tersebut.

 

Nah, selamat naik taksi, jangan sampai salah pilih ya…

 

Berita terkait bisa anda klik di sini

 

UPDATE :

Taksi Bluebird sudah menaikkan tarif mereka menjadi tarif atas mulai pertengahan bulan September 2008, serta merta perusahaan taksi yang sebelumnya menggunakan tarif lama pun menaikkan tarifnya menjadi tarif bawah (termasuk Express dan TransCab).

Monday, July 14, 2008

-Medley- Garis Batas Impian Lelaki

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Drama
Directed by Franklin Darmadi

Film yang dirilis November 2007 ini memang kurang terdengar gaungnya, penontonnya pun pasti hanya sedikit, karena memang sepertinya hanya numpang lewat di jaringan bioskop 21. Selain karena promosinya memang sangat kurang, sutradaranya pun belum terlalu familiar di perfilman nasional. Yang mungkin kita kenal justru adalah pemeran utamanya, Yossi “Project Pop”. Hanya saja saya pernah mendengar bahwa film ini ternyata mendapar review yang bagus dari seseorang (siapa, saya lupa). Akhirnya kemarin saya memutuskan untuk membeli DVDnya.

Alkisah, Aditya (Yosi) adalah seorang karyawan di perusahaan asuransi. Sekilas dapat dilihat kalau Adit ini memiliki kehidupan yang mapan dan cukup sukses. Di usia 30 tahun ia telah menjadi unit manager, memiliki rumah yang asri, istri yang cantik yang bernama Maya (Rachel Maryam), dan seorang putra yang lincah. Tetapi entah mengapa Adit sepertinya tidak pernah merasa puas dan cukup dengan kehidupannya sekarang. Hari2nya selalu diisi dengan penyesalan dan ketidakpuasan yang menyebabkan renggangnya hubungannya dengan sang istri. Ia merasa terjebak dengan kehidupannya yang membosankan, istri yang cerewet dan anak yang nakal. Sampai suatu saat ia diberi kesempatan untuk mengulang kehidupan sesuai dengan apa yang dia inginkan.

Dengan trigger sebuah kaset dan sekeping CD, dalam sekejap kehidupannya berubah ke arah yang (Adit pikir akan) lebih menyenangkan. Mulai dari menjadi orang yang super kaya beristrikan Viona (Alexndra Gottardo) teman kuliahnya yang super cantik, sampai menjadi presenter kondang yang bertunangan dengan Dian (Imelda Therinne), mantan pacarnya di SMA yang sekarang menjadi bintang film. Setelah menjalaninya, ternyata dia baru menyadari bahwa kehidupannya yang lama masih jauh lebih baik daripada kehidupannya sekarang. Masalahnya Adit tak tahu bagaimana cara agar dia bisa kembali ke kehidupannya yang dulu. Mampukah Adit kembali? Bagaimanakah caranya?

Yang menarik dari Medley ini memang jalan ceritanya, agak unik walaupun tidak terlalu orisinal. Cerita tentang bagaimana seharusnya kita menghargai hidup memang telah banyak diangkat ke layar lebar. Tapi saya sangat enjoy dalam mengikuti jalan ceritanya, singkatnya film ini walaupun penuh dengan pesan moral tetapi tidak menjadi membosankan. Kalau soal akting, hmm Yossi sepertinya kalah pamor dibandingkan dengan Rachel Maryam yang telah banyak makan asam garam di dunia perfilman. Tapi lumayanlah untuk ukuran aktor yang baru pertama kali main di film layar lebar (jadi tokoh utama pula) hehehe

Sinematografinya? Uhh memang sederhana sih, lebih mirip sinetron malah, walaupun ada beberapa adegan yang menurut saya diambil dengan angle yang cukup indah dan art banget. Tapi selebihnya, ya gitu deh, tidak terlalu istimewa, mungkin karena keterbatasan budget juga, maklum rumah produksinya juga sepertinya baru di dunia perfilman nasional. Tapi overall lumayanlah untuk memperkaya khazanah perfilman di tanh air hehehe apaan seh?

