Wednesday, December 31, 2008

What a Freakin' New Years Eve

Malam tahun baru.

Ketika orang2 rela pergi dari rumah dan bermacet2an di jalan untuk merayakan tahun baru...

Saya justru bermacet-macetan di jalan untuk... pulang ke rumah.

Malangnya nasib hehehe tapi tak mengapa, yang penting kini saya telah tiba di rumah.

Dengan tubuh remuk redam setelah menikmati jalanan macet selama 1 jam.

Dan masih sempat2nya duduk di depan komputer, untuk sekedar mengucap:

SELAMAT TAHUN BARU 2009...!!!

Semoga sukses selalu

Friday, December 26, 2008

Sepiring Spageti Penuh Cinta

Ah, liburan begini saya harus terbarng lemah di kasur, apalagi kalau bukan karena virus flu brutal yang menginfeksi tak kenal waku.

Beruntung Dee memberi surprise, sarapan yang agak terlambat berupa sepiring spageti rasa yahud. Sebenarnya tidak terlalu surprise juga sih, saya sudah punya feeling kalau pagi tadi Dee akan memasakkan spageti buat saya. Kemarin dia sudah membeli bahan2nya, dan hari ini libur, ditambah suami tercinta sakit hahaha saat yang tepat untuk memasak makanan favorit saya. Yeah untuk sepiring spageti yang dimasak sendiri oleh istri, tidak ada tuh isilah lidah pahit karena sakit flu.

Spageti La Fonte, Saus instan Del Monte, daging cincang, bawang bombay, keju Kraft slice yang diiris tipis2 (hihihi kebetulan sedang tidak ada keju batangan)... Semua bahan diramu, dan jadilah Spageti lezat yang penuh cinta tersebut. Banyak yang bilang kalau saus instan del monte itu kurang maksimal kelezatannya. Tapi bagi saya yang penggemar-spageti-sejati-apapun-bumbunya, sepertinya teori itu tak berlaku. Kalaupun ada yang kurang hmm itu hanya porsinya saja yang menurut saya agak kurang (maklum saya kan the massive spaghetti eater hehe).

Spageti habis, tinggalah Dee, perempuan mungil berbau bawang bombay hihihi




Makasih ya Dee, pagi2 sudah repot2 masak spageti sampai badan jadi beraroma saus tomat

Wednesday, December 24, 2008

Sedikit Renungan di Hari Ibu

"Bunda ingin tinggal di panti jompo saja nak, di sini sepi."

Seketika itu juga, drinya bagai disambar petir di tengah hari bolong mendengar kata2 lirih yang mengalir dari mulut sang ibu. Sebagai anak dia merasa telah gagal untuk membahagiakan ibunya. Betapa tidak, kalimat yang diucapkan dengan lemah lembut itu terasa sangat keras menampar mukanmya, menusuk hatinya yang paling dalam. Kalimat pendek yang diucapkan oleh seseorang yang dia pikir paling dicintainya. Kalimat sederhana yang mengalir hanya beberapa hari menjelang Hari Ibu.

Pernah ia merasa sombong bahwa kini ia telah mejadi anak yang berhasil, punya pekerjaan bagus, istri yang cantik dan anak yang lucu. Dia pikir dia telah berhasil membahagakan ibunya. Tapi kenyataan toh berkata lain. Sang ibu merasa kurang diperhatikan, sehingga panti jompo seakan2 terlihat menjadi tempat yang lebih nyaman. Ah Bunda, kau selalu ada ketika aku membutuhkan dirimu, tapi kemanakah aku saat kau membutuhkan sekedar perhatian dari anakmu, yang kau lahirkan dan besarkan dengan penuh perjuangan dan pengorbanan?

Dengan hati remuk redam, sang anak kembali ke rumahnya. Kembali ke tempat kerjanya yang dia pikir adalah segalanya.. Hanya untuk membuka sebuah e-mail dari seorang sahabat. Matanya nanar, hatinya hancur saat membaca e-mail singkat yang bertuliskan...

Ibu melahirkan kita sambil menangis kesakitan. Masihkah Kita menyakitinya? Masih mampukah kita tertawa melihat penderitaannya? Mencaki makinya? Melawannya? Memukulnya? Mengacuhkannya? Meninggalkannya? Ibu tidak pernah mengeluh membersihkan kotoran kita waktu masih kecil, Memberikan ASI waktu kita bayi, Mencuci celana kotor kita, Menahan derita, Menggendong kita sendirian. SADARILAH bahwa di dunia ini tidak ada 1 orangpun yang mau mati demi IBU, tetapi Beliau justru satu-satunya orang yang bersedia mati untuk melahirkan kita.


Kata2 sang ibu dan pesan pendek di e-mail kembali terngiang dalam pikirannya saat ia pulang kerja, melihat seorang ibu muda dengan susah payah turun dari angkot dengan menggendong kedua anaknya. Ya dua anak, yang satu mungkin berumur 4 tahun, dan adiknya, ah mungkin sekitar 2 tahun. Dalam mobilnya yang nyaman dia melihat jalanan yang becek karena hujan deras yang mengguyur beberapa jam sebelumnya. Ah, sang ibu pasti tak ingin anaknya terkena becek, kotor, atau terpeleset di jalan yang licin. Badan ibu itu begitu mungil dan harus menggendong 2 anaknya. Itulah teman, rasa cinta yang sebenarnya. Cinta sejati seorang ibu untuk anak2nya.

Dari pikirannya, tiba2 raut wajah ibunya sekelebat muncul sangat jelas di hadapannya.


Hapuslah air matamu nak, Bunda tahu kau telah memberikan yang terbaik untuk ibumu yang sudah tua renta ini.

Segurat senyum itu, tak ada yang lebih membahagiakan baginya saat melihat senyum dari sang Ibu. Sebuah senyum tulus yang penuh cinta, keikhlasan dan kemahfuman.

Friday, December 19, 2008

Diselamatkan si Rubah Api

Ceritanya kemarin saya sedang mengetik blog di MP... Lagi asik2 ngetik di compose, sudah mau selesai pula, eh komputernya hang. Hks mau nangis rasanya, udah capek2 nulis akhirnya hilang deh semuanya. Ngehangnya juga parah banget, dipencet ctrl+alt+del juga tetap si kompie tak bergeming, maklum komputer jadul Pentium 3, RAMnya juga hanya 300an MB. Akhirnya saya pasrah saja deh. Main kasar, pencet reset dari CPU.

Begitu proses reboot selesai, saya coba buka lagi Firefoxnya, eh... Ternyata walaupun direset, si rubah api masih menyimpan session sebelumnya, langsung saya restore...

Harap2 cemas....

Multiply terbuka....

Compose box juga terbuka...
.

.
.
Tapi mana tulisan saya? hiks...

Sudahlah sky, masa kamu masih berharap tulisanmu kembali? mana bisa? apalagi restartnya kasar begitu...
.

.
.
HIKS....!!!
.
.
.

Beberapa detik (yang terasa bagai 1 jam) kemudian... Tulisan saya muncul lagi di dalam compose box... HOREEE....!!! Senangnya hatiku dum dubidum.... Utuh, tak kurang satu kata pun.

Fiuh, I was saved by Firefox... Hehehe makin cinta saja saya sama browser imut nan lucu yang satu ini.

Makanya lain kali jangan2 segan2 klik save as draft...




Thursday, December 18, 2008

Bye Bye Putuss

Bangun... Pagi2...
Ke sekolah ke kampus ke kantor kita pergi
Tapi oh my God, traffic jam lagi...
But you don't have 2 worry
Ada Dagienkz dan Dedi...
Yang slalu menemani...
Di Putuss... Ayo maen yang bagus...

*) lagu tema acara putuss di radio Prambors, maaf kalo ada lirik yang salah, maklum sudah bertahun2 tidak mendengar acara itu lagi


Baru saja, ketika saya hari ini tiba di rumah, Dee mengabarkan kalau program Putuss di radio Prambors akan segera berakhir masa siarnya. WHAT??? Daging ma desta mau cabut dari Prambors??? Agak kaget juga sih, tapi kalau dipikir mereka memang sudah lamaaa sekali siaran di sana. Hmm, mungkin sudah sepuluh tahun semenjak program itu dimulai, dan jangan2 inilah program paling awet yang pernah ada di radio tersebut.

Diawali dengan Daging yang siaran sendirian di pagi hari, lalu kemudian Desta Club80s masuk, berdua mereka menjadi the dynamic duo yang tak tergeserkan. Menurut saya mereka berdua mengembalikan Prambors ke khitahnya (halah) hahaha karena siaran mereka sangat lucu, seperti layaknya dulu kala stasiun itu melahirkan Warkop DKI dan Sersan Prambors. Berbeda dari program lain (era akhir 1990-2000an) yang dikhususkan untuk anak2 ABG, Putuss sepertinya ingin mendobrak kebiasaan tersebut. Kembali menghadirkan program untuk mereka yang sudah agak dewasa, pekerja kantoran atau minimal mahasiswa, walaupun tetap mengusung tema anak muda.

