Friday, August 29, 2008

Kilo Klean

Ceritanya minggu lalu kami tertarik untuk mencoba mencuci baju di laundry kiloan yang letaknya tak jauh dari rumah. Menarik juga karena harganya cukup terjangkau, perkilonya 6000 untuk cuci dan setrika, 5000 untuk cuci saja dan 3500 untuk setrika saja. Maka kami pun memutuskan untuk mengambil yang cuci dan setrika, toh beda harganya tidak terlalu jauh. Sebenarnya agak ragu juga sih, apakah hasilnya nanti akan bersih dan wangi ya?

 

Di jaman yang serba susah seperti sekarang ini orang memang menjadi kreatif untuk memanfaatkan peluang usaha. Saya lihat sekarang sudah makin menjamur usaha laundry kiloan di daerah Jakarta dan Bekasi. Kalau saya tidak salah, dulu laundry kiloan itu ramainya di daerah Jogjakarta, maklum banyak mahasiswa berarti banyak anak kos2an yang membutuhkan jasa pencucian dengan harga yang terjangkau.

 

Tapi jangankan mahasiswa, hari gini sih rasanya keperluan itu juga sudah mulai merambah di tingkat rumah tangga. Maklum apa2 serba mahal, mencuci di laundry rumahan biasa, yang walaupun tidak bermerk, tetap saja dirasa mahal kalau untuk sekedar mencuci pakaian sehari2. Jadi dengan adanya Laundry Kiloan ini memang sangat membantu bagi kita yang sedang malas mencuci pakaian sendiri hehehe…

 

Bagaimana hasil cuciannya memang masih menjadi pertanyaan. Cucian kami dijanjikan selesai dikerjakan dalam waktu 2 hari. Setelah jadi, wah ternyata lumayan juga hasilnya bersih dan wangi dengan harga yang cukup terjangkau. Maka mulailah hari Senin saya pergi ke kantor dengan mengenakan celana hasil laundry kiloan tersebut. Semua baik2 saja, sampai akhirnya ketika akan pulang kerja… Loh ada apa ini kok kasar2? Oalah tenyata tag tanda cuciannya masih menempel di celana bagian bawah hahaha GUBRAKS…!!! Tapi untungnya sih tidak keliahatan.

 

Dan sesampainya di rumah, ternyata tidak hanya saya, Dee juga mengalami hal yang serupa, hanya saja tagnya masih menempel di baju. Hahaha kami berdua hanya bisa pandang2an dan tertawa sampai sakit perut. Duh, benar2 suami istri yang kompak, sama2 silly & stupid ngga pake life maksudnya…

Thursday, August 28, 2008

Mengemban Tugas Negara ^^;

Awalnya adalah keinginan Kementrian Negara BUMN untuk mengintegrasikan data keuangan dan administrasi dari tiap perusahaan di portal mereka, ujung2nya saya juga yang akhirnya jadi martir untuk mengisi entry data keuangan perusahaan. Duh kalau begini caranya, kapan waktu saya untuk ngeblog mengerjakan tugas rutin yang sudah mulai menumpuk?

 

Yah namanya juga tugas negara, harus dikerjakan dengan penuh keikhlasan, motivasi dan dedikasi tinggi, halah…. Hehehe

 

Tenang Sky, besok bos2 pada pergi ke gedung garuda. Jadi kamu bisa ngeblog mengerjakan tugas2 rutin dengan tenang.

 

I hope…

Who Landed upon Our Roof

Chim Chiminy Chim Chiminy Chim Chim Cher-oo

 

Wah akhirnya berhasil juga kami mendapatkan DVD film jadul yang sangat fenomenal ini, makasih untuk Dee yang menemukan film ini di tumpukan DVD bajakan di bilangan Taman Mini hehehe… Sebenarnya saya sudah pernah menemukan DVD ini juga sebelumnya, hanya saja ketika dicoba, cakramnya tak terbaca (padahal DVD playernya merk MAXTRON). Alhasil saya urung membelinya saat itu.

 

Lalu di suatu malam beberapa hari kemudian, kami memutuskan untuk menonton film tersebut. Wah, ternyata sebelum Who Framed Roger Rabbit, Walt Disney sudah berhasil menggabungkan animasi dengan live action di tahun 1964, dahsyat. Hanya saja awalnya saya merasa kalu film ini membosankan, terlalu banyak menyanyi dan menari. Alhasil sukses membuat kami mengantuk dan mengakhiri putaran cakaram di menit ke 57 dari hampir 2,5jam total durasi filmnya. Saya lalu bercanda dengan mengatakan bahwa sebenarnya inti ceritanya mungkin hanya 30 menit, sisanya hanya nyanyian dan tarian. Yang kemudian ditimpali dengan tawa oleh Dee.

 

Lalu beberapa hari kemudian saya melanjutkan menyaksikan film ini. Dengan tubuh dan pikiran yang tidak terlalu lelah, ternyata menyaksikan Mary Poppins menjadi jauh lebih menyenangkan. Rasa bosan langsung tergantikan dengan rasa takjub melihat koreografi memukau yang ditampilkan dalam setiap tarian. Lihat Dick Van Dyke, ah setiap ekspresi mukanya benar2 menunjukkan kalo komedian ini mengeluarkan semua potensinya dalam film ini. Lihat pula Julie Andrews yang tampil begitu cantik di film ini, baik secara fisik maupun aktingnya. Siapapun mungkin takkan percaya kalau ini adalah film pertama yang pernah dibintanginya.

 

Yup, menonton Mary Poppins bagaikan menyaksikan pentas broadway berkualitas dan bercitarasa seni tinggi. Jalan cerita dan pesan moral yang disampaikan bolehlah menjadi bonus yang menghibur dan bisa membuat kita merenung dalam mejalani hidup. Life is short, Why So Serious…???!!! Hehehe mungkin begitu kalau saya boleh meminjam kata2 Joker dari film The Dark Knight.

 

Jadi bagi anda yang belum sempat menyaksikan film ini, ayo cari DVDnya, dan pastikan anda menontonnya dalam keadaan segar supaya tidak merasa bosan dan mengantuk. Dengan subtitle yang berembel2 closed caption, semua lirik lagu tersaji bak video karaoke. Belum lagi bonus the making of yang turut disertakan dalam DVD bajakan ini hehehe dasar mental bajakan, maunya yang murah tapi lengkap. Dan, dijamin anda akan ikut bergoyang dan bersenandung bersama Julie Andrews dan Dick Van Dyke.

 

Just a spoonful of sugar helps the medicines go down… in a delightful way.

Tuesday, August 26, 2008

Perjalanan Panjang Menuju Clone Wars

Ketika tahu kalau Clone Wars akan diputar, saya langsung menjadwal untuk nonton film ini hari Sabtu kemarin. Tadinya saya ingin mengajak Dee, tapi karena anak itu sedang sakit perut, saya jadi tidak tega untuk memaksa. Ya, Dee memang bekerja juga di hari Sabtu walaupun hanya sampai jam 3 sore. Okelah, akhirnya saya memutuskan untuk menonton di pertunjukan paling awal, jam 12.15, jadi pulangnya saya bisa sekalian menjemput Dee.