Akhir kata, Medley adalah film lokal yang menarik ditonton dari awal sampai akhir. Hidup memang tentang pilihan, tapi sebagus apapun pilihan yang kita ambil, semuanya berpulang pada bagaimana kita menyikapi pilihan yang telah kita ambil tersebut. Apakah kita akan fokus pada pilihan tersebut? Apakah kita menghargai dan mensyukuri hasil yang kita dapat dari pilihan yang kita ambil? Atau kita hanya menyesalinya saja? Well, bukankah hidup itu terlalu berharga untuk disesali?

Sepanjang Hidupku

Akulah sang pengejar, kau boleh menyebutku pemburu cinta

Tidak, aku bukan seorang pria, aku hanya wanita biasa

Aku sadar, banyak yang mencibir diriku ini, mengangggapku rendah

Mereka bilang tak seharusnya wanita mengejar

Wanita seharusnya menunggu, untuk kemudian dikejar

Tapi aku bukan mereka, apakah mereka mengerti apa yang kurasa?

 

Hari berlalu, aku terus berusaha untuk meluluhkan perasaannya

Dia yang selalu kupuja, akhirnya jatuh juga ke dalam pelukanku

Pernikahan yang telah kunanti akhirnya menjadi kenyataan

Aku bahagia, usahaku selama ini membuahkan hasil

Hilang sudah semua gundahku, berganti dengan kebahagiaan

 

Yang ternyata semu…

 

Dia yang kucinta, tak pernah benar2 mencintaiku

Saat kutatap matanya, yang kulihat hanyalah binar2 penyesalan

Belasan tahun yang telah terlalui, 2 anak yang cantik dan tampan

Tetap membuatnya tak bergeming, tak sanggup mengubah perasaannya

Dia tetap dingin padaku, kian hari kian membatu

Tak peduli betapa keras usahaku untuk menyayanginya

 

Setiap kata yang keluar dari mulutnya, malah menambah kepedihan di hati

Ketidakpeduliannya terhadapku, selalu mengisi hari2ku yang kelam

Tidak apa2, toh aku sudah terbiasa menghadapinya

Puluhan tahun hidup bersamanya telah menempa hatiku menjadi sekuat baja

Aku bersyukur dengan kehadiran anak2 kami yang menjadi penyejuk hati

Mungkin mereka jualah yang membuatku kuat selama ini

 

Sampai suatu hari berita itu tersebar

Dia yang selalu kucinta, ternyata mencintai seorang wanita lain

 

Aku merasa tak berhasil

Untuk membuatnya mencintaiku

Tak pernah berhasil, walau sedetik pun

Setengah dari umurku, adalah usahaku untuk membuatnya mencintaiku

Tapi nasib berkehendak lain

 

Di sini kini kuberbaring

Tiga kali batuk sebelum hembusan nafas terakhir

Ditemani anak gadisku yang kini telah beranjak dewasa

Yang setia menemaniku sampai detik terakhir hidupku

Ah sampai detik terakhir pun, aku gagal…

Aku gagal meyakinkan suamiku…

Bahwa hanya aku yang mencintainya sepenuh jiwa dan raga

Aku gagal…

 

Tapi sayangku, biarlah kini aku beristirahat dengan tenang

Perjuanganku kini telah berakhir, mungkin ini yang terbaik bagiku

Mungkin sang Khalik kasihan padaku, karena aku yakin Dia menyayangiku

Satu masa telah berganti, tugasku telah selesai

Masa baktiku berakhir sudah

 

Maafkanlah aku wahai anak2ku tersayang

Ibu tak bisa menemani langkahmu lagi

Yakinlah bahwa ibu selalu mencintai kalian berdua

Hati2lah dalam melangkah wahai mutiara hidupku

Ibu yakin kalian akan beroleh kebahagiaan

Yang tak pernah kuraih dalam hidup ini

 

*Didedikasikan untuk mereka, para wanita yang tak pernah menyerah dalam mengejar cintanya. Ketahuilah, apapun hasilnya, kalian takkan pernah gagal.