Putuss kini akan berakhir. Saya sebenarnya kurang yakin, apakah acara tetap ada dan hanya diganti oleh penyiar lain. Atau apakah program tersebut dihapus total dan diganti dengan program baru. Tapi yang pasti Daging dan Desta akan hengkang dari sana, dan tentu saja spirit Putuss juga akan pergi bersama keluarnya mereka dari Prambors, karena image Putuss sudah sangat melekat dalam gaya siaran mereka yang segar dan gokil abiss. Saya jadi teringat ketka dulu sering tertawa2 sendiri saat mendengarkan banyolan mereka berdua, yang mereka hadirkan lewat lagu, games, sandiwara (yoi bos, sandiwara radio), maupun sekedar obrlan lucu sehari2.

Tapi semenjak saya bekerja di dunia antah berantah, praktis saya tidak pernah lagi mendengarkan Putuss, mau bagaimana lagi, begitu memasuki daerah cibitung, sinyal prambors sangat lemah, apalagi saat di Cikarang, blass sinyal pun menghilang hahaha...

Apapun yang terjadi, yang lama pasti akan digantikan yang baru. Bolehlah sedikit kenangan saat Putuss menemani pagi hariku itu saya tumpahkan sedikit di blog ini.

We'll miss you DD... We'll miss you Putuss... (suara hati orang2 yang dulu pernah kesepian dan diisi hari2nya oleh Dagienkz dan Desta... Di mana? Di putus... ayo main yang baguss...)

Wednesday, December 17, 2008

Ada Perang di Dunia Maya

Hari ini Dee pulang dengan membawa majalah gratisan.

Ya majalahnya sih bapuk banget, Cosmo Girl hahaha tidak saya banget. Cuma yang bikin kaget itu iklannya. Iya iklannya, saya cuma browsing sekilas, sudah menemukan 3 iklan ISP disitu. Mulai dari First Media, berlanjut ke IM2, lalu berakhir d Speedy.

Internet kini memang kian terjangkau oleh masyarakat. Mudah2an dalam waktu dekat Indonesia bisa memasuki masanya euforia dunia maya. Bagaimana tidak, gara2 perang tarif yang dimulai oleh Firstmedia, ISP lain pun berlomba2 menurunkan tarif mereka. Firstmedia d/h Kabelvision memang langsung menggebrak setelah disuntik dana oleh Lippo Group. Bayangkan, cuma dengan 100ribu pelanggan bisa menikmati akses internet sepuasnya tanpa batas.

Alhasil bagi mereka yang rumahnya dialui jaringan kabel Firstmedia, pasti langsung beralih ke provider tersebut. Lalu bagaimana kualitasnya? Kakak dan sepupu saya fine2 saja. Tetapi rekan kerja saya mengeluh, pada saat weekend sangat sulit baginya untuk menjelajah dunia maya. Maklum di daerah tempat tinggalnya memang tidak ada yang tidak memasang Firstmedia.

Speedy pun tak mau kalah, langsung meluncurkan paket cermat dengan modem gratis, tentunya untuk menarik pelanggan yang sudah kocar kacir diserbu ISP lain yang menawarkan paket unlimited. Tapi tetap saja, walaupun perbulannya hanya 75ribu, pemakaian dibatasi hanya 15jam, lebih dari itu ya tambah 4500 untuk setiap jamnya. Tentu pelanggan takkan puas, apalagi promo pemakaian gratis dari malam sampai pagi sebentar lagi akan berakhir. Telkom harus memikirkan cara yang tepat agar pelangganya tidak pindah ke lain hati provider. Memang sih dari segi kecepatan, speedy sampai saat ini belum pernah mengecewakan saya. Download speednya lumayan tinggi walaupun saat surfing pada jam gratis.

Lain lagi dengan IM2, mengikuti jejak telkomsel flash, ISP yang juga beramunisi koneksi 3G ini pun akhirnya menawarkan paket unlimited 100ribu/bulan. Speednya memang dibatasi hanya 256kbps sampai di kuota 2GB, lewat dari itu, speed diturunkan menjadi setara kecepatan dial-up 64kbps. Speed memang dibatasi, tapi pemakaian sepuasnya sudah tentu akan menarik minat pelanggan speedy yang sebentar lagi akan berakhir masa promosinya.

Oke bagaimana kecepatannya? Oops, ternyata sudah mulai ada yang mengeluhkan buruknya akses IM2 di forum Kafegaul. Yah, tidak aneh sih, wajar kalau masalah muncul, karena orang pun berbondong2 untuk beralih ke IM2. Sekarang saja pelanggan IM2 sudah mencapai 100ribu orang, itu belum termasuk pelanggan yang menggunakan akses internet 3G indosat (non M2). Wow...

Internet di Indonesia kini memang sudah lebih terjangkau, sayang hal ini belum dibarengi dengan kualitas pelayanan yang memuaskan. Semoga ke depannya, dengan persaingan yang sehat, tidak hanya harga yang menjadi lebih terjangkau, tetapi juga kualitas koneksi turut dipertahankan atau malah ditingkatkan.

Friday, December 12, 2008

Takkan Pernah Cukup

Sedikit sebenarnya cukup untuk manusia. Tetapi terkadang yang terlalu banyak pun tak pernah cukup untuk memuaskan keserakahan manusia. Hari ini saya mendengar ceritanya, ya benar, hanya mendengar, dan itu rasanya sudah cukup untuk membuat saya bergidik.

Bagaimana tidak, saat sebuah nafsu harus dipuaskan, mungkin itu hal tak cukup menyeramkan, tapi dengan menindas rekannya sendiri? Yang jelas2 bernaung pada atap yang sama, mengais dari sumber rejeki yang sama, diberi nafkah oleh sumber yang sama? Sampai saat ini saya masih tak habis pikir bagaimana mereka bisa tega melakukan semua itu pada saudaranya sendiri.

Saya beruntung hanya mendengarkan kisahnya saja, entah bagaimana dengan mereka yang jelas2 ada di sana saat semua ini terjadi. Yang jelas, semoga semua ini tak hanya sekedar berakhir menjadi sebuah cerita yang miris dan memilukan. Semoga ini semua dapat menyadarkan kami bahwa keserakahan itu memang ada, sangat nyata di hadapan kami, di dalam tubuh kami, mengalir deras dalam aliran darah kami. Bagai jurang kelam yang menganga lebar, menunggu semua umat manusia untuk terjerumus di dalamnya.

Biarlah semua ini menjadi pelajaran yang berharga bagi kami semua, untuk dapat menyalakan setitik pijar dalam nurani agar terhindar dari nafsu serakah yang menjerumuskan itu.


Wednesday, December 10, 2008

Maryamah Karpov, Finally.

Setelah menanti sekian lama, akhirnya novel yang ditunggu2 oleh jutaan umat ini terbit juga. Maryamah Karpov, seri pamungkas dari Tetralogi Laskar Pelangi. Entah isinya apa, saya baru membaca bab2 awal, belum sampai kepada intisari cerita.

Pertama mengenal Laskar Pelangi, adalah 2 tahun yang lalu melalui forum kafegaul. Dan ternyata salah satu yang meramaikan threadnya adalah seorang teman SMA saya, yang begitu saya tanya2 dia langsung merekomendasikan buku itu untuk saya baca. Maka langsunglah saya membeli bukunya, dan tak memakan waktu lama bagi saya untuk membuktikan kebenaran kata2nya. Hmm... kalau tidak salah, dari beliau juga saya meminjam buku keduanya yag berjudul sang pemimpi (apa iya ya? duh saya lupa). Beliau mengatakan kalau buku keduanya terlalu ringan dan lebih mirip cerita Lupus. Memang ringan sih, tetapi imo sangat bagus, lucu dan menghibur.

Sempat kecewa juga ketika ada diskon gede2an di sebuah toko buku di dekat rumah, ternyata MK belum juga beredar, pupuslah harapan saya untuk memiliki MK dengan harga diskon (halah sky.... dasar mental diskon hahaha). Habisnya lumayan juga kan diskonnya 30%. Saat itu akhirnya saya pun memborong buku tanpa adanya MK dalam genggaman. Tak lama kemudian, berita nan menghebohkan itu pun menyeruak, MK akan dirils tanggal 28 Nov 2008. Ah ya sudahlah, saya memutuskan untuk menunda pembelian MK, mengingat beberapa minggu sebelumnya saya sudah menghabiskan budget yang cukup besar dalam membeli buku. Enough is enough, maybe next time sky...