 

Untuk mengantisipasi, saya malah sudah jalan dari jam 10.30, yah namanya juga Bekasi, kau takkan pernah tahu apa yang akan terjadi di jalan. Jadi saya yakin 100% kalau saya tidak akan telat sampai di tujuan. Malah mungkin harus menunggu lama di Gramedia sampai filmnya dimulai, pikir saya. Dan ternyata, oh no saya baru ingat Hari Sabtu + Bekasi = Neraka di jalan. Tak tahu kenapa, hari Sabtu di Bekasi macetnya selalu gila2an, padahal kalau hari Minggu macetnya tidak sampai separah hari Sabtu.

 

Entah berapa titik macet yang harus saya lalui untuk bisa tiba di tujuan. Dari yang tadinya saya yakin kalau tidak akan terlambat, sampai akhirnya saya mempunyai pikiran, “oh no, I think I’m not gonna make it… hiks…!!!” Tapi setelah akhirnya jam 12.00 saya tiba di depan mall, keyakinan mulai bangkit kembali. Buru2 saya berjalan cepat ke ATM, naik ke bioskop, dan ketika sampai di depan ticket booth (ya di bioskop jadul ini memang masih dipakai), bel pun berbunyi:

 

“Pintu Theater 2 telah dibuka…. Bagi bla bla bka… etc etc etc…”

 

Fiuh akhirnya berhasil juga, perjalanan saya akhirnya tidak menjadi sia2… Nuts, lamanya perjalanan kok bisa sama dengan durasi filmnya. Gokil abis mode: ON.

Monday, August 25, 2008

Star Wars: The Clone Wars

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Action & Adventure
Directed by: Dave Filoni

Oke, anggap saja review saya kali ini adalah review yang ditulis oleh seorang anak kecil yang begitu terobsesi dengan kisah2 dongeng Star Wars. Sebuah review yang ditulis oleh die hard fanboy, star warsy, atau entah apalagi sebutannya.

Ceritanya bersetting di antara Star Wars Eps II: Attack of the Clones dan Star Wars Eps III: Revenge of the Sith. Setelah genderang perang resmi berkecamuk antara pasukan Republik dengan kubu Separatis, secara misterius putra Jabba the Hutt diculik. Siapa yang menculiknya memang masih menjadi misteri. Yang jelas Jabba adalah penguasa outer rim yang tidak memihak Republik maupun Seperatis, dan barangsiapa yang berhasil menguasai outer rim, maka hampir bisa dipastikan kalau nantinya kubu itulah yang akan lebih mudah untuk memenangkan pertempuran.

Republik paham benar keadaan ini, demi mengambil hati Jabba, dikirimlah Jedi Master Obi-Wan Kenobi dan mantan Padawannya yang kini telah menjadi seorang Jedi Master, Anakin Skywalker beserta aprentice barunya, Ahsoka Tano untuk menyelamatkan jiwa bayi Hutt dan mengembalikannya ke pangkuan Jabba. Bila misi ini sukses, tentu saja Republik mendapat dukungan penuh dari kaum Hutt untuk menempatkan military spaceshipnya di seluruh jalur outer rim.

Poin paling signifikan untuk menjatuhkan review buruk bagi Clone Wars ini tentu saja adalah kualitas animasi CGInya. Dengan budet yang terbatas (kurang lebih “hanya” sekitar US $ 10juta), animasi Clone Wars memang sangat kasar. Badan dan muka para tokoh pun terlihat seperti kotak2 yang dibuat apa adanya. Jadi jangan harap melihat animasi CGI sekualitas Wall-E apalagi Beowulf di sini. Ekspresi para tokoh juga terlihat mati di sini, terutama tentu saja Anakin Skywalker hehehe.

Tapi diluar animasi yang memang seadanya, ekspresi yang tidak hidup dan dialog yang agak cheesy tersebut (duh perasaan kok kekurangannya banyak banget yah hahaha), seperti biasa serial Star Wars selalu menawarkan aksi2 seru nan memikat, begitu juga dalam seri yang bisa disebut sebagai Expanded Universe ini. Dengan durasi hanya 90 menit, Star Wars: The Clone Wars benar2 tak memberi kesempatan para penontonnya untuk bernapas mulai dari awal hingga credit title bergulir. Adegan awalnya saja sudah begitu menggebrak ketika pasukan Republik yang beranggotakan Pasukan Klon mencoba bertahan dari gempuran pasukan droid milik separatis yang unggul jauh dari segi jumlah.

Tentu saja fighting scene antara Jedi melawan Sith yang seru dan mendebarkan juga tak pernah gagal menghibur saya. Dan tak lupa, bukan Star Wars namanya kalau tidak menyisipkan pertempuran pesawat yang sangat impresif di dalam maupun luar angkasa. Kita bagai menaiki wahana tornado di dufan, full action packed, ala Star Wars. So, sit tight, relax, enjoy the freakin’ ride.

Menyaksikan film ini tak pelak membuat saya menjadi ternostalgia. Kembali, anak kecil dalam diri saya terlonjak kegirangan saat akhirnya berhasil menyaksikan film ini di layar lebar.

A long time ago, in a galaxy far far way…

Friday, August 22, 2008

A Long Time Ago in a Galaxy

Kemarin ketika melewati gerbang pintu tol, sekilas saya melihat poster itu... WHAT??? Ternyata Star Wars: The Clone Wars sudah main. Saya benar2 tidak menyangka, karena jadwal rilis resmi di Amerikanya 15 Agustus 2008. Ketika sampai pada tanggal itu Clone Wars belum juga masuk di Indonesia, saya berpikir mungkin nasibnya akan sama seperti Wall-E. Tapi ternyata tidak, hanya lebih lambat 1 minggu saja.

Langsung saya cek jadwalnya melalui gprs di ponsel, ouch ternyata Clone Wars hanya diputar di 21 yang paling buruk kondisinya (walapun harga tiket masuknya = XXI yang ada di seberangnya). Oke saya bisa menerima anomali ini (biasanya film terlengkap dihadirkan di XXI yang memiliki 7 studio). Saya maklum, tidak banyak yang menggemari Star Wars karena filmnya sendiri yang terlalu segmented. Bahkan kemarin film ini pun sudah dibantai oleh Tomat Busuk dengan hasil akhir 17%.

17% maksudnya hanya 17% dari total kritikus yang ada di tomat busuk yang mengatakan kalau film ini baik (fresh), sisanya mereview buruk film ini (rotten). Dengan nilai rata2 hanya 4/10, itu berarti hanya 2/5 bintang. Tidak mengapa, apapun yang terjadi saya cukup bersyukur dengan diputarnya film ini di Indonesia, di dekat kediaman saya pula. Lihat saja The Happening yang tidak bisa menembus 21 di daerah tempat tinggal saya.

Jadi semua review buruk itu tidak akan sedikitpun berpengaruh pada saya, maupun Star Wars freak yang ada di galaksi bimasakti ini. Saya masih merinding setiap opening scene dimulai... A long time ago, in a galaxy far far away... Saya tercekat ketika melihat Clone Troopers itu turun dari Republican Ship, oh inilah cikal bakal Storm Troopers yang terkenal itu. Suatu sensasi perasaan yang mungkin takkan bisa dirasakan selain oleh para penggila Star Wars. Masa kecil saya memang dibayangi oleh The Star Wars Saga, I grew up with all that stuff... Dan sampai sekarang kenangan itu takkan pernah bisa hapus.

