Saturday, December 1, 2012

Tentang Dela

Pertama kali mengenal Dela adalah melalui sebuah forum internet bernama Kafegaul. Waktu itu kami memang suka ngobrol seseruan di thread majalah M2 sampai saya sendiri pernah terkena warning dari moderator di subforum majalah tersebut. Oke kembali ke Dela, yang jelas dia adalah seorang wanita, usianya lebih tua dari saya, mungkin seumuran kakak saya. Pada saat itu Dela bekerja di sebuah surat kabar berbahasa mandarin bernama Indonesia San bao. Selain tentu saja fasih berbahasa Mandari, Dela juga bisa seidkit2 mengerti bahasa Jepang karena hobi.

Dari sekadar percakapan di forum internet, media komunikasi kami pun berkembang, kami bertukar nomer HP, kemudian berlanjut saling bertegur sapa hingga ngobrol2 lewat sms, kadang2 lewat YM juga sih, tapi jarang, karena dahulu akses saya ke internet agak susah, baru mulai sering chat di YM adalah ketika membeli Nokia E63 yang aksesnya lebih mudah karena ada apps ebuddy. Tapi memang dahulu SMS lah media yang paling mudah dan murah untuk berkomunikasi.

Dela mempunya jadwal kerja yang tidak seperti orang kebanyakan.Mulai masuk kantor jam sepuluh (tapi dia mengaku lebih sering jam 12 siang) dan baru pulang larut malam sekali, paling cepat jam 10 malam, atau bisa juga sampai jam 12 malam. Dela adalah seorang pekerja keras, suatu waktu dia pernah bercerita kalau dia sedang perlu uang lebih, akhirnya jebolan Sastra Mandarin dari Universitas Darma Persada ini pun mengambil pekerjaan paruh waktu juga di pagi hari, menjadi guru bahasa mandarin bagi anak2 pra sekolah, dia mengakui sangat menyukai pekerjaan mengajar ini, anak2 mungil itu begitu lucu dan menggemaskan katanya.

Pernah suatu saat Dela bercerita, dia akan bertugas meliput suatu acara di Hongkong. Dia senang, tapi sayang jadwalnya begitu padat sehingga tak memungkinkan dia untuk berjalan2 ke tempat2 yang dia inginkan. Tapi meskipun demikan, masih sempat2nya dia menawarkan, mau titip DVD apa, mumpung di Hongkong, koleksi anime lebih lengkap. Baiklah, akhirnya saya memesan DVD film Ghibli saja, Spirited Away, kebetulan saat itu saya belum pernah menonton filmnya. Dan benar saja akhirnya DVD itu sampai di rumah, dikirim Dela melalui Tiki. Tak sabar saya buka bungkusnya, lalu saya pun melongo, astaga Dela, ini kan DVD original, pasti mahal harganya. Padahal waktu itu Dela mengatakan kalau dia akan membelikan DVD bajakan saja.

Di sela kesibukannya di Hongkong, Dela sudah berusaha mencari DVD bajakan Spirited Away, memang banyak sekali, tapi tak satupun yang bersubtitle English, semuanya Mandarin. Akhirnya dia memutuskan membeli DVD original keluaran Disney tersebut untuk saya. Tak sampai di situ, Dela bersikeras menolak ketika saya ingin membayarnya, memberitahu rekening bank saja dia tidak mau, duh saya jadi serba salah, kan janjinya titip, bukan dibelikan. Dia berkata, anggap saja itu oleh2 dari Hongkong, hadiah dari saya. Ah begitu baiknya Dela, mau memberikan begitu saja hadiah kepada orang yang nyaris tak dikenalnya, hanya teman di dunia maya. Tak bosan saya putar DVD Spirited Away itu berulang-ulang, dan memang betul, Spirited Away ini adalah film terbaik Ghibli menurut versi saya. Ya, benar2 dvd ini adalah hadiah yang spesial dari Dela, saya kagum atas kebaikan dan ketulusan hatinya, semoga engkau selalu menemukan kebahagiaaan wahai temanku, di mana pun kau berada kini.

Ada lagi nih cerita tentang DVD, ceritanya saat itu saya sedang mengikuti dorama Jepang yang berjudul Boku dake no Madonna. Tapi karena apes saya ketinggalan endingnya, biasa deh saya ngobrol2 dengan Dela, akhirnya sampai ke masalah ending yang hilang tersebut. Lalu dengan santainya dia bilang, oh saya punya tuh dvdnya, mau pinjam? Dan lagi2 kepingan dvd itu dikirim lewat kurir. Tak habis pikir saya, baik sekali Dela mau meluangkan waktunya pergi ke Tiki hanya untuk sekadar membantu saya. Sayangnya, ketika saya mengembalikan DVD tersebut ke rumahnya hari Sabtu sore, Dela masih bekerja di kantor, hm gagal deh bertemu dengan Dela.