Dasar rejeki memang tidak kemana. minggu lalu rekan kerja menunjukkan bahwa toko buku tersebut mengadakan acara diskon lagi dalam rangka pembukaan toko baru mereka di bilangan Fatmawati, begitu yang tertera di harian warta kota. Rejeki memang tidak ke mana, harian tersebut sejatinya adalah bukan milik teman saya, tetapi milik orang lain yang sudah ditinggalkan di bis jemputan hahaha... Dan Fatmawati bisa berarti satu hal, di tempat itulah salah seorang rekan kerja saya yang lain ber-indekos.

Mestakung, semesta mendukung... Begitulah ceritanya sampai akhirnya saya menitip kepada sang teman untuk dibelikan buku MK. Oh yeah, dan kini bukunya telah ada dalam genggaman, menunggu untuk dibaca, dinikmati, diambil sari2nya dan... dihabiskan.

Waduh sky... kamu kan masih punya 2 novel dan 2 komik lagi yang belum sempat dibaca. 

Ouch... 

Saturday, December 6, 2008

Krisis Ekonomi Global 2008

Dari Sistem Riba Menuju Kehancuran Ekonomi Dunia.

Ah ya, akhirnya saya membahas juga tentang topik ini hehe ya sebagai anak ekonomi, sudah sepantasnya saya menulis masalah ini di blog sebagai tanggung jawab ilmu pengeetahuan saya. Halah ribet banget, ya pokoknya knowledge responsibilities gitu deh hahaha

Bukannya saya sok ahli dalam hal ekonomi, pada dasarnya saya malah agak buta dengan perkembangan ekonomi belakangan ini, karena malas baca koran. Makanya jangan ngetawain saya yah, blog ini memang saya tulis hanya dengan modal nekat dan pengetahuan yang amat sangat terbatas, mudah2an tidak menyesatkan pambacanya hihihi (emanganya ada gitu yang baca? wakakak)

Yang saya tahu adalah krisis global ini datangnya dari Amerika. Saya sendiri heran kok bisa ya hanya gara2 kredit macet di sektor properti di Amerika, berakibat hancurnya ekonomi global. Apa sih subprime mortgage itu?

Subprime Mortgage adalah suatu kredit yang diberikan kepada masyarakat yang tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan kredit biasa (prime) dan/atau memiliki historis kredit yang buruk. Dengan downpayment yang kecil atau persyaratan pencairan kredit yang demikian mudah, tentu saja resikonya juga sangat tinggi. Resiko tinggi tentu saja diimbangi dengan suku bunga yang tak kalah tinggi.

Bayangkan, masyarakat yang tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan kredit biasa, kini bisa mendapatkan kredit beresiko tinggi dan harus membayar bunga yang begitu tinggi, untuk kepentingan konsumsi pula. Sebut saja kredit pemilikan rumah, kredit mobil, kredit pelunasan tunggakan kartu kredit dan kredit konsumsi penuh resiko lainnya.

Makanya mulai sekarang, pikir2 dulu deh sebelum apply kartu kredit atau KTA, dengan iming2 kemudahan, sebenarnya anda sedang digiring ke jurang maut. Lihat apa yang sudah terjadi di Amerika, lihat akibat dari begitu banyaknya subprime mortgage yang diberikan kepada penduduknya. Saat mereka tak lagi mampu untuk melunasi hutang2nya (gagal bayar), bom waktu itu pun meladak, ujung2nya hanya membawa kita semua ke dalam krisis ekonomi global.

Yah namanya juga negara raksasa, pasti efeknya menyebar ke seluruh negara yang mempunyai hubungan ekonomi dangan Amerika. Dan menjelang pasar perdagangan bebas seperti saat ini, siapa sih yang tidak punya kerjasama dengan negara adidaya tersebut?

Ibaratnya sang raksasa sedang sakit, ya teman2nya juga ketularan sakit deh. Terus bagaimana dengan keadaan di Indonesia? Kelihatannya sih negara kita santai saja tuh, tidak separah waktu tahun 1998 bukan? Tapi jangan salah, krisis kali ini jauuuuuuhhh lebih dasyat daripada krisis 1998 yang hanya terasa dampaknya di kawasan asia saja. Krisis 2008 ini cakupannya  tidak hanya ekonomi regional, tetapi Ekonomi Internasional, seluruh dunia terkena dampaknya.

Lalu kenapa Indonesia belum hancur sementara Singapura sudah resmi masuk ke dalam zona resesi akibat pertumbuhan ekonominya yang minus 6%? Harus kita akui, keadaan fundamental kita memang jauh lebih kuat dibandingkan dengan keadaan kita pada tahun 1998. Yang kelihatan turun adalah nilai tukar rupiah dan IHSG. Kenapa? Bukan alasan fundamental.

Bursa Efek Indonesia adalah salah satu bursa paling mengiurkan bagi investor asing, tak hanya asia, tapi juga dunia, karena menawarkan keuntungan investasi yang tinggi. Jadi begitu banyak sumber dana dari luar negeri yang diinvestasikan di BEI. Saat Amerika memasuki resesi, tentu saja mereka akan menarik semua dana yang diinvestasikan di negara lain, karena mereka pun butuh dana yang besar untuk di negaranya sendiri. Begitulah maka harga saham jatuh dan nilai tukar rupiah pun turun karena begitu banyak dollar yang ditarik keluar dari Indonesia. Ini memang sudah menjadi resiko yang harus dihadapi oleh investasi jangka pendek seperti bursa saham.

Oke itu dari sektor keuangan, bagaimana sektor riil? Kalau dunia mengalami resesi, tentu saja setiap negara akan memangkas anggaran belanja mereka, keran impor pun disumbat. Tentu saja para eksportir kita yang akan kelimpungan karena komoditas mereka tidak laku. Kalau produk mereka tak laku dijual, tentu saja mereka harus mengurangi kapasitas produksi, sampai pada tahap yang paling parah mereka pun harus menutup pabrik.

Ledakan lagi, pengangguran di mana2. Itulah asal muasal kehebohan SKB 4 menteri. Di satu sisi pemerintah memahami akan dampak krisis ekonomi global dan berusaha mempertahankan ekonomi makro nasional. Di sisi lain para buruh yang nasibnya dari dulu sudah terhimpit, makin terancam tak mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari2.

Oh ya, China sebagai raksasa asia, sudah pasti merasakan dampak yang sangat signifikan akibat daya beli dunia yang menurun drastis. Saya jadi berpikir, ke mana larinya ekspor mereka yang sebelumnya dialamatkan ke Amerika dan Eropa ya? Hua, jangan2 ke Indonesia. Ya sudahlah, kalau memang tidak penting2 banget, ada baiknya mulai sekarang kita mengurangi konsumsi produk luar negeri. Lebih baik kita memajukan perekonomian nasional dengan mengkonsumsi produk dalam negeri bukan?

Indonesia memang belum memasuki tahap krisis karena pertumbuhan ekonominya masih positif sampai hari ini. Entah sampai kapan. Ini semua tak lepas dari kekompakan tim ekonomi yang digawangi oleh Sri Mulyani dan Budiono. Mereka solid dan disiplin dalam membangun fundamental perekonomian nasional. Ha, ternyata mereka tak hanya bisa ngomong doang kan, tapi bisa mengaplikasikan ilmunya di negara ini.

Lihat bagaimana Sri Mulyani menyindir IMF saat melunasi semua hutang2 kita, keren banget. Jarang2 saya merasa bangga menjadi bangsa Indonesia, tapi waktu itu saya merasa bangga sekali. Ya, jangan khawatir, sekarang kita tidak mempunyai hutang lagi kepada IMF, kita agak lebih independent sakarang. Entah apalagi yang sedang direncakan oleh Budiono, karena semua program BInya kini dirahasiakan agar tidak direspon negatif oleh para spekulan dadakan.

Fiuh, saya sendiri tidak tahu dan tidak berani untuk meramalkan bagaimana nasb Indonesia selanjutnya. Ah, apalagi sebentar lagi ada pemilu 2009. Kalau SBY kalah, apakah Sri Mulyani dan Budiono digusur ya? Tidak terbayangkan kalau duo itu digantikan oleh orang2 yang tidak kompeten di bidangnya. Mudah2an, siapapun Presidennya, berilah kesempatan kepada Sri Mulyani dan Budiono untuk menyelesaikan apa yang telah mereka bangun selama ini. Semoga kita semua bisa melalui krisis ini dengan selamat.