Masih, berharap dapat menyaksikan Clone Wars di bioskop kesayangan anda.

Tuesday, August 19, 2008

Setelah Nonton, Ada Buku dan Bakso

Setelah hari Minggu kemarin menonton Wall-E bersama Dee, hari Senin kami iseng2 main ke Gramedia Matraman. Wah ternyata banyak banget buku yang bagus2, baik itu buku terjemahan maupun karya penulis lokal. Sayang kocek terbatas, akhirnya buku2 itu cuma bisa saya pandangi sambil ngiler saja hahaha… Dalam situasi kebijakan uang ketat seperti sekarang ini, rasanya tindakan meminjam akan lebih tepat dari membeli (DUH….!!! Giliran nonton film uang kok dihambur2 hihihi)

 

Setelah mengucapkan selamat tinggal dan minta maaf kepada para buku yang menggoda itu karena tidak mampu mengadopsi mereka, perut kami sudah sangat keroncongan minta diisi. Akhirnya (halah, memang sudah diniatin sejak awal) kami memutuskan untuk jajan Bakso Daging Bang Erik. Bagi yang sering ke Gramed Matraman pasti sudah familiar dengan bakso paling nikmat yang ada di Jakarta (well, at least imo) ini.

 

Sebenarnya kami sudah lama berencana makan bakso Bang Erik, tepatnya ketika Gramed Matraman mengadakan diskon gede2an 30% dalam rangka launching geduung dan desain interior baru. Tetapi saat itu kami tidak tahu kalo kedai bakso yang tadinya ada di trotoar jalan persis sebelah Gramed, ternyata telah pindah kira2 100 meter ke arah kampung melayu. Tadinya saya pikir kedainya tutup karena diusir Kamtib, maka urunglah kami makan bakso di situ. Untunglah ketika dalam perjalanan pulang saya melihat kedai bakso itu kini telah pindah, bahkan menempati bangunan yang lebih layak dengan menumpang pada sebuah apotek di pinggir jalan.

 

Dalam hati saya berpikir, yah biarlah terlewat, next time better. Dan akhirnya kemarin kami berkesempatan juga untuk mencicipi nikmatnya bakso Bang Erik, setelah entah berapa tahun yang lalu saya terakhir mencicipinya. Rasanya masih tetap enak dan membuat lidah bergoyang, hanya saja sepertinya porsinya menjadi lebih sedikit. Dee memesan es podeng, saya pun ikut2an pesan satu, wah ternyata enak juga rasanya.

 

Jadi bagi anda yang suka makan bakso dan suka berbelanja buku di gramed matraman, jangan lewatkan sajian kuliner yang satu ini. Bakso Daging Bang Erik tidak tutup kok, hanya pindah tempat saja.

WALL-E

Rating:★★★★★
Category:Movies
Genre: Science Fiction & Fantasy
Directed by: Andrew Stanton

Apa jadinya jika sampah begitu banyak menggunung di bumi sehingga planet biru yang kita tinggali ini menjadi tidak sehat dan tak layak huni? Manusia berkoloni meninggalkan bumi dengan sebuah spaceship raksasa AXIOM, dan hidup nyaman di dalamnya selama ratusan tahun.

Itulah yang terjadi dalam film animasi Pixar teranyar, Wall-E. Robot kecil Wall-E itu sendiri adalah singkatan dari Waste Allocation Load Lifter Earth-Class, yaitu robot yang bertugas untuk mengorganisir gunungan sampah agar bumi menjadi lebih bersih,teratur dan layak huni tentunya. Wall-E yang dijalankan dengan tenaga surya sangat setia menjalankan tugasnya selama 700 tahun, dengan seekor kecoak sebagai pengusir rasa sepi. Sampai akhirnya datanglah robot modern dari luar angkasa yang bernama EVE. Sebenarnya Eve adalah robot yang dikirim dari Axiom untuk mencari sesuatu yang bisa mengindikasikan kalau bumi telah layak huni.

Wall-E yang ratusan tahun tinggal dalam kesepian sontak langsung jatuh cinta pada Eve yang putih bersih dan sangat cantik. Mulailah perjuangan Wall-E yang seringkali membuat penonton tergelak untuk menarik perhatian Eve yang dingin dan indifferent tetapi bisa sangat agresif jika mencurigai sesuatu yang mangancam kelangsungan misinya. Sampai akhirnya Wall-E terbawa ke luar angkasa hingga tiba di Axiom demi mengikuti sang pujaan hati yang oval bak telur ayam kampung itu.

Pixar terus bereksplorasi, kali ini yang paling dimanjakan adalah kami, para pecinta film2 science fiction penjelajahan ruang angkasa. Memang cerita tentang manusia yang berkoloni ke luar angkasa dan rindu akan bumi, kampung halaman yang sebenarnya, sudah pernah difilmkan sebelumnya dalam Titan AE. Hanya saja dalam Wall-E ceritanya agak unik karena yang menjadi tokoh utama adalah para robot yang di”manusiakan”, sehingga memiliki semacam perasaan. Alhasil film ini menjadi nyaris tanpa dialog, yang ada hanya sound effect dan musik jadul manis yang mengiringi.

Salut buat Pixar yang berani membuat keputusan untuk membuat film semacam ini. Memang sih, ada beberpa hal yang aneh dan tak masuk akal. Mesin tua yang bisa terus beroperasi selama 700 tahun kedengarannya sangat mustahil. Lihat juga tumbuhan yang bisa hidup tanpa sinar matahari untuk proses fotosintesisnya. Tapi hey, ini kan film kartun, apalah artinya itu semua jika dibandingkan dengan seekor tikus yang jago masak?

Berbeda dangan Titan AE, cerita dalam Wall-E lebih simpel dan ringan, cocok untuk anak2 maupun dewasa. Untuk mengatasi kebosanan, di awal film disajikan humor2 yang lucu, penonton pun dipaksa untuk menertawakan tingkah lucu dan konyolnya Wall-E dan juga Eve melalui gesture mereka. Bahkan hal yang kelam dan menyedihkan pun bisa dijadikan bahan lelucon di tangan para seniman Pixar. Tak melulu komedi, emosi penonton juga turut diaduk2 dalam menyaksikan kehidupan Wall-E dalam kesendiriannya. Disajikan dengan grafis 3D yang sangat detil dan halus, rasanya animasi Pixar makin sempurna saja walaupun untuk karakter manusianya Pixar tetap berpegang teguh pada jalurnya yang cartoonish, tidak realistik seperti pada film Beowulf misalnya.

Tak lupa di pertengahan sampai akhir cerita, disajikan pula suspense dan action yang seru ala Pixar. Tentu saja moral lesson tentang lingkungan hidup tak lupa pula disisipkan. Gaya hidup perkotaan yang gila gadget/teknologi Informasi dan kurang berinteraksi dengan masyarakat di sekitarnya juga tak luput kena sentil.