Dan tibalah hari berbahagia itu, saya akan menikah! Huwow...! Seperti biasanya, tak lupa saya SMS Dela, datang ya ke pernikahan saya! Dela cuma membalas, wah maaf tidak bisa, dengan emoticon senyum lebar seperti ini :D. Wah kenapa? saya bertanya lagi lewat SMS. Lalu datang jawaban berikutnya melalui SMS: Karena saya juga menikah pada hari yang sama. Huwow, jadi ketika saya melangsungkan akad nikah, Dela juga sedang mengadakan pemberkatan di Gereja. Sungguh luar biasa, kami menikah bareng (well, dengan pasangan masing2 tentunya). Hahaha gagal lagi deh kesempatan saya untuk bertemu dengan Dela. Ya sudah lalu kami pun saling mengucapkan selamat atas pernikahan masing2.

Lama tak ngobrol2 karena kesibukan menjalani kehidupan pribadi & pekerjaan masing2, saya melihat status Dela di Facebook yang agak mencemaskan. Dela sakit. Lalu ketika saya melihat dia online di YM, langsung saya tanyakan mengenai hal ini. Ya, dia membenarkan, dan sakit yang diderita Dela pun cukup serius, ada masalah pada jantungnya. Dia bahkan pernah jatuh pingsan ketka mengajar di kelas, ketika chatting pun awalnya dia menanyakan saya siapa, dia juga minta maaf karena akhir2 ini dia suka lupa dengan temannya sendiri. Tapi untungnya Dela masih ingat saya, bahkan dia masih ingat dengan angeun lada, masakan khas Banten yang dahulu pernah saya ceritakan kepadanya.

Penyakit jantung yang diderita Dela tak kunjung membaik, justru semakin buruk perkembangannya. Dela sering bercerita tentang nafasnya yang sesak dan kakinya yang bengkak. Seringkali dia bolak balik ke RS Harapan Kita untuk berobat, terapi ataupun rawat inap. Ah sedih rasanya mendengar seorang teman yang begitu baik hati menderita sakit yang sedemikian parahnya. Oh ya, setelah sakit itu Dela berhanti bekerja di Indonesia San Bao, hanya mengajar saja. Tapi karena sakitnya itu pun, Dela akhirnya harus berhenti mengajar. Tapi di sela2 sakitnya itu, Dela berhasil mewujudkan keinginannya untuk berlibur ke Hongkong bersama suaminya. Saya turut berbahagia, karena masih ada sedikit kebahagiaan untuk Dela saat dia harus berjuang untuk melawan penyakitnya.

Juli 2011. Akhirnya saya memutuskan memmbeli sebuah smartphone yang benar2 smart, berbasis Android, Samsung Galaxy S II. Mau twitter, facebook, e-mail, chatting atau apapun sangat mudah dilakukan, karena didukung oleh berbagai macam apps yang sangat banyak jumlahnya. Bagi saya yang sebelumnya memakai Nokia E63 yang berbasis symbian, ini bagaikan suatu lompatan yang sangat jauh. Tapi heran saya sudah jarang melihat Dela di facebook, saya cek di messenger pun dia tidak pernah online di YM. Eh bukannya saya cari kabar, saya malah curhat tentang Dela di twitter.

Setahun berlalu, sudah pertengahan tahun 2012, tetap tanpa kabar mengenai Dela, YM pun selalu offline. Akhirnya saya penasaran, saya berpikir, ah kenapa saya bodoh selama ini. Kan tinggal buka saja halaman Facebook Dela. Lalu dengan beberapa sentuhan di hape saya... Saya tertegun membaca status demi status yang tertulis di timeline Dela. Status terakhir Dela adalah di tahun 2011. 

Januari 2011: Merayakan hari jadi pernikahan dengan suaminya di rumah sakit. 

Januari 2011: Menjalani check up keseluruhan yang akan menentukan kapan bisa keluar dari RS

Maret 2011: Fungsi jantung tinggal 20%, Dela meminta maaf jika selama ini ada kesalahan

Tapi yang paling membuat saya kaget, tentu saja adalah status yang dibuat oleh suaminya, ya suaminya menggunakan akun FB Dela untuk menulis status, agar bisa dibaca oleh teman2 Dela (tapi sekarang status tersebut sudah dihapus). Saya membaca kata demi kata, rasanya tidak percaya dengan apa yang tertulis di layar ponsel yang saya genggam saat itu. Isinya pemberitahuan bahwa Dela sudah berpulang, yang ingin melayat bisa datang ke rumah duka. Kalau saya tidak salah ingat sih ada juga status Dela yang terakhir menjelang akan dibawa ke RS, tapi sepertnya juga sudah dihapus oleh suaminya.

Sontak saya lemas membaca status2 tersebut. Kesal rasanya pada diri saya sendiri, sudah punya samrtphone yang canggih tapi kok ya bisa ketinggalan membaca status2 tersebut. Bahkan sampai saat terakhir pun saya masih juga gagal bertemu dengannya. Tapi ya sudahlah, mudah2an Dela kini sudah tenang di alam sana, tak perlu merasakan lagi sakit di dunia. Dari sini saya hanya bisa mendoakan, semoga kamu mendapatkan kebahagiaan yang kekal wahai temanku yang baik hati.

Biarlah saya tulis cerita ini, biar menjadi kenangan yang akan selalu hadir. Sepenggal kecil kisah tentang seorang wanita bernama Dela, yang akan selalu hidup di hati saya, dan kini hadir dalam sebentuk corat coret dalam blog ini, sebuah kenangan tentang secuil persahabatan yang semoga akan kekal abadi selamanya. 

No comments:

Post a Comment