Kapitalisme berkoar saat Marxisme jatuh. Kini kapitalisme pun runtuh. Kapitalisme dan sistem riba yang banyak dianut (termasuk oleh Indonesia) terbukti tidak sekuat yang mereka gembar-gomborkan selama ini. Kapitalisme tak ubahnya bagai gunung es yang kelihatan kokoh di luar, tetapi ternyata sangat rapuh di dalam dan dasarnya. Tak salah kan kalau Al-Qur’an mengharamkan riba? Waktu jualah yang akhirnya membuktikan. Membungakan uang hanya membawa kesengsaraan. Saat semua terpuruk, toh hanya sektor riil yang bisa membantu. Ya, sektor riil… yang kerap dilupakan itu…

Lalu? Bagaimana dengan Sistem Ekonomi Syariah…. Mau? Ah, sistem itu… kami semua merindukanmu, bagai oase segar di padang pasir yang panas membakar.

Thursday, December 4, 2008

Kamis Kelabu

Sebuah SMS malam ini menyambangi HP, saya termenung membacanya di tengah gerimis yang menghajar atap rumah.

Isinya memang agak aneh, tapi inforrmatif. Saya hanya ingin mengucapkan turut berbela sungkawa kepada sang manusia platonis. Semoga semua amal ibadah nenekmu diterima oleh Allah SWT.

Saya tahu, hal ini pasti sangat berat utukmu. Yang tabah ya We... Semoga kesedihan ini bisa menjadikan kita semakin kuat dalam menghadapi cobaan menuju jalan setapak pendewasaan diri.

Wednesday, December 3, 2008

For One More Day

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Other
Author:Mitch Albom
Speechless… sumpah buku ini keren banget. Sebenarnya sudah agak lama juga saya mengetahui tentang Mitch Albom ini. Dulu bukunya yang sering saya timang2 adalah The Five People You Met in Heaven, tapi entah kenapa, setelah membaca sampul belakang, saya urung membelinya. Tapi kemarin, saya melihat buku ini, For One More Day, saya melihat sampul belakang dan membaca sinopsisnya. Anjret, sepertinya buku ini bagus banget. Lalu saya pun urung membelinya. Hahaha di rumah saya tidak bisa tidur, maka 2 hari kemudian saya kembali ke toko buku untuk membelinya.

Kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang jalan

Mungkin itulah salah satu makna utama dari buku ini. Charles “Chick” Benetto adalah seorang mantan pemain baseball tak terkenal yang karirnya sudah tamat. Hidupnya hancur seiring dengan karir baseballnya. Minuman keras menjadi teman sejati dalam menjalani kehidupannya yang muram. Pernikahannya juga kandas di tengah jalan. Puncaknya, ketika ia merasa bahwa anak gadisnya tak menghargainya lagi, ia memilih jalan pintas untuk mengakhiri penderitaannya, bunuh diri.

Ajaib, ketika usaha bunuh dirinya gagal, ia malah bertemu dengan ibunya yang telah meninggal 8 tahun yang lalu. Ibu yang selama ini menyayanginya. Ibu yang selama ini tidak pernah dipedulikannya. Ibu yang selama ini berusaha mati2an untuk menghidupinya tapi tak pernah ia hiraukan kehadirannya. Lalu apa yang dilakukan Chick saat bertemu kembali dengan ibunya? Apakah ini semua hanya mimpi?

Novel ini menggunakan alur maju dan mundur yang berselang-seling dalam menceritakan kisah hidup Chick. Alur maju saat Chick memutuskan untuk bunuh diri dan kemudian bertemu ibunya, lalu mengadakan perjalanan menemui beberapa kenalan ibunya. Alur mundur digunakan saat menceritakan masa kanak2 Chick hingga ia dewasa. Ada bab2 khusus juga yang berjudul “Saat2 ketika ibu membelaku” dan “Saat2 ketika aku tidak membela ibu” yang menarik dan juga sangat menyentuh.

Saya merasa cengeng saat membaca buku ini, entah kenapa. Tapi ternyata bukan saya saja yang merasa, sebuah surat kabar berkata bahwa Mitch Albom memang sangat piawai dalam mememainkan titik emosional pembacanya. Ah pantas saja, ini memang kali pertama saya membaca karya Mitch Albom. Brilian, dengan gaya yang ringan kita bisa merasa sangat tersentuh. Jadi kalau anda menangis ketika anda membaca buku ini, jangan khawatir, ternyata anda tidak sendirian bukan?

Membaca kehidupan Chick membuat saya menjadi termenung, banyak pelajaran yang bisa kita petik di dalamnya. Betapa selama ini saya telah banyak berdosa dengan apa yang telah saya perbuat kepada ibu saya. Padahal selama ini ibu lah yang selalu menyayangi saya, sebuah rasa sayang dan cinta tanpa syarat, penuh keikhlasan dalam memberi dan mengorbankan hidupnya agar saya merasa nyaman dan terlindungi.

Ya, sepertinya itu yang ingin diketuk oleh Albom pada pintu hati pembacanya. Cerita mengharukan tentang keluarga Chick bolehlah kita anggap sebagai bonus yang menarik untuk diikuti. Tak lupa klimaks yang mengejutkan juga disisipkan untuk menjadi pemikat dalam buku ini. Semua pertanyaan yang memenuhi pikiran para pembaca pun akhirnya terjawab di akhir.

Ini kisah tentang seseorang yang pernah kehilangan segalanya, tetapi kemudian mendapatkan lagi sebuah kesempatan untuk memperbaiki hidupnya, mengembalikan lagi cinta ke dalam hatinya.

Jadi tidak ada salahnya kalau kita memberikan sedikiiiiit saja perhatian untuk ibu kita bukan? Yakinlah, tak peduli sehancur apapun keadaan kita, tak peduli seberapa buruk perlakuan kita terhadap ibu kita, asalkan kita masih menyimpan rasa cinta yang tulus kepada ibu, percayalah ibu akan selalu ada. Ibu akan selalu ada untuk memaafkan kita, menerima kita dengan seulas senyum dan tangan lebar terbuka. Maka, peluklah beliau, niscaya kita akan merasakan kehangatan, sebuah kehangatan yang mungkin telah kita lupakan saat ibu memeluk tubuh bayi kita yang kecil, lucu, dan tidak berdaya.

Buku ini saya rekomendasikan untuk semua anak laki2 yang merasa masih memiliki ibu. Kita belum terlambat, maka janganlah menyesal di kemudian hari. Karena kita mungkin tak akan seberuntung Chick yang mendapatkan kesempatan langka itu.

Monday, December 1, 2008

Coraline

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Childrens Books
Author:Neil Gaiman
Ah, akhirnya ketemu lagi dengan Neil Gaiman. Sudah 4 novel fantasinya yang telah saya baca. Entah kenapa Gramdia tidak menerbitkan bukunya yang paling menghebohkan, American Gods, padahal karya tersebut didengung2kan juga dalam iklan pada bagian belakang buku yang akan saya review kali ini. Novel ini agak berbeda dengan karyanya yang lain. Kalau biasanya Gaiman menghadirkan novel2 fantasi untuk dikonsumsi oleh orang dewasa, kali ini karyanya diperuntukkan bagi anak2.

Coraline beserta ayah dan ibunya pindah ke sebuah rumah besar yang kini telah terbagi2 menjadi beberapa flat dan dihuni oleh keluarganya dan beberapa orang lainnya. Sampai akhirnya Coraline menemukan sebuah pintu terkunci yang dibaliknya ternyata sudah ditutup dengan batu bata. Ketika akhirnya Coraline berhasil menembus ke dalam pintu tersebut, ia menemukan seorang ibu dan ayah yang lain. Di dunia pararel tersebut segalanya terasa lebih menyenangkan. Ya, menggoda di satu sisi, tetapi juga mencurigakan di sisi yang lain.

Kecurigaan Coraline cukup beralasan karena ternyata ibunya yang lain itu menginginkan dia tinggal di situ selamanya, meninggalkan kehidupan lamanya, meninggalkan ibu dan ayah aslinya. Dan, sang ibu yang satunya itu akan melakukan apapun demi mendapatkan Coraline dalam genggamannya. Dikejar oleh waktu, Coraline berusaha untuk melepaskan diri dari jerat licik ibu gadungan tersebut dan berkumpul lagi dengan kedua orangtua kandungnya.

Menurut saya, salah satu kekurangan dari karya2 Gaiman adalah, karya2nya banyak memiliki kesamaan satu sama lain. Bagi yang pernah membaca Stardust, Neverwhere maupun Anansi Boys mungkin merasakan hal yang sama dengan saya. Ketiga tokoh utamanya memiliki garis besar cerita yang benar2, hampir 100%, sama, walaupun tentu saja dibalut oleh cerita yang berbeda.

Entah kenapa novel ini juga mengingatkan saya dengan karya Gaiman yang sebelumnya pernah saya baca, Neverwhere. Hanya kesamaan tema saja sih, tidak seidentik seperti ketiga novel yang telah saya review sebelumnya. Kalau Neverwhere ceritanya jauh lebih kompleks, sebaliknya Coraline sangat simpel dan ringan karena ditujukan untuk anak2 ataupun remaja.