Saya memang tak sampai merinding seperti ketika menyaksikan Rattatouille, tapi tak dapat disangkal, sekali lagi Pixar kembali berhasil (so far belum pernah gagal) memproduksi sebuah film animasi yang kualitasnya di atas rata2.

Friday, August 15, 2008

Sungguh WiFi yang Aneh

Lagi2 internet di kantor menunjukkan keanehan yang tak ada habisnya.

 

Ceritanya teman saya membeli sebuah Laptop baru yang sangat kinclong, sampai2 saya pun ngiler melihatnya, halah apaan sih? Merknya Acer, prosesornya Intel Centrino, RAMnya belum diapa2in sudah 1 GB, max 4 GB. Harganya 8 jutaan. Loh ngapain juga saya malah ngebahas spec Notebook di sini hihihi…

 

Lalu teman saya bingung karena tidak bisa mengakses internet lewat laptopnya itu. Setelah caya cek, benar kok wifinya sudah disetting dan koneksinya juga OK. Kali ini saya juga jadi bingung, kenapa tidak bisa mengakses internet yah? Saking putus asanya, saya klik koneksi LANnya. Kantor kami memang memakai proxy server, tapi masa sih koneksi wifi harus menyeting konfigurasi LAN juga? Tapi ya namanya orang putus asa, tetap saja saya lakukan.

 

Dan ajaib, voila, akhirnya laptop nan kinclong itu berhasil juga terhubung ke internet.

 

Tapi sampai sekarang saya masih tetap bingung, pasalnya kemarin dengan menggunakan HP di kantor, hanya perlu menyeting koneksi wifinya saja tanpa perlu pusing2 mikirin konfigurasi LAN.

 

Tanya Ken…apa?

Jalan Santai 2008

Menjelang tanggal 17 Agustus, kantor kami selalu rutin mengadakan acara jalan santai untuk menyambut hari kemerdekaan dan hari jadi perusahaan yang jatuh pada tanggal 26 Agustus. Tahun 2008 ini gerak jalan santai diselenggarakan kemarin, tanggal 14 Agustus. Awalnya saya memutuskan untuk tidak ikut karena perut agak mulas karena sehari sebelumnya makan pedas (Wi, kering kentang loe ada 2 versi ya?). Tapi akhirnya saya nekat juga ikutan jalan santai, beruntung sesampainya di garis start rasa mulasnya langsung hilang.

 

Sebenarnya tidak ada yang mewajibkan para pegawai untuk ikut acara jalan santai ini, tapi sayang rasanya kalau tidak ikut. Maklum saya tidak pernah berolahraga, jadi saya ingin memanfaatkan kegiatan ini untuk sedikit menggerakkan badan. Apalagi para direksi yang sudah tua2 saja ikut, masa saya yang masih muda tidak ikutan sih? Bagaimana mau menyemangati para pensiunan kalau saya sendiri tidak ikut? Makanya sampai saat ini Alhamdullilah saya belum pernah absen mengikuti acara jalan santai.

 

Sebenarnya kalau dilihat dari jarak, jalan santai ini tidak terlalu jauh, paling hanya beberapa kilometer saja (selama masih jalan, bukan LARI, saya sih OK2 saja). Tapi yang menjadikan jalan santai ini berat buat saya adalah medannya. Kami diantar dengan bis atau mobil sampai ke garis start yang letaknya di belakang kantor pusat, sedangkan garis finish ada di depan kantor pusat. Nah, areal di sekitar kantor kami memang aslinya adalah perbukitan, jadi jalannya tidak datar, melainkan naik turun meskipun seluruhnya sudah di aspal. SO, jalan tanjakan itu yang bikin nafas terengah2 dan kaki serasa mau copot hahaha…

 

Saya rasanya mau pingsan setelah finish tahun 2007 kemarin, mata sudah mulai berkunang2, dan setelah tiba di kantor saya langsung duduk untuk ngumpulin nyawa hehehe… Entahlah, mungkin karena saya kurang tidur malamnya. Padahal tahun lalu saya tidak jalan dari garis start karena datang terlambat, jalan sudah ditutup sehingga mobil tak bisa lewat sampai ke garis start. Alhasil saya hanya melakukan sekitar 70% dari total jarak tempuh. Tapi tahun ini kondisi saya lagi OK, jadi tidak terlalu bermasalah seperti tahun lalu.

 

OK, rute di awal start langsung menggebrak karena jalan sedikit menanjak. Tapi ketika jalan mulai menurun, rasanya enteng sekali, lumayan untuk mengistirahatkan jantung dan mengambil nafas demi tanjakan berikutnya. Langkah saya buat selebar mungkin, satu persatu peserta di depan akhirnya saya lalui (oia tidak semua turunan itu enak, yang terlalu curam justru malah membuat kaki lelah). Ah enteng ini, semua peserta yang baru pertama kali ikut jalan santai pasti berpikir begitu. Padahal rute yang paling berat JUSTRU ketika akan memasuki garis finish, check point terakhir, jembatan yang menyebrangi sebuah sungai kecil.

 

Ini jalur neraka, the point of no return, bagi yang tidak kuat sebaiknya naik angkot saja kalau tidak bisa mendapatkan mobil/motor tebengan. Kenapa? Karena mulai dari sini hanya ada jalan mendaki, tak ada turunan. Hanya ada jalan yang agak datar untuk kemudian disusul oleh tanjakan yang lebih curam, huf benar2 menghabiskan nafas dan menyiksa kaki. Dalam kelelahan saya mendengar seorang ibu yang berjalan di depan saya berkata:

 

“Kalau ramai2 kita bisa ya, coba kalau sendiri, mana sanggup jalan seperti ini?”

 

Saya jadi berpikir, iya juga ya… Justru dengan banyaknya peserta itulah yang memacu semangat kita untuk berjalan sampai ke garis finish. Kalau sendirian, pasti sudah dari tadi saya menyetop angkot hahaha. Saat 200 meter lagi menjelang finish, saya ngiler melihat ibu2 minum teh botol di warung, tenggorokan rasanya kering mencekat. Ahirnya saya pun turut serta berhenti sejenak di warung itu untuk membeli minum, woooohhhh, sebotol fruti rasanya seperti air dari surga hehehe srut srut [sucking bottom].

 

Oia, tahun ini lagi2 saya tidak beruntung mendapatkan hadiah doorprize. Jangankan Suzuki Spin, kipas angin saja gagal diraih. Dan… Kenapa juga doorprize DVD playernya harus bermerk MAXTRON? Kenapaaaa? Aaaarggghhh… Envy Mode: ON

Wednesday, August 13, 2008

Senandung Sunyi

Lelah

Terasa ketika badan itu terhempas

Badan bobrok yang tak kuasa lagi

Menahan beban hidup yang terus menghantam

Bagai karang rapuh yang dipaksa menahan

Barisan ombak yang tinggi membumbung

 

Tak kuasa

Entah untuk berapa tahun lagi

Mungkin saatnya akan datang

Ketika tubuh lemahnya terbaring

Untuk selamanya

 

Tak Siap

Dia merasa tak siap

Terlalu sedikit amalan mengalir

Begitu banyak dosa tertoreh

Takkan pernah siap

Sampai kapanpun

 

Senyuman

Yang membuatnya mampu menjalani hidup

Sebuah senyuman kecil itu

Yang selalu setia menemani harinya

Puluhan tahun yang penuh makna

Masih, mencoba tuk bertahan

 

Biarlah

Bila saatnya nanti

Sang malaikat maut

Mungkin akan disambutnya

Dengan tangan terbuka

 

Ayo tersenyum lagi bidadari kecilku

Logo Baru Kick Andy

Kick Andy ganti logo.

