Thursday, December 27, 2007

Pak Memet

Pak Memet menghela nafas panjang. Dunia serasa runtuh saat ia dipindahkan ke bidang tugas yang baru. Ah, pikirnya, salah apa saya sehingga mendapat cobaan ini. Matanya panas, emosi bercampur dengan kekecewaan. Tugas yang baru ini adalah tugas buangan. Hanya untuk orang2 yang tidak dibutuhkan, singkatnya memang tidak ada yang bisa dikerjakan alias nganggur. Pengangguran dengan slip gaji rutin setiap bulan. Kadang bagi yang pernah merasakan hal ini, mungkin akan berpikir sebaliknya, wah sepertinya enak sekali. Tapi bagi mereka yang biasa bekerja dengan keras setiap hari, hal ini akan teraa seperti neraka, begitu menyiksa bagaikan menjadi pengangguran yang sebenarnya.

 

Kalau saja masih muda, tentu akan mudah untuk membuat keputusan untuk  hengkang dari kantor yang sekarang ini. Tapi usia telah bergulir terlalu jauh, tak mudah lagi untuk membuat keputusan seperti itu. Dalam galau ia pulang ke rumahnya, sedikit kehangatan dari keluarga pasti akan sedikit pula memeberi ia ruang untuk melupakan kekecewaan dan kesedihannya. Diceritakan kepada istrinya perihal duka dan lara hatinya. Sang istri hanya tersenyum, dengan lembut ia berkata, “ Kenapa sedih pak? Walaupun kau merasa kecewa sedalam2nya, toh kau masih tetap memiliki pekerjaan dan rezeki setiap bulannya. Apakah kau sudah lupa caranya bersyukur? Ingat aku di sini menerimamu apa adanya.. Apakah selama ini aku pernah menuntut macam2? Bersyukurlah dengan apa yang selama ini kita dapat, aku akan terus di sini, mendampingimu.”

 

Dilihat anakanya yang paling besar, yang baru saja mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan kecil. Dia tersenyum, pikirannya melintasi puluhan tahun waktu yang telah berlalu, ia ingat ketika dulu masih muda dan hijau, dengan semangat menderu untuk belajar dan bekerja. Yah, masanya memang  telah lewat, benar kata istrinya, apapun yang terjadi, ia memang harus bersyukur dengan apa yang telah didapatnya selama ini. Sedikit beban mulai terangkat dari pundaknya.

 

Lalu hari demi hari berjalan, ia pun berusaha untuk menyengangi kehidupannya yang sekarang terasa sangat membosankan. Tak ada yang dapat dikerjakan, seluruh kemampuan dan potensi yang mengalir deras dalam dirinya, praktis mati seiring dengan perubahan tugas dan tanggung jawabnya. Dia menyadari siklus seperti ini tidak sehat dan malah menyedot seluruh energi kehidupannya. Tapi tidak ada yang dapat diperbuatnya selain berusaha mensyukuri dan terus berdoa kepada Yang Maha Kuasa. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bahkan bulan pun berganti tahun, tetapi tetap belum ada perubahan dalam hidupnya. Dia meringis getir, mencoba bertahan dari galau hati yang tak kenal ampun mendera bagi badai pasir di gurun sahara.

 

Tapi.

 

Itu dua tahun yang lalu. Sekarang dia telah dipindahkan ke bidang pekerjaan yang membuatnya sangat sibuk. Yah roda memang selalu berputar. Dia bahagia, doanya yang tiap malam dipanjatkan akhirnya membuahkan hasil juga. Hari2 tanpa kesibbukan telah berhasil dilewatinya dengan tabah. Selamat datang hari2 penuh kesibukan, di hadapannya sampai jauh ke depan. Pak Memet telah kembali, yah, kembali dari pertapaan panjangnya. Dengan semangat penuh yang meluap2.