Ok, stop mengkritik. Diluar dari kekurangan yang sebutkan tadi, buku ini juga menawarkan kelebihan yang jauh lebih banyak. Neil Gaiman memang layak mendapatkan gelar the master of story teller. Sepertinya karya2nya yang lain, buku ini juga menawarkan sebuah petualangan seru nan mendebarkan. Mengajak pembacanya ke dalam suasana tegang yang mencekam, dan dalam sekejap terbuai dalam kemisteriusan dunia pararel yang diciptakan lewat kata2 ajaib ala Gaiman. Sampai saat ini, saya belum pernah merasa bosan saat membaca novel2nya, baik cerita yang simpel untuk anak maupun yang lebih kompleks untuk dewasa.

Apalagi, karena Coraline ini buku anak, tentu saja ada ilustrasinya. Dan Dave McKean melakukannya dengan sangat baik. Ilustrasi yang ditampilkan di sini sangat berbeda dengan buku2 anak lainnya. Gambar sketsanya begitu indah, bahkan menurut saya terasa agak “dewasa” karena nilai artistiknya.

Buku yang baik, mengingatkan anak untuk senantiasa mencintai kedua orangtuanya dengan segala kekurangan yang mereka miliki.

Sunday, November 30, 2008

Goodbye My FRIEND

Lama tidak mengikuti dunia komik, tahu2 manga 20th century boys yang biasa saya ikuti ternyata sudah tamat di Jepun... ck ck ck... Kemarin saat diskon 30% saya membeli jilid yang ke 20 dan 21, tapi sampai sekarang masih belum juga dibaca hiks...



[Gaptek Mode] : ON

Blog ini masih ada hubungannya dengan speedy hehehe maklum saya memang lagi norak2nya.

Ceritanya hari ini speedy saya bermasalah lagi, apalagi kalau bukan RTO, Request timed-out. Damn speedy, apalagi yang terjadi ini... Kemarin saat menginstal speedy, malamnya memang sempat
RTO. Internet ngambek tidak mau terkoneksi, indikator pada modem menunjukkan kalau ADSLnya bermasalah. Keesokan harinya, selama 2 hari koneksi berjalan lancar tanpa ada gangguan. Tetapi hari ini RTO kembali membuat ulah, padahal semua indikator di modem menunjukkan semuanya dalam keadaan normal dan berjalan sebagaimana mestinya.

Akhirnya saya menyerah dan memutuskan untuk menelpon 147 saja.

CS: Hmm... saya sudah mengecek, sepertanya tidak ada gangguan.
Sky: Tapi kenapa RTO terus ya seharian ini?
CS: Hmm... Apa kemarin bapak pernah mengg
anti password speedy?

Oh... Shit...!!!!

Sky: Iya kemarin saya memang mengganti passwordnya...
CS: Apakah pada saat mengganti itu didampingi teknisi dari speedy?
Sky: Tidak.
CS: Oh oh.. kalau mengganti password, mode
mnya harus disetting ulang.

Oh crap....!!!
Lalu setelah menanyakan merk modem...

CS: Tunggu sebentar ya. Ok... ketik ini di browser... bla bla bla
Sky: Ya (menulis di catatan)
CS: Sudah diketik pak?

Sky: Wah, ini pesawat telponnya dibawah mas, sedangkan komputernya di atas. Apa tidak bisa saya catat saja?
CS: Tidak bisa pak, ini agak rumit, coba saja bapak telpon lagi di atas dengan menggunakan ponsel.

Damn....!!!

Akhirnya saya coba setting sendiri saja. Dan ternyata, halah... tidak perlu setting dari awal lagi kok. Yang perlu saya lakukan hanya mengetik URL berupa angka2 untuk masuk ke settingan modem, menulis "admin" 2x ( tahu dari buku manual modem), klik next beberapa kali, dan mengetik password yang baru tentunya.

Voila, and we're back online hahaha fiuh...

Duh speedy, bilang2 dong kalau ganti password harus menyetting modemnya juga


Friday, November 28, 2008

Akhirnya Pakai Speedy

Akhirnya kami jatuh juga ke lembah nista hehehe setelah saya dan dee cukup lama menimbang2 dalam memilih ISP, akhirnya keputusan kami bulat juga, memutuskan untuk menggunakan spidol. Sempat berpikiran untuk memilih indosat karena penawaran yang cukup menggiurkan, tetapi modemnya itu yang mahal, 1.200.000 perak, WEDEW....!!!!

Ya speedy, dengan modem gratis dan ongkos pasang hanya 50ribu, sepertinya sih nothing 2 lose saja deh. Kalau ternyata jelek pun, berhenti di tengah jalan juga rasanya tidak rugi. Oia, Firstmedia tidak masuk hitungan kami karena provider yang ditakuti oleh telkom speedy ngetop banget itu memang belum memasang jaringan di tempat tinggal kami.

Ini hasil tes yang saya lakukan sepulangnya dari kantor, saat memasuki jam promosi yang tidak mengurangi kuota.



Ya lumayan juga sih, mudah2an besok2 juga lancar terus deh.

Thursday, November 27, 2008

His Dark Materials Trilogy

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Childrens Books
Author:Philip Pullman
Ya kemarin saya memborong 4 novel anak karya Philip Pullman, saya terkesan karena 3 dari 4 bukunya memang benar2 menarik dan sangat menghibur untuk dibaca. Dan resmi lah saya menjadi fans karya2 beliau. Untuk itu saya mohon maaf, saya memutuskan untuk me-repost review saya terdahulu tentang karya Pullman yang paling fenomenal ini, His Dark Materials Trilogy. Sebelumnya review2 pendek ini juga pernah diposting di situs Friendster milik saya yang telah lama terlupakan. Membaca review2 lama membuat saya tersenyum2 sendiri. Oke langsung saja:

Buku I : The Golden Compass

Cerita anak, fantasy, keren, seru, rada nyeleneh hehehe kontroversi... Awal membaca buku ini saya teringat Narnia, hanya saja dalam versi yang lebih seru, menarik dan bikin penasaran. Campur dengan original sin dan kitab kejadian, maka jadilah novel pertama His Dark Materials ini. Kita dibawa mengikuti petualangan gadis cilik yg ditakdirkan sebagai the choosen one. Awalnya biasa saja, tapi makin dibaca, semakin tangan kita tak bisa lepas dari buku ini.


Buku II : The Subtle Knife

Perjalanan menuju beragam dunia pararel pun dimulai. Lyra sang terpilih akhirnya bertemu dengan Will si pembawa pisau. Petualangan yg seru pun dilalui oleh mereka, berdua berusaha untuk mengungkap pertanyaan yang harus dijawab, yg menyangkut takdir Lyra dan siapa sebenernya ayah Will. Ceritanya makin menarik, seru dan yang jelas bikin penasaran untuk membaca sampai halaman terakhir.


Buku III : The Amber Spyglass

Pertempuran terakhir yang menentukan nasib spiritual umat manusia ceile hehehe... Di buku yang terakhir ini petualangan Lyra dan Will berlanjut, ke lebih banyak dunia pararel lagi. Tokoh Mary, sang ilmuwan mantan biarawati mendapat porsi yang banyak di sini, untuk menyibak partikel debu dan orignal sin. Semua pertanyaan yang ada di 2 buku sebelumnya akhirnya terjawab. Pertempuran yang dahsyat tidak menjadi ending di sini, ending yang sebenarnya terasa sangat menyentuh, humanis, filosofis dan sarat akan pesan moral tanpa kita harus merasa digurui. Go grab these books guys, these r definitely a MUST READ...!


Tambahan untuk Multiply:

Kekuatan di buku I adalah, tentu saja pertarungan duel sang beruang kutub, Iorek, yang digambarkan dengan sangat dahsyat oleh Pullman. Sedangkan buku II sangat memukau dengan pertempuran mendebarkan yang harus dihadapi oleh Lee Scoresby seorang diri di ngarai Alamo demi menyelamatkan Lyra, mengingatkan saya akan gaya shoot-out mencekam yang harus dihadapi oleh Leonardo Di Caprio pada film Blood Diamond. Buku III, ah sudahlah, tentu saja endingnya yang paling menggetarkan hati saya.

Cerita yang dijalin pada trilogi ini memang tidak semenarik dan seheboh apa yang ditawarkan oleh J.K. Rowling dalam serial Harry Potter. Bahkan awal ceritanya cenderung membosankan, tetapi semakin dalam saya tenggelam dalam ceritanya, semakin tangan saya sulit untuk lepas dari buku ini. Tema kontroversi yang ditawarkan memang berhasil membuat saya penasaran dengan kelanjutan ceritanya. Petualangan yang dihadapi oleh Lyra dan Will juga cukup seru dan mendebarkan.