Thursday, July 10, 2008

Internet Emang Bikin Pusing

Lah ini… kok bikin pusing sih?

 

Ya iyalah, kalau orang yang belum biasa berinternet lalu dipaksa berinternet demi kelangsungan hidup keluarganya, pasti akan menimbulkan masalah. Kemarin pagi ketika saya akan berangkat kerja melalui jalan perkampungan, saya mendengar ibu2 yang sedang ngerumpi, salah satu ibu2 berkata, “Kemarin saya mengantar anak saya ke warnet, duh saya bingung, mana yang harus di klik?”

 

Oalah, ternyata ini ada hubungannya dengan Penerimaan Siswa Baru di SMP dan SMA di Jakarta. Yah mulai tahun ini pengumuman hasil seleksi PSB memang bisa diakses lewat dunia yang katanya maya itu. Proses input datanya dilakukan persis seperti KPU yang bertahap menginput hasil pemilu, data yang ada secepatnya langsung diinput. Jadi bisa saja seorang anak yang bahagia melihat namanya tercantum di daftar sekolah favoritnya menjadi kecewa. Pasalnya setelah dia makan siang, peringkatnya sudah turun 50 poin. Lalu setelah selesai tidur siang ternyata namanya telah hilang dari daftar, alias tidak diterima.

 

Bagi mereka yang biasa menggunakan internet mungkin tidak masalah, tapi bagi ibu tadi yang tidak biasa, pasti panik luar biasa. Sudah tidak pernah memakai internet, ditambah lagi rasa dag dig dug yang bikin nervous, perkara yang sebenarnya mudah malah jadi bikin pusing tujuh keliling. Belum lagi kalo server milik pemerintah itu ramai2 diserbu oleh siswa2 seantero Jakarta dan sekitarnya, duh ngga kebayang pasti bakalan lelet banget aksesnya.

 

Tapi seperti biasa, ketika para ortu bingung, tetap saja ada yang mendulang berkah dari PSB online ini. Siapa lagi kalau bukan pengusaha warnet. Maklumlah penetrasi internet di Indonesia tergolong sangat rendah. Jadi bagi (banyak) keluarga yang tidak memiliki sambungan internet di rumah, mau tidak mau harus mendatangi gerai warnet terdekat. Syukur2 si pelajar memiliki kakak, om atau tante yang bekerja di kantor yang memperbolehkan pegawainya browsing internet, jadi bisa titip untuk melihat hasil seleksi PSB tersebut.

 

Jadi teringat jaman saya sekolah dulu, deg2an juga menunggu hasil ujian. Sampai ada yang dimarahi ibunya karena nilainya di bawah ekspektasi mereka. Tidak terbayang sekarang, ketika beban pelajaran dan persaingan makin ketat. Huff…

Tuesday, July 8, 2008

Kung Fu Panda

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Animation
Directed by Mark Osborne & John Stevenson

Setelah saya sempat kecewa dengan Shrek 3 yang kualitasnya menurun drastis dibandingkan dengan sequel pertamanya, akhirnya Dreamworks muncul lagi dengan film animasi 3D terbarunya, Kung fu Panda. Dreamworks memang tidak pernah main2 dengan para dubbernya, kali ini mereka menunjuk Jack Black sebagai pengisi suara Po, Panda jenaka yang menjadi tokoh utamanya. Selain itu hadir pula sederet aktor dan aktris terkenal sebagai pengisi suaranya

Ceritanya sangat sederhana, Po adalah seekor panda yang terobsesi dengan Kungfu. Sehari2 dia bekerja di toko mie milik ayahnya, sampai suatu saat muncullah ramalan bahwa Po akan menjadi ahli kungfu pewaris Dragon Warrior, singkatnya dia akan menjadi pendekar pilihan yang akan membawa kedamaian dan keadilan di desanya, Valley of Peace. Maka Po harus berlatih keras di bawah bimbingan master Shifu (Dustin Hoffman), bersama anak didiknya yang lain, the Furious Five, Tigress (Angelina Jolie), Mantis (Seth Rogen), Crane (David Cross), Monkey (Jackie Chan), Viper (Lucy Liu) untuk menghadapi Tai Lung (Ian McShane), sesosok Macan Tutul Putih maestro Kungfu yang baru meloloskan diri dari penjara. Mampukah Po yang tambun ini menghadapi masalah yang sangat pelik ini?