 

Lalu pintu itu terbuka, dia masuk untuk membahas pekerjaan rutin saat akhir tahun tiba. Aku tersenyum, semangatnya mengalir deras, akupun bisa merasakannya dari sini. Yah, auranya terasa sangat kuat, dan menebar ke segala penjuru. Oops pekerjaanku sendiri juga telah menumpuk, turut mengajakku untuk tenggelam… Dalam kesibukan yang ternyata begitu indah, menyenangkan dan menyegarkan. Selamat pagi semuanya…!!!

Wednesday, December 19, 2007

Internet Emang Bikin Enteng

Bahkan, orang akan melangsungkan pernikahan juga dipermudah oleh kehadiran internet. Dalam hal ini adalah pembuatan label untuk undangan. Ketika kemarin hendak membeli label di gramedia, yang terbayangkan oleh saya adalah kesulitan dalam membuat setting formatnya di Word. Teringat hampir 7 tahun yang lalu ketika saya kebagian tugas membuat label untuk undangan pernikahan kakak. Saya sampai jungkir balik menyetting format label, setelah beberapa lama akhirnya jadi juga, walaupun presisinya masih memprihatinkan, terutama untuk row2 paling bawah.

 

Kali ini untuk pernikahan saya sendiri, dan setelah sampai rumah, saya melihat2 label Tom & Jerry (wih, sepertinya ini merk monopoli deh, di gramed kemarin hanya ada merk ini hehehe) yang baru saja saya beli di Gramedia.  Ketika bungkusnya saya balik, wah ada tulisan apa ini…?

 

Untuk format dan ukuran, kunjungi http://www.tjlabels.com/

 

Dan ternyata saudara2… Filenya (dalam bentuk table Word)  sudah disiapkan oleh pihak Tom & Jerry, saya tinggal mendownload sesuai nomor seri / ukuran label, dengan presisi keakuratan 100%, wysiwyg, what you see is what you get. Tanpa saya perlu capek2 menyetting label. Fiuh, God Bless Internet hehehe…

Saturday, December 15, 2007

Impian Cinderella

Cinderella, sepatu kaca, pangeran tampan yang baik hati.

Gadis itu tersenyum, bermimpi bahwa suatu saat akan ada pangeran yang menjemput dan membawanya ke singgasana di istananya yang megah dan nyaman. Dengan dayang2 yang sigap membantu dan melayani. Dengan sang Pangeran yang selalu ada di sampingnya, gadis itu akan hidup aman, damai, tentram dan bahagia sampai akhir hayatnya. Suatu impian yang selalu ditutup oleh kata2...

And live happily ever after.

Lalu aku datang. Masuk ke dalam hidupmu. Membangunkanmu dari mimpi indahmu. Terbangun dari semua yang kau harap indah. Aku bukanlah Prince Charming yang bersinar di kala pagi, bercahaya di kala senja. Aku bukanlah Pangeran tampan berkuda putih yang menghangatkan di kala hujan dan menyejukkan di kala panas. Aku bukan ksatria pemberani yang berperisai kokoh, berzirah logam dan bersenjatakan pedang berkilau. Bukan, aku bukanlah ksatria itu, yang dengan gagah berani berkelana jauh ke ngarai yang curam dan menghujamkan mata pedangnya ke tenggorokan naga yang bernafaskan api panas.

Aku mungkin hanya si bungkuk dari Noterdam yang putus asa mencintai gadis cantik pujaannya. Aku mungkin hanya Ogre yang menyeramkan, seperti makhluk hijau yang tak tau diri mencintai Princess Fiona. Aku, seorang anak kecil yang dulu terpesona oleh keelokan parasmu, kebaikan hatimu, dan kesetiaanmu menemaniku. Yang jelas aku hanyalah rakyat jelata yang hanya bisa berusaha keras untuk membahagiakanmu. Yang kadang tidak berhasil dan hanya membuat menangis dalam kecewa.

Maafkan aku putriku, aku datang mengganggu dan membuyarkan semua mimpi indahmu. Aku yang tak berdaya untuk membahagiakanmu ini, akan terus berusaha untuk setidaknya bisa membuatmu tersenyum dan tertawa walaupun hanya dalam kegetiran yang menyekat. Sampai kau merasa nyaman di rumah gubukku. Sampai kau bisa menganggapku sebagai selayaknya rumah, tempat kau bisa kembali, setiap saat. Entah kapan, mungkin...