Bahkan buku III yang menurut sebagian orang membosankan, ternyata malah berhasil menarik perhatian saya. Memang actionnya tidak terlalu banyak, tapi terdamparnya Lyra di negeri mulefa untuk memahami lebih dalam tentang debu dan original sin menurut saya sangat mengasyikkan untuk dibaca.

Memang ada pertempuran terakhir, tapi menurut saya bukan itulah kekuatan utama trilogi ini. Justru ending yang mengisahkan pengorbanan yang harus dilakukan oleh Lyra dan Will lah yang menurut saya sangat sempurna. Janji yang mereka ucapkan benar2 menyentuh hati saya yang paling dalam. Tak pelak, ini adalah salah satu ending terbaik yang pernah saya baca, jauh mengungguli ending yang ditulis Rowling pada Harry Potter and the Deathly Hallows.

Wednesday, November 26, 2008

Rokok?

Di mana2 rokok dilarang, orang yang merokok dirazia...

Di sini? Rokok dibuang ke wastafel, ck ck ck...



Tanya ken...apa?

Tuesday, November 25, 2008

I Was a Rat

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Childrens Books
Author:Philip Pullman
Nah… kalo buku ini saya rasa aman deh buat dikonsumsi anak2. Buku yang diterbitkan tahun 2000an ini telah diadaptasi menjadi miniseri TV. Kalau tidak salah pernah tayang di Trans7, tapi saya sendiri luput untuk menyaksikannya.

Bob Jones dan Joan adalah sepasang suami istri yang sampai pada masa tuanya belum juga dikaruniai anak. Hingga pada suatu malam, ada seorang anak laki2 yang mengetuk pintu rumah mereka dan berkata, “Dulu aku tikus.” Mereka memutuskan untuk merawat anak yang tak memiliki nama tersebut dan memberinya nama Roger.

Walaupun secara fisik bocah tersebut tampak seperti selayaknya anak laki2 biasa, namun tingkah lakunya benar2 mencerminkan seekor tikus sejati. Sampai kemudian anak itu menghilang dan membuat kedua ortu angkatnya khawatir. Ke manakah Roger?

Berpetualang, mulai dari menjadi tontonan sirkus nomaden, direkrut menjadi maling profesional, sampai kemudian nyawanya terancam karena dianggap sebagai monster yang berbahaya bagi masyarakat.

Benarkah Roger dulunya adalah tikus? Atau apakah itu hanya bualannya belaka? Jawabannya tentu saja bisa anda dapatkan pada akhir cerita.

Unik. Ilustrasi pada buku ini tidak hanya ilustrasi biasa, tapi ada juga kliping berita dari koran setempat, The Daily Scourge. Isinya berhubungan dengan kejadian yang diceritakan di novel ini. Jenaka, sepertinya Philip Pullman memang sengaja mengolok2 pers, khususnya surat kabar dengan gaya ilustrasi ini. Lumayanlah untuk membuat pembacanya tersenyum.

Ceritanya juga cukup menarik dan menghibur, saya jadi penasaran, siapa sih sebenarnya Roger ini? Apa benar dulunya dia memang seekor tikus? Oalah… Ternyata endingnya… Ini semua adalah kisah dongeng yang sukses diparodikan oleh Pullman, dilihat dari sudut pandang tokoh pembantu (benar2 pembantu karena porsinya di dalam dongeng aslinya memang sangat kecil). Hahaha maaf2… saya tak tahan untuk spoiler.

In the end, kita tidak boleh menyesali segala keputusan yang telah kita ambil. Kalau kita mau belajar untuk mencintai dan menghargai apa yang telah kita dapatkan, niscaya semuanya akan lebih mudah untuk dijalani. Dan mudah2an ada kebahagiaan yang akan kita raih di akhir. Amin.

Monday, November 24, 2008

Clockwork

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Mystery & Thrillers
Author:Philip Pullman
Ouch buku anak2 yang satu ini menurut saya tidak cocok dibaca untuk anak2 karena ceritanya terlalu mencekam dan mengerikan. Mungkin karena itu juga buku ini hanya meraih silver medal dari smarties award, sedangkan buku yang saya review sebelumnya, the Firewok-Maker’s Daughter meraih gold medal. Padahal menurut hemat saya, Clockwork ini jauh lebih menarik.

Karl adalah seorang murid pembuat jam di kota Glockenheim. Syarat kelulusannya hanya satu, ia harus membuat patung mekanis untuk ditempatkan pada jam besar di pusat kota. Sampai saat terakhir, ia belum juga berhasil membuat patung tersebut.

Di saat akhir keputus-asaannya, tiba2 seorang tokoh dari dongeng yang ditulis oleh Fritz, teman Karl yang berbakat dalam menulis, hadir membawa jawaban. Dr. Kalmeneius yang sejatinya adalah tokoh dongeng yang diciptakan Fritz, tiba2 hadir di dunia nyata menawarkan sebuah patung mekanis untuk dipakai oleh Karl.

Edan… begitu komentar saya saat membaca buku ini. Dari awal pembaca sudah dibawa ke dalam suasana yang mencekam. Tensi ketegangan ini juga terjaga dari awal hingga menjelang kisahnya berakhir. Suspense yang ditawarkan oleh Pullman juga membuat saya menjadi penasaran untuk segera merampungkankan novel tipis 100 halaman ini.

Gaya penulisan novel ini, oh brilian, dengan gaya alur maju dan mundur. Seperti ada cerita di dalam cerita, awalnya alur maju yang menceritakan keputusasaan Karl dan dongeng tulisan Fritz, lalu kemudian alurnya mundur untuk menceritakan latar belakang yang belum diceritakan pada kisah dongeng Fritz. Setelah beberapa bab berlalu, kedua cerita itu pun akhirnya menyatu menjadi sebuah satu kesatuan cerita yang utuh. Dahsyat.

Seperti biasa, layaknya dongeng Pullman, tak lengkap rasanya bila novel ini tidak menawarkan suatu pesan moral yang tersirat. Walaupun makananya tidak sesarat The Firework-Maker’s Daughter, tetapi cerita tentang hasrat dan keserakahan manusia yang tak pernah puas dengan apa yang telah mereka dapatkan, cukuplah untuk menyentil pembacanya. Oia, gambar sketsa yang menjadi ilustrasi pada novel ini juga cukup artistik dan indah dilihat.

Tak ayal lagi, anda semua harus membacanya, apalagi harganya sangat murah karena jumlah halaman yang sedikit. Lalu? Menceburlah ke dalam buaian kengerian yang mencekam.

The Firework-Maker's Daughter

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Childrens Books
Author:Philip Pullman
Lila adalah seorang anak pembuat kembang api. Dia tinggal hanya bersama ayahnya karena ibunya telah tiada. Sejak masih kecil, Lila tampak berbakat dalam membuat kembang api. Ayahnya tentu saja senang karena putrinya itu mewarisi bakatnya.

Tapi setelah Lila hampir menguasai seluruh teknik pembuatan kembang api, sang ayah berubah pikiran. Menurutnya seorang anak gadis tidak sepantasnya menjadi pembuat kembang api, karena pekerjaan itu bisa membuat anak gadisnya menjadi dekil, kusam dan tidak tampak seperti anak gadis pada umumnya.

Lila kecewa, dan atas bantuan Chulak, temannya yang bekerja sebagai pengawal Gajah putih milik kerajaan, Lila pun bertekad untuk meraih impiannya menjadi pembuat kembang api sejati. Dimulailah perjalanan Lila ke kawah Gunung Merapi untuk menempuh ujian berat yang disyaratkan guna melengkapi keahliannya sebagai pembuat kembang api.

Berhasilkah Lila? Yang jelas akibat ulahnya, kini nyawa sang ayah terancam, hanya keahlian mereka berdua yang bisa menyelamatkan, sampai saat pembuktian diri itu tiba…

Cerita anak yang cukup menarik ini ditulis Pullman dengan gaya bahasa yang ringan dan jenaka, sangat cocok buat anak tapi juga tidak membosankan untuk dibaca oleh orang dewasa. Apalagi pesan moral tentang kerja keras dan persahabatan yang disampaikan cukup mengena bagi pembacanya.

Untuk meraih kesuksesan, kita memang harus bekerja keras. Dan rasa cinta akan apa yang kita kerjakan membuat segalanya menjadi lebih mudah dan berarti.

Friday, November 21, 2008

Spring-Heeled Jack

Rating:★★★
Category:Books
Genre: Childrens Books
Author:Philip Pullman
Tiga bersaudara yatim piatu Lily, Rose dan Ned berusaha kabur dari sebuah panti asuhan di Inggris. Di tengah jalan mereka malah menjadi incaran penjahat terkenal di Inggris, Mack si pelempar pisau, yang menginginkan Liontin emas, satu2nya harta terakhir peninggalan orangtua mereka.

