Thursday, April 30, 2009

Kebahagiaan = Rasa Syukur

Sebuah percakapan yang pernah terjadi di sebuah tempat kerja.

Pejabat Muda (Pria): Calon suamimu itu pekerjaanya apa?

 

Staf Baru (Wanita): Uhm… Staf juga

 

Pejabat: Cuma staf? Perusahaan apa?

 

Staf: Ahh Perusahaan kecil kok…

 

Pejabat: (dengan mimik muka yang meremehkan) Cuma staf di perusahaan kecil? Untuk seorang secantik dan secemerlang kamu, masa hanya bisa mendapatkan itu? Ngga level dong.

 

Staf: …..

 

Hufff… Betapa sombong pejabat itu, saya yang kebetulan mendengar cerita ini sampai gemas sendiri dibuatnya. Okelah, pejabat itu memang pandai, peraih gelar master di luar negeri. Istrinya pun cantik dan telah memegang posisi penting di sebuah perusahaan besar. Tapi apakah dengan begitu berarti dia bisa dengan seenaknya melecehkan seseorang yang keadaanya tak seberuntung dirinya?

 

Apa haknya pula ia mengomentari soal jodoh orang lain? Padahal kedua ortu calon mempelai saja sudah merestui perkawinan mereka. Lagipula, bukankah jodoh itu sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa? Kenapa harus repot dengan menyakiti perasaan orang lain? Toh tak ada yang bisa menjamin kalau mahligai perkawinan pak pejabat itu akan langgeng. Siapa yang tahu? Bisa jadi di tengah jalan justru pak pejabat itulah yang akhirnya berselingkuh.

 

Kekayaan, kesuksesan dan jabatan yang bergengsi memang bisa meningkatkan rasa kebahagiaan dalam suatu rumah tangga. Tapi perlu diingat ya pak pejabat, itu bukanlah satu2nya komponen kebahagiaan dalam kehidupan berumah tangga. Karena bisa saja, justru keluarga kecil staf itu yang akhirnya beroleh kebahagiaan yang lebih besar.

 

Karena kebahagiaan yang hakiki itu adalah bukan sekedar sebarapa banyak harta yang telah kita miliki, tetapi seberapa rasa syukur kita untuk setiap kenikmatan yang telah dilimpahkan Tuhan kepada kita. Manusia takkan pernah merasa puas, tapi saat dia merasa bersyukur dengan apa yang telah ia peroleh, itulah kebahagiaan yang sesungguhnya. Bagai menyesap sari buah manis yang menyegarkan setelah bersusah payah dan bekerja keras untuk mendapatkannya.

Monday, April 27, 2009

Kenapa Kok Kamu Selingkuh?

Wajahmu ceria saat BlackBerry itu berdering

Paras ceriamu diikuti oleh tawamu yang renyah tergelak

Penantianmu terjawab ketika akhirnya dia menelepon

Lagi satu hari kau lewatkan dengannya

Hanya suara, yang terbawa oleh gelombang radio

Tak mengapa, itu semua mengubah harimu menjadi lebih berwarna

 

Satu hari lagi

Satu hari yang kau lewatkan bersamanya

 

Tidak denganku, tapi dengannya

Bukan bersamaku, tapi bersamanya

Bukan candaku, bukan candanya yang kini membuatmu tertawa lepas

 

Tahukah kau, hatiku hancur di sini

Untuk setiap senyum yang kau berikan padanya

Untuk setiap derai tawa yang kau tujukan padanya

Untuk setiap saat penuh warna yang kau habiskan bersamanya

 

Tak ingatkah kau dahulu

Mataku lah yang menatap mata beningmu, tulus ikhlas penuh kekaguman

Tingkah konyolku lah yang mengguratkan senyum manis di wajahmu yang cantik

Candaku lah yang selalu mengiringi hari2mu yang penuh tawa

Teleponku lah yang selalu kau nanti di penghujung sore

Bukan matanya, bukan pula tingkahnya

Bukan candanya, bukan pula telepon darinya

 

Masihkah kau mengingatnya, sayangku

Ketika kebaya yang kau kenakan bersimbah keringat karena gundah hatimu saat menantikan aku untuk datang melamarmu

Ketika kau tak kuasa menahan derasnya air mata yang mengalir saat kuucapkan janji setia sehidup semati itu di depan ayahmu

Ketika tangis kita pecah menghadapi semua masalah yang menghadang di awal kebersamaan kita

Saat senyum dan tawa kita berderai saat kita satu persatu berhasil mengatasi semua masalah yang membukit karang