Suatu saat nanti.

Permen Karet

Dahulu ada cerita lucu tentang Perdana Menteri Singapura yang mengadakan jamuan makan dengan Menlu Thailand. Yah cerita ini sudah lama sekali saya dengar dari sepupu saya, mungkin waktu jaman kuliah dulu.

After finish eating the Lobster, they’re making conversation.

Sing: In your country, what do you do with the lobster’s shell?

Thai: Nope… We get nothing to do, we just throw it away.

Sing: In our country, we send the shell to the factory and produce prawn cracker then export it to Thailand

 
After finish eating the fruit, they’re making conversation.

Sing: In your country, what do you do with the orange peel?

Thai: Nope… We get nothing to do, we just throw it away.

Sing: In our country, we send the peel to the factory and produce orange candy then export it to Thailand

The Thai minister then offering bubble gum to Sing Prime Minister, after that they’re making conversation

Sing: In your country, what do you do with the wasted bubble gum?

Thai: Nope… We get nothing to do, we just throw it away.

Sing: In our country, we send the wasted gum to the factory and produce condom then export it to Thailand

 
Silence for a while, then for the first time, the Thai Minister started the conversation.

Thai: Uhm, and what your country do with the used-condom?

Sing: Nope… We get nothing to do, we just throw it away.

Thai: In our country, we send the used-condom to the factory and produce bubble gum the send it back to Singapore.

 
Since that final conversation, all kind of bubble gums is prohibited in Singapore.

 
Kemarin saya membaca di harian kompas, Bea Cukai menahan kontainer yang berisi kondom bekas pakai dengan berat total 25 ton yang diimpor dari Jerman oleh PT BRT. Entahlah apakah itu kondom lengkap dengan isinya atau tidak, mungkin PT BRT juga berniat memproduksi permen karet dari kondom bekas tersebut, dan me re-ekspor ke Jerman. Entahlah. Di Indonesia apa sih yang tidak mungkin? Kondom bekas pakai saja bisa diimpor. What impossible is impossibility itself.

Thursday, December 13, 2007

Quickie Express

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Comedy
Directed by Dimas Djayadiningrat


Lagi, film komedi lokal menyambangi bioskop tanah air. Kali ini datang dari produser Nia Dinata yang berkolaborasi dengan Dimas Djayadiningrat sebagai sutradaranya. Film yang digarap ala Casino dan Carlito’s Way (harap diingat ini film komedi hehehe, jadi saya juga boleh dong berkomedi) ini memang murni film komedi, kalaupun ada sedikit drama percintaan, tetap saja 90% isinya adalah komedi walaupun kontennya memang dewasa dan tidak cocok untuk anak2.

Ceritanya tentang Jojo (Tora Sudiro), seorang lelaki usia 27 tahun yang berkeluh kesah dengan hidupnya, karena sekeras apapun dia berusaha, tetap saja dia menjadi orang susah. Sampai akhirnya, datanglah seseorang yang menawarkan pekerjaan yang lebih menjanjikan, yaitu menjadi seorang gigolo, suatu pekerjaan yang konon kabarnya lebih enak daripada usaha Multi Level Marketing. Akhirnya bersama kedua temannya, Marley (Aming) dan Piktor (Lukman Sardi), Jojo akhirnya menapaki karier sebaga cowok panggilan mulai dari kelas teri sampai menjadi gigolo papan atas, bahkan sampai memiliki klien tetap ekskluif, Tante Mona (Ira Maya Sopha). Tapi di tengah jalan sialnya Jojo menemukan cinta sejati, seorang gadis manis yang bernama Lila. Mengapa sial? Karena akhirnya Jojo menyadari latar belakang keluarga Lila yang sangat suram dan akhirnya turut membawa Jojo ke masalah yang tak pernah dia pikirkan sebelumnya. Oooh… Deep deep trouble.