Rencana mereka untuk pergi ke Amerika pun terancam batal saat Ned kemudian diculik oleh Mack. Tapi beruntung masih ada orang2 yang berbaik hati untuk menolong ketiga saudara malang ini. Belum lagi ada sesosok misterius yang turut membantu mereka, Spring-Heeled Jack (Jack si Pelompat), untuk menghadapi Mack.

Belum lagi urusan dengan Mack selesai, muncul ancaman berikutnya dari pengurus Panti Asuhan yang serakah, Mr. Killjoy dan Ms. Gasket, yang juga turut mengincar Liontin Emas tersebut. Mampukah ketiga anak ini selamat dan pergi ke negeri impian, Amerika?

Novel anak ini cukup unik karena menggabung antara novel dengan komik. Masalahnya pada buku terjemahan Gramedia, sepertinya mereka agak kesulitan dalam penempatan lay-out komiknya. Hal ini jelas akan membingungkan para pembacanya, karena (pada beberapa kasus) alur ceritanya menjadi sedikit tidak nyambung antara cerita pada novel dengan komiknya.

Secara keseluruhan, karya Philip Pullman yang menceritakan tentang kepahlawanan sosok legenda dari Inggris ini tak ubahnya menjadi cerita untuk anak2 belaka. Kisahnya sangat simpel tentang si baik melawan si jahat. Klise. Flat tanpa twist, karena endingnya juga terlalu mudah ditebak dari awal cerita.

Oke, saat itu saya pikir, mungkin beginilah buku anak2 karya Pullman sebelum era His Dark Materials Trilogy.

Sampai akhirnya saya membaca buku Pullman berikutnya…..

Thursday, November 20, 2008

Laskar Pelangi

Rating:★★★★★
Category:Movies
Genre: Kids & Family
Directed by: Riri Riza

Ya ampun sky… kemana saja, kok hari gini baru nonton Laskar Pelangi?

Hahaha jadi malu nih, udah posting foto2 LP the Movie dari bulan Agustus 2008 tapi ternyata baru sempat nonton filmnya setelah hampir 2 bulan berselang setelah peluncuran filmnya di bioskop.

Hehehe ah biarlah terlambat, saya tetap senang bisa turut serta dalam usaha pemecahan rekor jumlah penonton film lokal terbanyak di Indonesia. Hmm, sudah berapa ya sekarang jumlah kursi yang terjual? Mungkin sekitar 4 juta, saya rasa angka 5 juta penonton tidaklah terlalu berlebihan untuk film sekelas Laskar Pelangi.

Kenyataan memang pahit, tapi itu semua tak menyurutkan langkah Ikal dan seluruh anggota laskar pelangi lainnya dalam memperoleh hak mereka dalam mendapat pendidikan. Mereka semua adalah anak2 miskin dari pulau Belitong, yang sedari lahir sepertinya sudah ditakdirkan untuk menjadi kuli timah bilamana mereka dewasa nanti.

Sekolah Muhammadiyah reyot yang juga berfungsi sebagai kandang kambing di kala malam pun tak sanggup menghapus impian mereka untuk tetap belajar dan berprestasi. Hal ini tentu saja tak lepas dari dukungan Pak Harfan dan Bu Muslimah yang mengajar dan mendidik dengan penuh keikhlasan dan dedikasi tinggi, menyayangi setiap murid yang hanya 10 orang itu bagai anak2 mereka sendiri.

Memang tidak dapat disangkal, kekuatan utama film ini berpangkal pada jalinan cerita novel karangan Andrea Hirata. Tapi naskah adaptasi yang dikerjakan oleh Salman Aristo juga patut diacungi jempol. Salman berhasil memindahkan spirit yang ada di dalam novel ke dalam naskah film. Memang banyak cerita yang tidak dimasukkan ke dalam filmnya, tapi itu semua tak membuat filmnya terasa lompat2 atau sekedar menjadi visualisasi belaka.

Riri Riza? Ah, kepiawaiannya dalam mengarahkan anak2 yang belum pernah bermain film sudah teruji saat ia berhasil menggarap Untuk Rena. Kali ini tentu saja tingkat kesulitannya bertambah tinggi karena yang diarahkan adalah anak2 asli Pulau Belitong yang mungkin mempunyai kebiasaan dan bahasa berbeda dengan anak2 yang tinggal di Pulau Jawa. Tetapi toh pada akhirnya Riri berhasil mengarahkan mereka semua dengan baik.

Jadi apalagi? Cerita yang menarik, adaptasi yang sempurna, akting matang dari para aktor dan aktris berpengalaman, sinematografi yang menawan dan arahan sutradara yang brilian membuat film ini menjadi begitu sempurna. Sepanjang film, Riri berhasil mengaduk2 emosi penonton, tak heran pada endingnya begitu banyak air mata penonton terkuras dibuatnya. Fantastis. Bolehlah film ini menjadi tonggak untuk kesekian kalinya dalam kebangkitan film Indonesia.

So? Fuck Kompas. Fuck their snobbish review. Sudah saatnya mereka berhenti membantai film2 berkualitas karya anak bangsa. Menurut saya cerita yang dimasukkan ke dalam film tidaklah terlalu berjejal seperti yang mereka bilang. Jalinan cerita film yang berdurasi sekitar 2 jam ini cukup padat, ringkas dan mengalir dengan mulus.

Tak mungkin hanya soal pendidikan yang dimasukkan di film ini, karena film layar lebar dibuat untuk menghibur, jadi sangat tepat bila Riri juga mesukkan unsur2 komedi untuk menyegarkan penontonnya. Tengok saja kisah jenaka cinta monyet Ikal dengan A Ling yang menarik untuk diikuti dan berhasil membuat penonton tergelak.

Hiburan tambahan yang ringan memang mutlak diperlukan, asalkan tidak sampai mengurangi pesan moral yang terkandung dalam novelnya. Semangat pantang menyerah. Saat salah seorang dari Laskar Pelangi gagal meneruskan sekolah, tak hanya kesedihan yang hadir, tapi juga bisa menjadi cambuk semangat bagi Ikal untuk tetap berusaha meneruskan pendidikannya ke jenjang yang paling tinggi.

Ya, seorang anak dari desa yang miskin bisa melakukan itu. Jadi, memang tidak ada alasan bagi kita untuk menyerah bukan?

Monday, November 17, 2008

PHD

Di dekat rumah kami, di areal ruko daerah bekasi, belum lama ini dibuka sebuah gerai Pizza, namanya PHD. Gerai ini tidak menerima dine in, hanya delivery dan take away saja. Entah apa kepanjangan PHD ini, apakah Pizza Hut Delivery atau Pizza Hot Delivery. Yang jelas PHD ini memang masih satu atap dengan restoran Pizza nomer satu di Indonesia, Pizza Hut.

Tapi nama menu dan toppingnya memang agak berbeda dengan Pizza Hut. Begitupun dengan harganya, jauh lebih murah dari Pizza Hut. Tapi uniknya PHD juga menawarkan ukuran yang berbeda pula, tidak ada personal pan (4 potong) maupun medium size (6 potong). Yang ada hanyalah regular size (8 potong) = large size milik Pizza Hut. Dan satu lagi yaitu ukuran jumbo yang berisi 10 potong pizza dengan diameter 14 inchi. Wow….

 

Yang saya suka dari PHD ini adalah ketebalan rotinya yang lebih tipis daripada Pizza Hut. Entah kenapa, saya malah tidak suka dengan adonan roti Pizza Hut yang tebal itu, cuma bikin kenyang tidak karuan. Nah dengan hadirnya PHD yang memiliki adonan roti yang tipis, sekarang ada alternatif lain untuk Izzy Pizza yang harganya teramat mahal itu (walaupun rasanya juga teramat enak sih hehehe).

 

Kelebihan lain PHD, selain harganya yang cukup ekonomis, rasanya yang lumayan, dan adonan roti yang tipis adalah… Pelayanannya yang cepat. Mereka bahkan menjanjikan pizza gratis untuk pesanan yang terlambat datang atau tidak sesuai dengan waktu yang mereka janjikan. Selama ini memang mereka belum pernah melakukan wan prestasi hehehe sampai akhirnya kemarin, Pizza yang saya pesan jam 10, ternyata baru tiba di rumah jam 11… O o…

 

Lalu datanglah pegantar pizza itu, dengan membawa serta kupon ini..