 

 

Wah acara talkshow mingguan yang disiarkan di metrotv itu akhirnya tampil dengan logo baru. Selain itu jam tayangnya juga bergeser lebih awal 1 jam, yaitu tiap hari Jumat pukul 21.30 sampai dengan pukul 23.00. Kick Andy memang acara talkshow yang sangat mendidik, memacu motivasi hidup dan sarat akan nilai moral. Dibawakan dengan santai dan bersahabat oleh Andy F Noya, tema yang berat sekalipun bisa ditampilkan dengan ringan dan menghibur karena sesekali diselipi juga dengan humor. Tak heran penontonnya makin lama makin bertambah banyak. Pemirsa TV lokal saat ini memang haus dengan sajian berkualitas seperti ini.

 

Pertama kali saya mengetahui tentang Andy F Noya adalah dari beberapa film dokumenter yang diputar di Metrotv. Saya memang menyukai film2 dokumenter, baik yang bersegmen dewasa maupun yang ditujukan untuk anak2. Nah, nama Andy itu sering saya liat bertengger sebagai produser di situ. Orangnya sendiri baru saya lihat ya di acara Kick Andy. Tapi entah mengapa acara yang begitu bagus tersebut tidak mendapat waktu penayangan yang strategis. Padahal acara ini sangat cocok untuk disaksikan bersama seluruh anggota keluarga. Kalau tidak salah dulu acaranya dimulai jam 22.30. Alhasil episode yang saya lihat pun bisa dihitung dengan jari.

 

Diantaranya adalah episode Laskar Pelangi, sang preman tenebeng Hercules, dan episode dengan bintang tamu seorang mantan intelijen yang namanya saya lupa. Memang sih ada siaran ulangnya, tapi itupun tidak pada jam tayang ideal, siang menjelang sore, ya ujung2nya terlewat juga oleh saya hehe… Bahkan jam 21.30 menurut saya masih kurang ideal. Lebih pas kalau ditayangkan saat prime time pukul 20.00. Atau paling tidak pukul 21.00 lah. I wish…

 

Melihat kualitas, ketenaran dan nama besar Kick Andy, saya jadi teringat dengan ratu talkshow Oprah Winfrey yang cerdas dan juga memiliki acara yang memikat. Apalagi sekarang Kick Andy juga sudah dipersenjatai dengan website sendiri. Tak kalah, kini berdiri pula Kick Andy Foundation yang di awal lahirnya telah memiliki program 1000 kaki palsu yang bersumber dari salah seorang bintang tamu acara Kick Andy dan didukung sepenuhnya oleh KAF. Masih kurang? Tak lama lagi Andy F Noya juga akan menerbitkan buku, Andy’s Corner, wah…

 

Salut deh buat Bang Andy yang sedang dalam perjalanan menuju Oprahnya Indonesia, sukses terus… Bravo juga buat Metrotv yang memanjakan pemirsanya dengan program2 yang berkualitas.

 

www.kickandy.com

Tuesday, August 12, 2008

Google Search VS Multiply

Awalnya saya ingin memasang search engine di MP saya, maka mulailah saya berkelana di ranah google. Astaga, ternyata ingin pasang search engine saja kita harus membuat aplikasi untuk Google AdSense, fiuh. Padahal saya tidak berniat untuk mencari uang. Saya hanya ingin memasang search engine agar mudah bila ingin mencari postingan yang telah lalu sebagai bahan referensi untuk postingan berikutnya.

Akhirnya saya apply juga AdSense itu. Untungnya saya sudah mempunyai account Gmail, jadi proses pendaftaran jadi agak lebih singkat. Setelah selasai, diberitahu bahwa aplikasi saya akan diproses selama 1-2 hari. Aduh, ternyata lama juga ya prosesnya, saya pikir automatically generated.

Akhirnya saya mengecek Gmail lagi hari, wah ternyata sudah ada balasan dari Google AdSense. Isinya adalah langkah2 untuk mengaktifkan mesin pencari saya tersebut. Oke, lagi2 saya klik sana ketik sini untuk aktivasinya. Akhirnya keluar juga kode2 html untuk disisipkan ke MP saya. Lansung saya menuju MP, custumize my site, edit welcome notes… Kopipas kode yang digenerate oleh Google, submit…. Dan…

Ternyata di MP kita tidak bisa memasukkan javascript untuk welcome notesnya. Gubrak… Sia2lah usaha dan penantian saya selama seminggu untuk memasang Search Engine hiks…

Ah beginilah jadinya kalau saya sudah terlanjur jatuh cinta dengan Multiply.

To Kill a Mockingbird

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Literature & Fiction
Author:Harper Lee
Sebenarnya malu juga sih membahas buku ini di kolom review, masalahnya novel ini sudah terbit di tahun 1960 di negara asalnya. Hehe basi banget ya, kemarin saya baru sempat membaca novel ini. Tapi berhubung kolom review saya masih ramping karena jarang diisi, akhirnya saya memberanikan diri untuk menulis novel ini di kolom review. Buku yang memenangkan pulitzer award ini memang layak masuk kategori klasik karena ceritanya yang tak lekang dimakan jaman. Bahkan buku ini dijadikan buku bacaan wajib bagi pelajar di sejumlah negara, karena ceritanya yang sarat akan nilai2 moral.

Ceritanya sendiri terjadi saat Amerika mengalami masa2 sulit great depression. Mengambil setting di sebuah kota kecil Maycomb County, Alabama Selatan, ceritanya bersentral dari sudut pandang seorang anak perempuan yang bernama Jean Louise Finch yang akrab disapa Scout. Gadis kecil yang di awal cerita ini berusia 6 tahun memiliki ayah yang berprofesi sebagai pengacara bernama John Atticus Finch. Kakaknya, Jeremy (Jem) Finch berusia 4 tahun lebih tua dari Scout.

Mereka menjalani sebuah kehidupan sederhana di Maycomb County, sampai akhirnya masalah itu datang ketika Atticus menyetujui ketika ditunjuk menjadi pengacara bagi seorang kulit hitam, Tom Robinson, dalam sebuah kasus penganiayaan dan pemerkosaan yang dilakukan terhadap seorang gadis kulit putih. Hinaan, cercaan dan ancaman pun datang beruntun dari masyarakat terhadap keluarga Finch yang merasa bahwa keputusan Atticus itu mencoreng kehormatan kaum kulit putih.