Seorang teman mengeluh tentang Quickie Express. Film yang disebutnya sebagai film retro ini, dikatakan tidak konsisten dalam menyajikan susana tahun 80an. Tapi menurut saya film ini memang tidak dibuat oleh filmakernya sebagai film retro, hal ini dengan jelas terlihat saat Jojo mengganti walkmannya dengan MP3 player sejenis iPod. Toh filter warna kuning tidak bisa menjadi patokan kalau filmnya adalah film retro, lihat saja film Berbagi Suami di segmen Shanty, warna kuning menjadi lebih dominan di situ, padahal settingnya jelas tahun 2006. Jadi bukan kemunculan HP samsung yang menjadi masalah, tapi deringnya ketika di kapal pesiar lah yang menjadi masalah, ketidakprofesionalan Jojo yang diceritakan telah menjadi gigolo papan atas memang menjadi kejanggalan dalam film ini.

Syarat keberhasilan film komedi adalah membuat penontonnya tertawa. Dalam hal ini Quickie Express telah menjalankan tugasnya dengan sangat baik. Saya tidak hanya tertawa, tapi tertawa terbahak2 sampai sakit perut. Komedinya segar dan sangat lucu, walaupun di tengah agak melambat karena disusupi kisah drama dan cinta, tetapi hal itu tidak sampai membuat penonton (atau minimal saya) tidak merasa bosan. Dari segi akting, Tora telah bermain dengan baik. Ira Maya Sopha lagi2 menunjukkan kelasnya, walaupun kemampuan aktingnya tidak sepenuhnya tereksplorasi seperti dalam Berbagi Suami. Memang ada kekurangan seperti yang telah saya sebut di atas, contoh lainnya adalah pengembangan karakter yang tidak optimal. Tokoh Marley dan Piktor seperti mati di tengah jalan, keduanya tak ubahnya sebagai pelengkap yang tidak penting di film ini. Selain itu, Tora terlihat terlalu tua untuk pemuda umur 27 tahun.Tetapi secara keseluruhan, film ini sangat lucu, menghibur, ringan dan segar.

Quickie Express bukan film komedi lokal terbaik yang pernah saya saksikan. Saya sadar, bukan Nia Dinata yang menjadi sutradaranya, melainkan Dimas Djay. Tetapi saya masih menunggu Nia Dinata untuk kembali ke kursi panasnya. Saya haus akan karya2nya. Ayo Nia, lepaskan sedikit dahagaku…

Wednesday, December 12, 2007

Then, the Fastest Man in South East Asia

Akhirnya pemenangnya sudah terpilih, Antasari Azhar berhasil menjadi ketua KPK. Ah, banyak yang berpikir, bagaimana mungkin membersihkan dengan sapu kot...

Sky....

Yah...

Jangan bahas itu deh

Kenapa?

Yang mencerahkan dong.

Hihihii iya deh, tadi cuma becanda kok.

Baru saja minggu lalu saya membahas tentang SEA games karena kegalauan saya dengan pesta olahraga seasia tenggara ini. Beberapa hari yang lalu saya malah mendapat kejutan. Sepertinya saya disentil oleh kenyataan, ditampar, tepatnya oleh pretasi anak bangsa. Mereka berteriak bahwa mereka masih ada, belum, belum mati. Mereka ada, potensi itu tetap ada walaupun mungkin agak tertidur karena kurangnya perhatian dari saya, anda, kita semua seluruh bangsa Indonesia.

Saya tersentak ketika membaca di kompas, bahwa Suryo Agung Wibowo menjadi peraih medali emas untuk nomor atletik yang paling bergengsi, sprint 100meter putra. Terakhir Indonesia meraih medali emas di nomor ini ketika jaman2nya Mardi Lestari masih jaya. Dia mencetak hattrick, meraih 3 medali emas pada akhir 80an sampai dengan awal 90an. Setelah masa keemasn itu praktis mulut Indonesia terbungkam, medali emas selalu diboyong oleh atlet Thailand dan sekali oleh Malaysia. Indonesia ya Mardi Lestari, tak ada yang lain. oleh karena itu saya sangat bangga dengan prestasi yang telah diraih oleh Suryo kemarin.