Oke, dari segi cerita mungkin Kungfu Panda memang cenderung dangkal, masih jauh di bawah Shrek ataupun film2 animasi Pixar. Tapi dari segi grafis, wow Dreamworks memang jempolan. Adegan perkelahian digarap dengan sangat detil, cepat dan halus. Paduan gerakan slow motion juga sangat menakjubkan, mengingatkan saya akan film 300. Kalau dilihat dari jurus2 yang ditampilkan dalam Kungfu Panda, sepertinya film ini mengambil banyak referensi dari film2 kungfu mandarin. Semuanya menjadi unik karena yang melakukan aksinya adalah para hewan CGI. Fiuh, para animator di dreamworks benar2 telah melakukan kerja keras dan hasilnya memang sangat memuaskan.

Humor2 yang ditampilkan di film ini juga cukup lucu dan segar. Seringkali kita dibuat tergelak oleh tingkah konyol Po. Panda bulat yang sangat loveable ini pasti akan menjadi favorit tiap anak2. Berbeda dengan Eddie Murphy yang bisa optimal dalam mengeksplor semua potensinya dalam tokoh Donkey di Shrek, tokoh Po memang sedikit berbeda dengan stereotip karakter yang biasa Jack Black mainkan. Tapi overall lumayanlah, lihat saja aksi Jack Black di studio rekaman, rasanya sudah cukup heboh, bukan?

Kung fu Panda adalah film yang seru dan menghibur dan rasanya wajib ditonton bersama semua anggota keluarga.

Monday, July 7, 2008

Tentang Impian dan Layang-Layang

Anak itu berlari dengan langkahnya yang kecil

Menuju lapangan luas di depan rumahnya

Layangan kecil menggantung di tangannya yang mungil

Sendirian berusaha untuk menerbangkan layangan

Layangan sempat terbang rendah

Untuk kemudian terantuk kembali ke tanah

Lagi, lagi, dan lagi…

Sampai akhirnya berhasil melayang tenang di udara

Tinggi, tinggi, dan makin tinggi

Sampai menjadi titik kecil di langit biru

 

Pikirannya kembali dari dua dekade yang telah ia lalui

Ia tersenyum ketika pikiran membawanya kembali

Rasa rindu dan kangen membakar hatinya

Ingin ia menukar beberapa jam masa sekarangnya

Untuk sekedar bermain layangan

Berusaha sendiri menaikkannya ke udara

Merasakan hembusan angin yang menerpa menyejukkan

Ah asyiknya, mungkin suatu saat nanti…

Dengan Dee kecil menyemangati di sampingnya

Friday, July 4, 2008

Tentang Kerinduan dan Hijaunya Negeri Kita

Gara2 membaca postingan ndorokakung, saya menjadi terinspirasi untuk menulis juga. Kebetulan saya kemarin juga memposting tentang film doraemon yang berjudul Nobita and the Green Giant Legend. Di poster filmnya terlihat gedung tinggi diselimuti hijaunya dedaunan. Lalu di sebelah Nobita dan Doraemon juga masing2 berdiri sebatang pohon besar. Yang menjadi main attraction di sini adalah makhluk yang sedang melayang di udara, apa itu? Kibo kah? Mungkin semacam roh pohon/daun, entahlah saya kurang mengikuti film2nya Doraemon.