 

Masih ingatkah kau, sayangku, masih ingatkah engkau…

 

Aku tahu kini kau melangkah bimbang di simpang jalan

Kemarilah, coba untuk terakhir kalinya, peluk erat diriku

Pandangi lekat wajahku, tatap tajam mataku

Kau masih akan selalu bisa merasakannya kehangatannya

Hampir 1 dekade yang telah kita lalui

Takkan mengurangi rasa sayang itu di hatiku

 

Aku masih menantimu di sini

Di bawah semburat jingga kemilau langit sore

 

Sekali lagi sayangku

Tatap mataku

Tanya hatimu

Jawab dengan jujur

Masihkah kau akan meninggalkanku?


Dan oh, tidakkah kau ingat sayangku, ringtone di BBmu itu kan lagu kita?

Manusia Takkan Pernah Puas

Namanya juga manusia, mana mungkin pernah puas.

 

Yang belum punya anak, kepingiiiiiiiiiiiiiiiiin banget punya anak

Yang punya anak perempuan, belum puas, kepingin punya anak laki2.

Yang punya anak laki2, tetap penasaran kepingin punya anak perempuan.

Lah terus gimana yang sudah punya paket komplit anak laki2 dan perempuan?

 

Wah pasti sudah puas dong?

 

Sssssttt… Denger2 sih banyak yang belum puas juga…

 

Loh kenapa?

 

Katanya banyak yang pingin kawin lagi…



The Curious Case of Benjamin Button

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Drama
Directed by: David Fincher

Oke2 review ini memang sudah sangat telat. Kebetulan saya memang tidak sempat menyaksikan filmnya d bioskop. Hehe belakangan ini saya dan Dee memang belum pernah nonton ke bioskop lagi (OUCH…!!!). Tadinya mau pinjam DVD bajakannya ke sepupu, sayang DVDnya keburu dipinjam oleh yang lain. Dan seperti biasanya ketika berkunjung ke rumah kakak, ternyata dia sudah mendownload versi screening, file MKV lengkap dengan english subtitlenya (oooh yeah ^_^).

Turn Back Time

Di sebuah Rumah Sakit New Orleans, beberapa saat menjelang terjadinya badai Katrina tahun 2005 di New Orleans, seorang nenek tua renta yang terbaring lemah di tempat tidur RS menceritakan sebuah kisah masa dari lalu kepada putrinya.

Alkisah, setelah berakhirnya perang dunia I, seorang pembuat jam kenamaan menciptakan sebuah jam untuk diletakkan di stasiun kereta di New Orleans. Sebuah jam yang tidak normal karena jarum detiknya bergerak berlawanan dengan arah jarum jam.

Di suatu malam perayaan berakhirnya perang dunia I, seorang bayi laki2 lahir, bayi mungil dengan fisik seorang kakek umur 80 tahun lengkap dengan kulit keriput dan tulang yang rapuh. Lalu dimulailah cerita tentang seorang yang bernama Benjamin Button tua, yang tumbuh menjadi muda.

While everybody is growing to be old, Benjamin on the other side, is growing young. Ya, dimulailah perjalanan Benjamin mencari jati dirinya, menjalani pahit dan manisnya kehidupan untuk kemudian menemukan cinta. Ah ya…. Cinta sejati.

Menyaksikan film ini, kita seperti dibawa untuk mengikuti biografi kehidupan seorang pria. Seperti layaknya Forrest Gump yang menceritaikan kehidupan warna warni dilihat dari mata seorang yang berkebutuhan khusus, kisah Benjamin tak kalah unik, kalau tidak bisa dibilang lebh dongeng.

Film yang diangkat dari cerita pendek ini memang menarik dan selalu membuat kita penasaan untuk terus mengikutinya sampai akhir cerita. Bagaimana tidak, dia lahir tua untuk kemudian selalu menjadi lebih muda di setiap waktu.

Apalagi film ini didukung oleh Brad Pitt dan Cate Blanchett yang berakting memukau dan mendapatkan chemistry yang tepat, lihat aja, 2 huruf terakhir pada nama belakang pemeran utamanya sama hahaha… Memang sih di beberapa bagian, film ini agak dragging dan terkesan membosankan akibat detilnya cerita dan panjangnya durasi. Tapi entah kenapa saya malah menikmati kisah demi kisah yang mengisi lembaran hidup Benjamin. Hehe saya memang aneh ya, bayangkan film Artificial Inteligent saja masih saya nikmati kok hihi…

Oh ya ada favourite scene saya dalam film ini yang saya anggap digarap dengan amat sangat brilian, yaitu adegan The Accident. Mulai dari proses penulisan skrip hingga pengambilan gambarnya terasa sangat mulus, dan hasilnya… Decak kagum dari Sky hihihi… Saya membayangkan, uuuhh pasti proses penulisan skripnya sangat rumit di adegan yang sangat kompleks ini. Tetapi eksekusi akhirnya memang sangat memukau dan patut diacungi 2 jempol, sepertinya David Fincher show off di sini.