Bukan hanya itu, Suryo juga memecahkan rekor SEA games dengan catatan waktu 10,25 detik yang sebelumnya dipegang oleh atlet Thailand dengan 10,26 detik. Memang Suryo belum berhasil memecahkan rekor Nasional yang dipegang oleh Mardi lestari dengan 10,20 detik. Tapi tetap saja rekor SEA games masih sedikit lebih bergengsi daripada rekornas. Mardi Lestari memang seorang Maestro lari sprint, tapi pencapaian Suryo juga amat sangat fantastis dan melegakan bagai oase di padang pasir. Bayangkan ketika kontingan Indonesia belum beroleh 1 medali emas pun, Suryo datang sebagai penyumbang medali emas pertama di SEA games 2007.

Dan beberapa hari sesudahnya setelah Medali Emas mulai lancari mengalir untuk kontingen Indonesia, Suryo sekali lagi memberikan kejutan manis, dengan menyumbangkan medali emas untuk nomor lari 200 meter. Alhasil dari 4 target medali emas di nomor atletik, 7 medali emas malah berhasil diraih. Fuckin' awesome...!!! Begitu juga di cabang badminton kegemaran saya, beregu putri berhasil menyumbangkan sekeping emas lagi untuk Indonesia. Bukannya saya tidak menghargai tim putra, tetap saya senang dengan perolehan emas, tapi seperti kata Taufik Hidayat, SEA games memang bukan tandingan untuk pemain putra yang telah banyak berbicara di pertandingan internasional, tapi walau bagaimanapun mereka berhak juga untuk mendapatkan penghargaan bukan?

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai hasil karya dan prestasinya bangsanya sendiri. Jadi daripada hanya berkomentar prihatin terhadap prestasi olahraga nasional, seperti yang kemarin terucap oleh pemimpin bangsa kita, toh lebih baik saya bersyukur saja terhadap perolehan Indonesia di kancah olaharaga seasia tenggara ini. Saya berterima kasih atas segala prestasi yang telah engkau capai, wahai saudara2ku. Kalian masih sanggup menunjukkan kesungguhan dan determinasi yang tulus di kala perekonomian masih belum pulih dari keterpurukan. Kalian sanggup untuk terus berprestasi ketika perhatian dan kompensasi dari pemerintahmu sendiri masih sangat kurang. Rasanya tak ada lagi yang bisa saya ucapkan selain...

Terima Kasih.

Friday, December 7, 2007

Apa Kabar SEA Games?

Saya jadi teringat waktu jaman tahun 80-90an dulu, ketika Indonesia masih berjaya dengan hutang luar negeri. Pada saat acara perhelatan olahraga terbesar se-asia tenggara dibuka, hypenya sudah merebak ke seluruh plosok negeri. Saya yang masih kecil pun ikut tertular demamanya. Tiap pagi yang dipantengin pasti harian kompas tersayang. Melihat apa sih anak kecil? Tentu saja perolehan medali. Rasa pensaran, deg2an, dan harap2 cemas selalu membayangi di pagi hari (maklum namanya juga anak kecil, sore2 yah udah bobo, tidak sempat melihat/mendengar update perolehan medali di malam hari). Televisi pun dengan gencar menayangkan acara ini. Sampai saya pun bisa menikmati pertandingan karate yang saya sendiri tak mengerti peraturannya. Puncaknya tentu saja badminton dan sepak bola.