 

Memang menarik kalau melihat fenomena yang sering timbul di film2 animasi Jepang yang berkualitas. Sepertinya mereka seringkali mengupas soal isu2 lingkungan hidup, back to nature. Yang paling jelas terlihat di film2nya Hayao Miyazaki, sebut saja yang judulnya Princess Mononoke yang bercerita tentang kelestarian alam versus revolusi industri. Mata kita senantiasa dimanjakan dengan pepohonan dan dedaunan hijau jika menyaksikan film2 animasi produksi studio Ghibli ini. Lihat saja view sebuah desa di lembah angin pada film Nausicaa yang menjadi ilustrasi di postingan ini, indah bukan?

 

Seorang kritikus dari Amerika pernah dengan sinisnya menyindir film2 Hayao Miyazaki. Dia mengatakan bahwa film2 ini hanya menawarkan mimpi tentang hijaunya alam di negeri sakura tersebut. Karena kenyataannya, di Jepang hutan yang hijau telah tergantikan oleh hutan beton yang kaku. Hijaunya dedaunan itu memang telah ditukar dengan barisan pabrik dan gedung bertingkat modern.

 

Doraemon pun begitu, masih ingat tempat main Nobita dkk di bukit belakang sekolah? Yah bukit itu begitu asri dengan banyaknya pepohonan yang tumbuh di sana. Mimpikah? Mungkin memang benar, tapi saya tidak mau menyalahkan film2 animasi Jepang. Menurut saya, mereka hanya merindukan Jepang di masa lampau, ketika negeri mereka masih hijau dan hutan2 belum habis ditebang. Dari kerinduan mereka yang menumpuk itu lah yang akhirnya mereka tuangkan dalam bentuk film animasi. Kita tidak bisa menyalahkan orang yang sedang rindu bukan? Manusiawi.

 

Ada kata2 bijak yang berkata: “Negara yang maju bukan negara yang memiliki banyak sumber daya, tapi yang bisa memanfaatkan sumber daya tersebut”. Lalu kalau sumber daya alamnya sudah habis bagaimana? Ya seperti Jepang itulah, mereka cuma bisa rindu dan kangen. Lalu apa yang didapat dari pesatnya pertumbuhan ekonomi yang selalu dibangga2kan tiap negara maju? Apa hasil akhir yang didapat? Tingkat kriminalitas yang tinggi? Polusi yang menyesakkan dada? Global Warming yang pelan2 tapi pasti menghantui seperti layaknya hari kiamat? Tingkat bunuh diri yang tinggi? Masyarakat yang stress dan makin mudah untuk berbuat anarkis?

 

Entahlah teman, saya sendiri tidak punya jawabannya. Tapi yang pasti setiap saya menegok ke arah jendela ruang kerja, saya tidak hanya bisa melihat trafo yang berdiri kokoh, tetapi juga pohon besar dan perbukitan yang hijau. Indonesia memang masih beruntung karena kita tidak perlu jauh2 hanya untuk sekedar melihat pemandangan yang hijau penuh pepohonan yang rimbun.

 

Tapi bagaimana nasib negeri ini beberapa ratus tahun ke depan? Bukan tidak mungkin akan bernasib sama dengan Jepang. Entahlah…

Wednesday, July 2, 2008

Doraemon dan Bioskop Kesayangan Anda

Ini adalah Doraemon the Movie, Nobita and the Green Giant Legend, film ini dirilis di Jepang sekitar Maret 2008 kemarin.

Ini juga adalah doraemon versi layar lebar, Nobita's Dinosaur, yang sebentar lagi (atau sudah?) tayang di jaringan bioskop 21. Ini adalah film remake yang aslinya tayang tahun 1980 di Jepang. Film remakenya sendiri rilis di Jepang tahun 2006.

Gubraks...!!! Kenapa yah, kok film 2006 di Jepang baru diputar di bioskop kesayangan anda tahun 2008? Istilahnya, makanan yang diberi pengawet kimia pun mungkin akan kadaluwarsa dalam waktu 2 tahun. Padahal ini Jepang loh, sama2 negara asia, kenapa bisa telat 2 tahun begitu? Padahal film Hollywood saja bisa rilis serentak di Indonesia, bahkan Transformers jadwal rilis di Indonesianya secara ajaib bisa mendahului Amerika.

Tanya Ken...apa...??