Di bab2 awal buku ini menceritakan kehidupan kanak2 Scout, Jem, dan Dill yang penuh canda tawa. Cukup menarik juga menyimak cerita2 ketika mereka bersekolah maupun saat bermain di sekitar lingkungan rumah mereka. Interaksi mereka dengan para tetangga juga sering dibahas sebelum ceritanya masuk ke dalam topik rasial yang lebih serius. Cerita subplotnya yang banyak mengajarkan kita agar lebih memahami, menghargai dan bertoleransi terhadap orang lain bolehlah dianggap sebagai bonus yang mengasyikkan dan mencerahkan.

Ya, memang cerita menjadi agak berat ketika masuk pada masalah rasial. Scout yang awalnya bingung ketika banyak hinaan yang ditujukan kepada keluarga mereka hanya karena mereka menganggap bahwa orang kulit hitam itu setara dengan kulit putih, akhirnya menyadari bahwa kebenaran tidaklah selalu menjadi pujaan di negeri yang abu2. Tidak ada batas yang jelas antara hitam dan putih. Di akhir cerita, Scout menyadari bahwa dalam menilai seseorang secara adil kita harus melihat sesuatu dari sudut pandangnya, hingga kita menyusup ke balik kulitnya dan menjalani hidup dengan caranya.

Okelah, jika saya menjelma menjadi seorang afro-amerika dan membaca buku ini, saya pasti akan merasa sakit hati. Dalam menulis bukunya Harper Lee terasa masih merendahkan kaum kulit hitam. Memang benar, keluarga Finch sangat menjunjung tinggi kesetaraan ras. Tapi lihat betapa banyak kata2 “nigger” yang diucapkan di sini, baik oleh masyarakat maupun keluarga Finch. Selain itu di dalam cerita, kulit hitam banyak digambarkan sebagai orang yang kurang berada dan kurang berpendidikan. Stereotip orang kulit hitam kesannya seperti Calpurnia, juru masak yang bekerja sebagai pembantu (juru masak) keluarga Finch.

Tetapi di luar kekurangan itu, buku ini memang menawarkan banyak pesan moral yang positif tentang keseteraan ras. Untuk ukuran novel yang diterbitkan di tahun 1960, yah isunya sudah cukup menyentillah, apalagi di tahun tersebut, isu ras memang masih menjadi sesuatu yang lumayan sensitif. Terlepas dari temanya yang cukup berat, buku ini ternyata sangat menarik untuk dibaca. Bab demi bab terlalui tanpa terasa. Keputusan untuk mengambil sudut pandang cerita dari Scout ternyata merupakan formula yang tepat sehingga membuat ceritanya tidak terlalu berat, selain itu pembaca juga jadi tidak terlalu merasa digurui.

Manusia memang berasal dari akar yang sama, sejatinya tidak ada yang boleh merasa lebih tinggi. Toh di hadapan Sang Pencipta, hanya akhlak yang membedakan derajat kita semua.

Friday, August 8, 2008

Makin Gendut Makin Sexy

Wah, kemarin di ruangan dibagikan USB flash disk lagi. Setelah saya lihat… WHAT? Kapasitas penyimpanannya 4 Giga Byte, wow. Padahal flash disk yang biasa dibagikan di kantor kami adalah flash disk yang memiliki storage yang sudah mainstream. Berarti 4 GB sudah menjadi ukuran yang “biasa” hari ini.

 

Padahal dulu saya masih ingat, di tahun 2005, kapasitas flash disk yang umum adalah 128 Mega Byte. Jadi kalau saya memiliki flash disk berkapasitas 256 atau 512 MB, itu sudah di atas rata2 hehehe… Makanya agak kaget juga ketika kemarin saya menerima yang 4 GB, wuh perkembangan dunia IT memang sangat pesat. Oia, yang gendut di sini adalah kapasitas penyimpanannya, kalau secara fisik sih flashdisk tersebut ukurannya ya segitu2 saja, kecil dan imut, pas di kantong, ringan dijinjing.

 

Yang sulit terpikirkan oleh saya adalah, mau diisi apa 4 GB itu? Yang 512 saja sulit penuhnya. File2 kerja saya kebanyakan dalam bentuk Excel paling hanya menghabiskan beberapa Mega Byte saja. Alhasil flash disk itu kebanyakan berisi lagu2 Mp3 favorit saya. Kemarin ketika berkunjung ke divisi 1 dengan berbekal Flash Disk 512 MB, memorinya memang langsung full, tetapi bukan oleh file pekerjaan, tetapi film Nagabonar 1 yang berformat .avi hehehe…

 

Jadi membayangkan bagaimana perkembangan si gendut yang sexy ini beberapa tahun ke depan, jangan2 nanti kapasitasnya meroket menjadi 120 GB hahaha ngimpi kali yeee…. Pasti bakalan tambah bingung mau diisi apa, tidak hanya lagu2 format MP3, tetapi film2 dengan format sekualitas DVD juga muat dimasukkan ke dalamnya. Wuih.

 

Oke, Mahesa, punya koleksi e-book atau film2 yang OK? Kalau ada dan nanti saya berkunjung ke divisi 1 lagi, minta ya… 4 GB nih…!!!

Dua Iklan Telkom di Televisi

Tadi malam saya berniat menyaksikan film Otomatis Romantis yang akan diputar di RCTI. Tapi karena masih lama, iseng2 saya browsing2 remote dulu ke beberapa TV swasta nasional. Wah ternyata sudah banyak iklan baru. Yang mau bahas di sini adalah iklan Telkom. Kenapa? Karena ada 2 iklan yang sangat bertolak belakang yang ditampilkan di stasiun TV.

 

Yang pertama Telkom Flexi, yang ini lucu banget, kartun hitam putih ala karikatur seorang gadis, badannya dibuat kecil, kepalanya gigantis tetapi cute. Walaupun penampakannya imut, ternyata suaranya bak dinosaurus, meneriakkan keunggulan yang dimiliki Telkom Flexi, tak jauh2 sih, soal tarif murah yang mereka tawarkan. Tapi animasinya memang cute banget. Tak lupa pada akhirnya dibuatkan logo Flexi yang juga dibuat hitam putih & animated ala skesta kartun. BAGUS

 

Yang kedua, Telkom telepon rumah atau yang dalam bahasa telekomunikasi sering disebut PSTN. Iklannya bercerita tentang bapak-ibu pasangan suami istri berusia sekitar 50 tahunan. Sang suami dari gedung perkantoran berusaha menelpon istrinya dengan menggunakan ponsel, tetapi mengalami kesulitan karena suaranya putus2 akibat sinyal yang buruk. Iklan yang rada garing ini ditutup dengan sebuah kesimpulan: lebih baik menggunakan telepon rumah daripada ponsel. Lalu logo Telkom pun muncul lengkap dengan embel2 Committed 2 U. BIASA SAJA

 

Saya sempat tersenyum getir campur sinis menyaksikan iklan yang kedua. Langsung saya tanya Dee, berapa tagihan telepon rumah? Hmm, 90ribu jawabnya. Hahaha meledaklah tawa saya. Kenapa? Iya, karena itu sudah termasuk dengan biaya abodemen yang cukup mahal, entah berapa sekarang. Padahal, dulu sebelum jamannya tarif ponsel murah, tagihan telepon di rumah bisa mencapai 300rb/bulan. Mertua saya memang sering menelepon kakak ipar yang sekarang ikut suaminya yang dinas di pulau Lombok. Tapi itu dulu, sekarang nelpon anak dan cucu di Lombok menggunakan ponsel, paling banter cuma menghabiskan 2000 rupiah saja. Terima kasih banyak kami ucapkan untuk perang tarif yang dilakukan semua provider ponsel.