 

Aaaahhh Indonesia, saat itu kau sungguh perkasa. Setiap acara akbar ini digelar, Indonesia selalu menjadi langganan juara umum. Walaupun selalu bersaing dengan ketat dengan Thailand, toh akhirnya Indonesia selalu menempati urutan pertama dalam pengumpulan medali. Yah pernah sekali waktu ketika Indonesia berada di urutan kedua, pada saat Thailand menjadi tuan rumah tentunya hehehe itupun penuh dengan kontroversi sportivitas yang terlontar, entah itu karena kecurangan wasit, jadwal yang sengaja dibuat tidak menguntungkan kontingen Indonesia, dan hal2 lainnya. Bukannya ingin membela negara sendiri (memang iya sih hahaha), tapi ketika SEA games diadakan di zona netral seperti Malaysia, Brunei, atapun Singapura, selalu saja Indonesia menjadi juara umum dengan Thailand di posisi kedua.

 

Sudah lah itu dulu, sekarang bagaimana? Ok, back 2 reality…Yah anda bisa rasakan sendiri lah. Jangankan hype, gaungnya saja sudah nyaris tak terdengar. Sudah terbukti dari SEA games yang lalu, posisi indonesia melorot ke posisi yang kurang terhormat. Kurang pembinaankah? Yang jelas sih kekurangan biaya. Sejak negara ini dihantam oleh badai krisis moneter di tahun 1998, praktis perekonomian pun lumpuh, akumulasi hutang yang dikoleksi sejak jaman orde baru akhirnya terasa juga efeknya. Jangankan memikirkan olahraga dan pendidikan, menanggulangi masalah ekonomi, politik, hankamnas saja sudah pusing. Jadi jangan tanya Indonesia di posisi berapa sekarang, Televisi pun sepertinya ikut2an enggan menayangkan. Paling2 saya hanya melihat pembahasan yang cukup layak di harian kompas. Sekarang bagaimanakah sikap anda? Apakah sudah seperti saya, mulai acuh atk acuh dengan SEA Games 2007?

 

Ah lagi2 saya ingin pergi ke masa lalu, saat negara ini masih kokoh mencengkramkan cakarnya di perhelatan yang bergengsi ini, setidaknya di asia tenggara. Tapi yah, sudahlah, paling tidak ijinkan saya (nada Oma Irama) untuk sekali lagi mengucapkan: “Selamat berjuang para atlet nasional. Dengan atau tanpa medali, totalitas dan usaha anda semua layak mendapatkan penghargaan penuh dari kami, saudaramu, sebangsa dan setanah air, Indonesia tercinta.”

Thursday, December 6, 2007

Tentang Halte, Hujan, dan Kenangan

Hujan deras di tengah kemacetan yang mengguyur kota saat ini mengingatkanku padamu. Kutolehkan kepalaku ke kiri, dari jendela kaca kulihat halte itu kosong. Ah, udara dingin di luar, ditambah dengan hembusan air conditioner ini seakan membuat jemari tangnku membeku. Kulihat birunya kuku, mungkin sama birunya dengan hatiku. Entah kenapa bayangmu selalu menghantuiku. Kulihat di halte itu, oh tidak, kenapa yang kulihat malah dirimu yang selalu setia menungguku.

 

Pikiranku melayang lagi, di kala hujan, ketika payungku terbuka lebar menaungi kita berdua. Ah kenapa juga hujan itu identik dengan romantis? Sampai ada seorang dewi yang rela berbasah2 mencumbui butiran air yang turun dari langit itu. Cinta, memang kadang mematikan sebagian indera kita, yang terasa hanya kehangatan saat aku berdekatan denganmu di bawah payung mini itu. Yang sebenarnya terlalu kecil untuk melindungi kita berdua dari hujan yang deras menghujam.

 

Pikiranku meninggalkan masa lalu, kembali ke masa kini, mataku tajam terpancang pada halte di sebelah kiriku, lagi. Kosong, Kau tidak ada di sana, ya karena kau hanya ada di hatiku, jauh di dasar, di alam bawah sadarku. Biarlah, mungkin aku memang tak bisa melupakanmu, entah seberapa kuat dan gigih kuberusaha untuk melupakanmu. Kau selalu datang untuk menyambangi hatiku. Kau selalu menempati sepotong kecil ruang di hatiku. Kecil memang, tapi tetaplah ada.