Saya tersenyum ketika seorang teman mencak2 karena film ini berhasil memenangkan Oscar untuk kategori Best Visual Effects. Hahaha ya memang special FX yang dipakai di Benjamin Button sudah pernah digunakan Peter Jackson menciptakan para Hobbits yang imut di Lord of The Rings ^_^ ya tetapi tak mengapalah, hitung2 untuk mengganti kegagalan film ini mendapatkan Best Picture di Academy Award.

Jadi, dengan akting yang memukau, cerita yang unik, menarik, bikin penasaran dan sangat menyentuh, film ini memang sangat layak untuk disaksikan bagi mereka yang haus hiburan bermutu tinggi.

Saturday, April 25, 2009

Laptop Baru

Akhirnya, setelah sekian lama, kesampaian juga keinginan saya untuk kembali memiliki sebuah PC. Terakhir kali saya memiliki sebuah PC adalah ketika bapak membelikan notebook Toshiba berprosesor pentium 1 saat saya kuliah. Tak lama setelah saya lulus kuliah (fiuh untung sudah selesai skripsi), laptop itu pun rusak, LCDnya bermasalah. Praktis sejak saat itu saya tidak pernah melakukan hobi saya, ngutak-ngatik komputer milik sendiri hahaha (kalau komputer orang, yah kadang2 lah)…

Setelah melalui pertimbangan finansial yang sangat cukup lama, akhirnya saya memutuskan untuk membeli sebuah Netbook merk ION seharga 4,6juta. Ya, saya termasuk dari orang2 yang diringankan dengan maraknya penjualan netbook yang harganya cukup terjangkau itu. Fenomena ini sangat mudah terbaca bagi para produsen PC, bahwa penduduk kelas menengah ke bawah seperti saya juga menginginkan sebuah laptop dengan harga terjangkau.

 

Maka sampailah saya di sini, menjadi korban jeratan produsen komputer, ya, akhirnya memutuskan untuk membeli sebuah Netbook hahaha tapi biar bagaimanapun juga saya memang perlu berterima kasih kepada para produsen komputer itu dan tentu saja intel yang telah menciptakan prosesor atom sehingga laptop murah tak hanya menjadi sekedar impian bagi seorang Sky ^_^

 

Lalu kenapa ION? Kenapa tidak Axioo misalnya. Memang sih, 22nya sama2 dari China. Alasan saya sebenarnya simpel, ION adalah komputer Taiwan yang dirakit di Indonesia oleh Metrodata, sehingga untuk layanan purna jualnya, netbook ini mendapatkan dukungan penuh dari Metrodata. Ya benar2 hanya itu alasan saya untuk memilih ION. Karena kalau tidak, sebenanya saya juga lebih memilih Axioo. Kenapa? Karena saya lihat penjualan axioo lebih tinggi, bukti tingginya tingkat kepuasan konsumen terhadap axioo.

 

Selain itu, dengan harga yang sama, axioo menawarkan beberapa hal yang sama seperti 1GB DDR2 RAM, Intel Atom 1,6GHz, Windows XP Home original, TAPI dengan kapasitas HDD yang lebih besar, yaitu 250GB. Sedangkan ION yang saya beli ini hanya memiliki 160GB SATA HDD. Ya, axioo memang lebih pandai dalam menarik hati konsumen.

 

Tapi, ya begitulah, akhirnya dukungan dari Metrodata lah yang akhirnya menjadi pertimbangan utama dalam memilih produk ini. Ya, Metrodata, yang service centernya dekat dengan kantor Dee di Jl. Jend. Sudirman, Jakarta.

 

Congratulation ION, you have won my heart…!!! Hahaha… Apa sih?

 

Terus… lakone opo ki dalang? SEMOGA AWET DEH…


Update:


So far, kelemahan netbook ini adalah, cepat panas... Mungkin ada baiknya pakai cooling pad kalau ruangan kita tidak ber-AC


Oh ya... ternyata saya masih menyimpan gambar laptop jadul saya... Ini dia


In memoriam, my old satelite