 

Dahulu, telepon rumah berjaya karena monopoli, praktis tak punya saingan. Mau pasang sambungan baru saja susahnya minta ampun. Sekarang malah mereka sudah tidak menerima pemasangan baru untuk perumahan (cmiiw). Kalau ada yang ingin apply pasti langsung dirujuk ke Telkom Flexi saja. Makanya lucu kalau melihat iklan yang kedua tersebut, hah pasti divisi telepon rumah Telkom sekarang sedang kebat kebit sampai harus membuat iklan garing itu. Pendapatannya mungkin mulai menipis karena jatah kuenya perlahan tetapi pasti diambil oleh provider ponsel yang kini juga mulai menjamur.

Maka terciptalah iklan putus asa itu.

 

Hehe memangnya sekarang masih ada orang yang pacaran menggunakan telepon rumah PSTN, alih2 memanfaatkan ponsel dengan tarif super hemat?

 

PS: Oia, film Otomatis Romantisnya malah tidak ditonton sampai habis, keburu ngantuk dan ceritanya juga mulai garing karena terasa terlalu dipaksakan.

Thursday, August 7, 2008

Pixar dan 21

Kenapa ya, kok akhir2 ini bioskop 21 terlambat dalam memutar film2nya Pixar Disney. Sampai saat ini Wall-E belum juga diputar, padahal film ini sudah rilis di negara asalnya pada bulan Juni 2008. Wall-E bukanlah film Pixar pertama yang terlambat dirilis di Indonesia, sebelumnya Rattatouille juga sangat terlambat diputar di bioskop2 Indonesia.

 

Padahal kalau dilihat dari potensi jumlah penonton, film2 Pixar pasti akan mencetak box office di Indonesia walaupun mungkin tidak semeledak franchise Harry Potter. Karena film animasi pixar adalah film keluarga yang memiliki kualitas di atas rata2. Karakternya kuat, tokoh2nya juga loveable sehingga disukai anak. Penonton dewasa juga tidak akan menyesal mengantarkan anak2 mereka menonton film Pixar, karena dimanjakan oleh cerita yang juga berkualitas. Bahkan sangat mungkin justru malah ortulah yang mengajak anak2 mereka ramai2 pergi ke bioskop hehe

 

Entahlah kenapa hal ini bisa terjadi, tapi yang jelas kemarin seorang teman memberitahu saya kalau Wall-E baru akan dirilis di sini tanggal 14 Agustus 2008. Waduh padahal kalau tidak ada perubahan jadwal, Clone Wars juga akan dirilis 15 Agustus 2008. Hmm, bulan September sudah memasuki bulan puasa, Agustus memang bulan yang baik untuk dilewatkan dengan menyaksikan kedua film ini. Duh, masa kami harus membuat rencana gila2an lagi sih?

 

Walah, DVD bajakannya sudah beredar banyak sekali di mana2 nih. Mudah2an hypenya belum turun drastis ketika Wall-E dirilis di sini besok.

Wednesday, August 6, 2008

Lagu Jadul Ada di Kasur

Beberapa hari belakangan, saya dan Dee punya kebiasaan yang tidak biasa. Awalnya mungkin karena postingan saya yang dulu. Kebiasaan ini dilakukan saat mata mulai 5 watt menahan kantuk menjelang tidur di malam hari. Kebiasaan itu adalah….

 

Nanyi lagu jadul, baik lagu lokal maupun lagu londo.

 

Hyahahahar…. Lagi2 pikiran kembali dibawa mudik menuju negeri antah berantah yang bernama masa lalu. jadi Kangen… Stop, itu lagu dewa19 jadul jaman kami smp ayo coba nyanyikan. Lalu kami pun menyanyikan lagu tersebut. Lagu tahun 80an yang norak2 pun jadi korban kekurangkerjaan kami berdua. Mulai dari lagunya Debbie Gibson, Jasaon Donovan sampai New Kids on The Block tak luput dari suara cempreng kami.

 

Masih ingat lagu Touch Me Touch Me yang pernah menduduki peringkat Number One di Prambors Top 40? Atau lagunya Queen sepeninggal Freddie Mercury? I want it all… yeeei yeah. Lagu itu menjadi sangat fenomenal karena dari status New Entry tapi langsung menerobos menjadi Number One di chart, fiuuhhh… semuanya menjadi proyek keisengan kami di malam hari.

 

Lalu saya diminta mengingat lagu favorit Dee yang dia sendiri malah lupa. Peras otak, konsentrasi, lalu bersenandung:

 

I wonder how, I wonder why

Yesterday you told me about the blue blue sky

And all that I can see…

Just a yellow Lemon Tree

 

Tak pelak kecupan pun berlabuh sebagai hadiah dari Dee untuk Sky yang pandai mengingat lagu lawas milik Fool’s Garden ini hahaha…

 

Saya jadi teringat koleksi kaset saya yang sekarang cuma nangkring di meja belajar. Seandainya saja bisa saya transfer ke format MP3, pasti bakalan seru, bisa mengenang hari-hari yang telah lalu ditemani alunan tembang nostalgia dari Moonpools & the Caterpillars, The Cranberries, Pure Saturday, Mocca, Smashing Pumpkins, Live, dll.

 

Jadi, kapan nih kita mau karaokean di NAV? Masak cuma di kasur?

 

Sepanjang Jalan Kenangan

Sial…. Ditinggal orang2 ke bandung, okelah, always look at the bright side, minimal sekarang saya bisa konsentrasi menulis postingan ini hahaha…

 

Baru2 ini saya nekat merubah rute perjalanan pagi saya, yang tadinya menuju ke Bekasi Barat, sekarang menuju Jakarta Timur, atau lebih tepatnya ke arah Halim. Bus jemputan masih sama, hanya saja yang di Jakarta itu adalah start awalnya, sedangkan yang di Bekasi adalah tempat pemberhentian yang ketiga. Awalnya saya memilih Bekasi Barat karena alasan kelancaran lalu lintas, tapi lama2 merasa lelah juga dengan perjalanan yang cukup jauh itu. Ternyata menuju ke arah Jakarta belumlah terlalu macet jika jadwal keberangkatannya very early in the morning seperti yang biasa saya lakukan, tidak sampai 30 menit sudah sampai di pool jemputan.

 

Rute saya yang baru ini adalah rute yang agak sentimentil buat saya. Karena rute ini pulalah yang selalu saya tempuh 20 sampai belasan tahun yang lalu. Menjadi lebih sentimentil lagi karena gedung itu berdiri persis di pinggir jalan besar, yang kini selalu saya tatap dengan senyum di hati. Ahhh rute perjalanan ini, kok lagi2 malah membuat saya ingin kembali lagi ke masa lalu, andai mesin waktu itu ada. Di gedung itulah saya ketika pertama kali menginjakkan kaki di dunia pendidikan. Kecil, rapuh, percaya diri yang rendah, berusaha untuk menyesuaikan diri di lingkungan baru di mana egosentris bayi harus dibuang jauh2 ke laut.