 

Aku menyadari mungkin kau telah tenang, tinggi di langit biru. Tapi biarlah kau terus hidup dalam memoriku, paling tidak sampai aku menghabisi masaku di dunia ini. Percayalah, aku tidak akan pernah bisa melupakanku, karena kau pernah sesaat menjadi bagian dari hidupku. Aku sadar, tangisku pun takkan pernah cukup untuk melepaskan kepergianmu. Karena saat inipun, tak kuasa aku menahan butiran itu meluncur di pipiku yang lembut.

 

Cepat2 kuhapus, biarlah halte itu tetap berada di sana. Kulihat ke depan, masih mobil yang sama. Kulihat ke kanan, dia tersenyum, kuharap dia tak melihat mendung yang juga berarak di hatiku, aku balas tersenyum. Sekarang, dialah masa kini dan masa depanku. Dialah di mana harapan hidupku bersandar. Dia juga manusia sempurna bagiku, bukan hanya sekedar pengganti. Pelita hatiku di kala mendung datang menerpa.

 

Karena hidup itu untuk disyukuri dan dijalani, tidak hanya sekedar untuk ditangisi apalagi disesali.

Tuesday, December 4, 2007

Lalu Siangnya, Ada Sate Kambing

Siang ini agak spesial, kami seruangan barudak akuntansi pergi makan siang ke resto sate maranggi pinggir jalan. Wah kalau ini sih bukan berkah lagi, tapi memang anugerah dari langit hehehe… Bagi mereka yang sering ke daerah cikampek-jawa barat sebelum adanya jalan tol Cipularang, pasti mengetahui tempat makan ini, Sate Maranggi Cibungur. Letaknya sekitar 1 km dari pintu tol Cikampek. Menu andalan? Saya hanya tahu 2, sate kambing dan es kelapa muda.

 

Beberapa waktu yang lalu mereka merubah kebiasaan, es kelapa muda disajikan dengan dengan gelas biasa. Tapi ketika hari ini saya ke situ lagi, ternyata mereka telah kembali ke asal, menyajikan dengan gelas besar yang terbuat dari alumunium stainless steel, yang memang telah menjadi trade mark mereka. Entah kenapa mereka mengganti sesuatu yang khas tersebut, tetapi mungkin ada pengunjung yang protes hehehe akhirnya balik lagi deh pake gelas besi.

 

Hehe kalau dipikir ada enaknya yah berkantor di pedalaman, bisa mencicipi makanan yang unik2 dan rasanya, maknyus. Sate Maranggi Cibungur ini termasuk sate kambing paling enak yang pernah saya cicipi. Dagingnya empuk dan rasanya sangat lezat, bumbunya apalagi, dahsyat. Padahal perasaan kelihatannya biasa aja, cuma pakai tomat, cabe dan kawan2nya lalu di guyur kecap manis. Tapi entahlah, rasanya pas banget buat lidah saya.

 

Makanya, ketika pesanan kami datang, yang saya ambil hanya sate kambing dan es kelapa muda. Ayam goreng saya cuekin saja, disentuh pun tidak, karena untuk apa jauh2 ke cikampek tapi malah makan ayam? Tak kurang dari 11 tusuk sate kambing saya sikat hehe sunnah Rasul yang berkata berhentilah makan sebelum kau merasa kenyang akhirnya saya abaikan untuk kali ini. Aah...

 

Benar2 nikmat wisata kuliner siang ini..

Yang... Hujan... Turun Lagi... ^_^

Cuaca tahun ini memang aneh (dari dulu juga sih, kan global warming hehe). Setelah sempat diguyur hujan deras selama beberapa lama, di kediaman saya tiba2 hujan itu berhenti. Baru mulai hujan lagi malam kemarin. Lumayan deras juga, untungnya ketika pagi mulai bergulir, hujan mengecil menjadi rintik2 yang membuat malas pergi bekerja sejuk menyegarkan.