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

















Wow, benar2 pelayanan yang memuaskan… Sering2 saja terlambat, PHD… hahaha lumayan saya dapat pizza gratis… Yeah

Tuesday, November 11, 2008

Cerita si Kerupuk Palembang

“Mbak, ini ada sekedar oleh2 dari kami, seperti biasa mbak, kerupuk palembang…”

 

Mirna tersenyum, lalu sesaat dia tertegun menatap sendu bungkusan plastik itu, isinya padat dengan kerupuk asli Palembang yang terkenal lezat untuk menjadi teman makan ataupun sekedar cemilan. Tanpa terasa pikiran menerawang, tidak terlalu jauh ke belakang, terasa hangat… Ah matanya pun mulai berkaca2, makin terlihat jelas dari balik kacamata minus yang dkenakannya.

 

“Loh, kenapa mbak?”

 

“Oh maaf… maaf… terima kasih banyak atas pemberian kerupuk Palembangnya… Hanya saja, paman saya yang sangat suka dengan makanan ini, baru saja meninggal kemarin… Saya jadi teringat beliau”

 

“Ya ampun mbak, kami semua turut berduka cita yaaa…”

 

Suasana kantor yang tadinya penuh keceriaan menjadi sedikit berubah menjadi suasana duka saat rekan2 Mirna satu persatu menghaturkan ucapan turut berbela sungkawa.

 

Saat akhirnya kerupuk itu tiba di rumah, si anak bungsu pun ternyata tak kuasa untuk menitikkan air mata saat melihat penganan pemberian sepupunya itu telah ditaruh dalam wadah plastik kedap udara. Selama ini dia memang jarang mencicipi, karena tahu kalau kerupuk itu adalah makanan kesukaan ayahnya.

 

“Biarlah kali ini giliran aku yang mencicipi…” pikirnya.

 

Ah, lezat sekali, terasa benar ikannya. Gigitan demi gigitan tak hanya menimbulkan suara kriuk yang renyah, tapi juga membangkitkan serpihan kenangan yang dahulu pernah hadir dalam setiap bungkus kerupuk yang pernah dikirim ke rumah ini. Menghadirkan sebuah cerita, yang takkan dilupakan bagi mereka yang pernah berkumpul bersama.

 

Sebuah cerita tentang si kerupuk Palembang

 

*terimakasih banyak untuk seorang sepupu, cerita yang terlalu simpel ini saya dedikasikan untukmu. You are not just a mere cousin to me, you are the best friend I have ever had.

 

PS: Saya hanya mendengar garis besarnya saja, mohon maaf kalau saya mendramatisir terlalu banyak

Monday, November 10, 2008

Grindhouse: Planet Terror

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Horror
Directed By: Robert Rodriguez

Huaa… sebenarnya saya agak malas juga mereview film Planet Terror, tetapi karena kemarin sudah janji di review sebelumnya, ya terpaksalah saya membuat review film ini hehehe uffff… Filmnya benar2 mengerikan, kejam, dan berdarah2 dari awal sampai akhir. Death Proof yang saya sampai miris menyaksikannya, rasanya tidak ada apa2nya kalau dibandingkan dengan kebrutalan yang disajikan di film ini. Benar2 tingkat kekerasan yang aduhai tingginya (harap maklum, saya belum pernah, dan sepetinya takkan mau, menyaksikan SAW, Hostel, dll).

Kisahnya standar saja, bercerita tentang senjata biologis, yang dalam suatu inisden, bocor dan menyebar ke seluruh kota. Manusia berubah menjadi zombie yang haus akan darah dan daging sesamanya. Sekumpulan warga berusaha untuk menyelamatkan diri dan keluarganya. Diantaranya adalah Cherry Darling (Rose McGowan) dan kekasihnya yang misterius El Wray (Freddie Rodriguez). Bersama dengan survivor lainnya, mereka bahu membahu untuk menyelamatkan diri dan mengungsi ke daratan Mexico.

Secara keseluruhan, memang hampir tidak ada hal baru yang ditawarkan oleh film ini. Film tentang senjata biologis yang bocor dan menginfeksi populasi manusia sudah sangat sering ditampilkan di film2 sebelumnya seperti berjilid2 seri Resident Evil. Dan jika ternyata ada segelintir manusia yang imun terhadap virus tersebut, hal ini juga pernah dihadirkan dalam film I am Legend.

Memang secara kualitas, film ini masih belum dapat disejajarkan dengan proyek Grindhouse besutan koleganya, Death Proof. Tapi meskipun demikian, film ini masih bisa sedikit menghiburlah. Terutama dengan tokoh Cherry yang unik dengan sebelah kaki palsu yang berupa gabungan antara machine gun dan grenade launcher, that IS a style.

Begitu banyaknya unsur komedi yang diselipkan juga bisa melupakan sedikit kengerian akibat terlalu banyaknya darah yang berceceran di film ini. Bayangkan, di saat genting tokoh utamanya masih sempat melakukan adegan sex yang menjadi adegan wajib setiap film horor murahan hahaha…

Bagaimana aksinya? Full dari awal ampai akhir, dan sebagian besar benar2 terlihat murahan hehehe termasuk adegan fenomenal yang menghadirkan Cherry menghindari rocket launcher dengan cara…. Kayang… pasti waktu sekolah dia dapat nilai bagus untuk praktek senam hihihi.

Bagi anda yang belum nonton, jangan ragu2 untuk menyaksikan, filmnya sangat seru, asalkan anda tahan dengan tingginya tingkat kekerasan yang dihadirkan di sini.

Friday, November 7, 2008

Grindhouse: Death Proof

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Other
Directed By: Quentin Tarantino

Akhirnya setelah sekian lama, berhasil juga saya menyaksikan film yang disutradai oleh Quentin Tarantino ini. Setelah gagal mendapatkan keping dvdnya, saya akhirnya memutuskan untuk mengopi file .avi milik kakak saja lah hehehe dasar mental pembajak

Film tahun 2007 yang tergabung dalam proyek Grindhouse antara Tarantino dan Robert Rodriguez ini menceritakan tentang sekumpulan wanita cantik yang bersama2 melakukan perjalanan dengan menggunakan mobil. Tanpa sadar mereka dikuntit oleh seorang stuntman psikopat haus adrenalin (Kurt Russel) yang juga berkendara mobil stunt miliknya.

Setelah berpesta di bar mulailah stuntman Mike menjalankan aksinya. Setelah mendapatkan 1 korban, Mike pun berencana menghabisi semua wanita yang melanjutkan perjalanan. Caranya simpel, hanya dengan menabrakkan mobil stuntnya dengan mobil yang dikendarai para wanita tersebut.

Singkat cerita Mike hanya mengalami cedera ringan dalam menjalankan aksinya, dan setting film pun bergeser 14 bulan kemudian saat Mike sudah sehat wal afiat dan siap menjalankan aksi berikutnya dengan mengincar sekawanan wanita (yang lagi2) cantik untuk memuaskan nafsu setannya.

Awalnya film ini menwarkan percakapan yang sangat membosankan di antara pemeran wanitanya yang asyik bergosip tentang kehidupan, cowok, sex, dll. Bagai jet coaster, Tarantino membawa penontonnya ke dalam suasana thriller yang mencekam… dan akhirnya? Ditutup dengan suatu ending murahan ala Power Puff Girls dan Charlie’s Angels hahaha…

Ya begitulah style Tarantino, film yang dibuat dengan gaya retro (filmnya, bukan kameranya, agak goyang dan penuh scratch di mana2) ini sepertinya asal2an dan seenak udelnya saja dibesut olehnya. Tapi kalau diperhatikan lebih mendalam, film yang sarat dengan kekerasan ini memang penuh dengan nilai2 artistik. Lihat saja adegan favorit saya, the ultimate frontal car crashing… Saya sampai tidak habis pikir, kok bisa sih Tarantino memikirkan untuk membuat adegan sedahsyat ini? Dengan teknik editing yang brilian… This is totally fucking insane…!!!! Awesome! Sadis, tapi kreatif. Miris dilihat, tapi orisinil dibuat.

Yah begitulah kualitas sang maestro Tarantino, film yang seharusnya bisa masuk ke dalam kategori B-Movie, dikemas dengan sangat berkelas dan sarat dengan nilai2 artistik pada gaya retro dan sinematografinya yang sangat memikat. Lap Dance yang diperagakan juga sangat indah dan menggairahkan (he?). Selain itu adegan car chasing di sesi kedua juga cukup menarik untuk disimak. Adegan baku hantam di ending yang saya bilang murahan di awal, sebenarnya juga digarap dengan serius oleh Tarantino yang memang sangat piawai dalam membuat adegan jenis ini.

Bagi anda yang belum sempat menyaksikan filmnya, anda mendapatkan rekomendasi penuh dari saya. Tapi perlu diingat, film ini penuih dengan kekerasan tingkat tinggi, walaupun tidak sampai sesadis proyek Grindhouse Rodriguez yang berjudul Planet Terror, tapi tetap saja, membuat saya miris juga melihatnya hehe…

Owkey Planet Terror, you are NEXT…!!!