 

Di TK itu pula saya pernah menangis, bukan karena perkelahian, tapi karena ditinggal jemputan, dan dengan baik hatinnya seorang guru mengantarkan saya pulang dengan mikrolet. Kemudian tahun bergeser, tidak jauh2 (suangat dekat malah), saya pindah ke gedung sebelah. Yup, TK dan SD ini memang masih satu atap, maksudnya bukan berbagi gedung, tetapi memang sama2 milik yayasan sebuah departemen tempat ortu saya bekerja. Saya beruntung bisa sekolah di situ, karena saya merasa di SD inilah yang teman2nya paling kompak.

 

Dulu waktu di SD kami tidak mengenal istilah gank, semua kompak bermain bersama. Pernah sehabis class meeting kami (hampir semua anak cowok) jalan2 ke Gramedia Matraman, untuk sekedar menumpang baca buku anak2 hahaha… Dalam sekejap gramedia yang dahulu belum seluas sekarang, dipadati oleh anak2 unyil berseragam putih merah. Di lain waktu, pernah kami segerombolan main ke rumah anak yang paling pintar di kelas. Bayangkan, bahkan anak yang paling jenius saja mau bergabung untuk bermain bersama.

 

Yang baru kepikiran sekarang sih, bagaimana yah perasaan ortu anak itu kedatangan tamu gerombolan siberat. Pasti pusing banget tuh hahaha… Tapi tidak, sang ibu tetap menyambut dengan senyum, malah saking baiknya, kami semua ditraktir makan bakso yang lewat di depan rumah. Yah walaupun kami berusaha untuk tidak menimbulkan kekacauan di rumahnya, tetap saja yang namanya anak2 pasti berisik dan bikin puising hehe

 

Ada lagi kenakalan yang saya ingat, sebuah tindakan kriminal yang terorganisir. Kami ke rumah si C untuk mengambil video bokep milik ortunya. Lalu ramai2 ke rumah si E untuk menonton. Kenapa? Karena di rumah E tidak ada orang hahaha… Mulai dari anak yang pandai sampai yang paling nakal pun ikut bergabung. Tiak ada batasan, tidak ada paksaan. Jadi di rumah E ada anak2 yang nonton video, ada yang bermain PC games, dan ada juga yang bermain bola di halaman. Kompak banget kan?

 

Yah, sepanjang jalan kenangan ini sekejap membawa saya kembali. Kembali kepada kenangan indah yang selalu terukir rapi di dalam benak saya. Kenangan kecil semasa SD, ada yang lucu, ada pula yang menyebalkan. Tapi tidak, saya takkan pernah melupakannya. Karena semuanya ditutup dengan sebuah kenangan yang indah. I’’ll never forget you guys…!!! I’ll always remember… Tapi sekarang semua teman saya sibuk dengan kegiatannya masing2. Rata2 semuanya sudah sukses yah sekarang, ada yang kerja di BUMN ternama, Kantor Akuntan franchise Amerika terkenal, perusahaan multinasional kenamaan, dll.

 

Sepanjang Jalan Kenangan, muridnya banyak yang telah sukses sekarang, tapi gedung itu sampai kini masih tetap berdiri di situ. Kalaupun ada perubahan paling hanya kelasnya yang bertambah banyak karena bangunannya menjadi bertingkat.

 

Sepanjang Jalan Kenangan, biarlah saya tersenyum, sambil berucap: terima kasih sekolahku tercinta.

 

Kerja kan membawaku, kembali di sini, menuai rindu…

 

Mau Keluar Kok Ditahan?

Ini mungkin pernah, atau bahkan sering dialami oleh sebagian orang. Mungkin bukan sebagian orang, tetapi lebih tepatnya setiap orang. Atau mungkin anda terlalu cuek untuk tidak pernah mengalaminya? Anda mungkin bertanya2, apa sih sebenarnya yang berusaha saya ceritakan di blog ini? Saya sendiri sebenarnya agak bingung bagaimana caranya untuk mengungkapkan hal ini.

 

Okelah, sebenarnya yang saya bahas ini adalah *uhuk-uhuk*… [clear throat]… KENTUT. Tuh kan ancur banget hehehe… Ngga tau kenapa saya ingin membahas hal ini, mungkin lagi kehabisan ide makanya ide yang sebenarnya tabu ini akhirnya saya bahas juga. Ingin posting dari dulu tentang hal ini, tapi baru sempat kepikiran lagi sekarang. Liat saja di media cetak yang terkenal, biasanya mereka minta maaf dulu sebelum menulis kata “kentut”. Memangnya segitu rendahnya kah aktivitas metabolisme yang satu ini? Sampai begitu tabunya perbuatan ini dalam pandangan masyarakat.

 

Padahal kalu dipikir, kentut ini adalah salah satu anugerah Tuhan yang paling indah lho. Coba saja kalau anda tidak bisa kentut, seminggu saja, pasti rasanya akan tidak karuan, dan paling banter anda akan dilarikan ke RS. Masalah timbul ketika suhu di ruangan kerja 20oC, lalu tiba2 anda ingin kentut, duh…!!! Beranikah anda mengeluarkan gas di depan rekan2 kerja anda? Kalau saya, terus terang tidak berani. Malunya itu loh…

 

Sepupu saya pernah bilang, kalau cewek sih memang suka malu2, tapi kalau cowok sih cuek aja. Tapi tetap saja, saya belum PD kentut di depan orang banyal. Kalau tidak berbunyi sih tak masalah, paling baunya saja yang menyebar di seantero ruangan. Tapi siapa yang bisa jamin kalau kentut kita sudah diset ke silent / vibrate only? Pernah saya mencoba untuk ke toilet demi melepas gas ajaib ini, tapi sesampainya di sana, rasa ingin kentut itu tiba2 hilang dan baru muncul lagi setelah saya kembali ke ruang kerja. Aaaarrrrggghhh…

 

Lalu apa akibatnya kalau kita menahan kentut? Jika terlalu lama pasti perut kembung, karena anginnya berputar di situ2 saja, makin lama makin bertambah banyak pula. Wah rasanya memang ngga karuan deh kalau kita tidak mensyukuri nikmat Tuhan dengan menahan kentut ini hahaha…

 

Kadang saya suka mengkhayal… Ah, seandainya kentut itu seperti bersendawa pasti dilema ini takkan pernah terjadi. Kita takkan perlu merasa malu, karena bersendawa bisa diatur volumenya, mulai dari sangat keras sampai tidak berbunyi. Kadang saya juga berkhayal menjadi Evie Garland di serial lawas Out of this World, ah enaknya, kalau ingin kentut tinggal menempelkan kedua jari jari telunjuk untuk sesaat menghentikan putaran waktu, lalu setelah selesai tinggal menempelkan kedua telapak tangan untuk kembali menjalankan waktu.

 

Hahaha sampai segitunya ya? Nah, apakah anda sudah berani kentut di depan umum?