 

Bagi saya yang memanfaatkan angkutan umum, cukup repot juga, karena tempat saya biasa menunggu mikrolet menjadi genangan air yang cukup bagi seekeor anak kerbau untuk mandi dan bermain2. Genangan itu terjadi tentunya karena jalan rusak dan saluran pembuangannya terganggu. Kondisi ini memang telah  terjadi selama bertahun2 tapi tidak pernah diperbaiki oleh pemda kami. Terpaksalah saya menunggu di tempat yang tidak semestinya. Mudah2an semua pengguna jalan maklum hehehe.

 

Saat hujan seperti ini, pejalan kaki juga harus ekstra hati2, karena kesialan selalu datang membayangi. Bisa saja karena jalan licin akhirnya jatuh tergelincir. Belun lagi kalau sedang apes bisa saja kecipratan kendaraan yang melintasi genangan air. Seru deh pokoknya hahaha.. Tapi enaknya yaitu, udara menjadi lebih sejuk dan asap / debu dari kendaraan bermotor sedikit teredam, ya, semua hal2 yang sepertinya kecil ini tetap saja merupakan berkah dari langit yang patut disyukuri.

 

Hujan memang telah tiba (lagi). Ayo kita tetap semangat. Selamat bekerja dan beraktifitas yah…!!!

Monday, December 3, 2007

Fragmen Kehidupan

"Bisa kan besok kita bertemu?"

"Maaf aku tidak bisa.."

"Ayo lah, sekali ini saja..."

"Maaf tapi aku tidak bisa.."

Tetap saja dia datang untuk menunggu. Semilir angin sejuk artifisial itu berhembus menemani. Dalam duduknya dia mencoba untuk membaca buku dalam genggamnya, tapi tetap dia tak mengerti apa yang dibacanya, pikirannya melayang jauh ke jendela kaca. Sebentar2 matanya melayang ke sana. Melihat sekumpulan orang yang lalu lalang. Tidak ada, takkan pernah ada dirinya di situ. Masih saja dia memendam harapan itu, harapan yang seharusnya telah musnah kemarin. Diambil selularnya...

"Kakak sedang pergi ke tempat tante"

Tentu saja, dia berpikir, betapa bodohnya aku, bertaruh pada apa? Harapan apa? Tidak ada harapan apa2 di sini. Beberapa jam kemudian, dia tersenyum dalam getir, bangkit dari tempat duduknya dan melangkah lemah. Keluar, menuju keramaian lalu lintas beserta semua harapannya yang telah padam.

Lalu, di suatu pagi di awal tahun, datanglah paket kiriman, sebungkus coklat darinya.

Friday, November 30, 2007

D'Cinnamons dan Postinganku Itu

Oops, baru ngeh kalo ada lagu d'cinnamons yang isinya mirip banget sama postinganku sebelumnya (in certain point). Sepertinya Dee juga (mungkin) ingin tahu sepeti apa liriknya. Hm, ini juga bisa menjadi jawaban atas pertanyaan yang sering dilontarkannya.

Semua yang Ada -by D'Cinnamons-

jauh hari kumerasa..
kau nanti pasti jadi milikku..
tlah terjadi semuanya..
ku yakin kau nanti disisiku..
tak peduli apa kata yang lain..
hati ini hanya ingin dirimu..

dan kini maafkanlah ku..
terlanjur sayangi..
terlanjur ingini..
semua yang ada..

sudikah kau terimaku..
terlanjur sayangi..
terlanjur ingini..
semua yang ada..
didalam dirimu..

ku akui ku paksakan..
ku bukan manusia sempurna..
tak peduli apa kata yang lain..
hati ini hanya ingin dirimu..

dan kini maafkanlah ku..
terlanjur sayangi..
terlanjur ingini..
semua yang ada..

andaikan ku bisa berpaling dari dirimu..
lemas hati ini jika aku harus memilih lagi..

dan kini maafkanlah ku..
terlanjur ingini..
terlanjur sayangi..
semua yang ada..

Tentang Cinta, Tupai, dan Burung Pipit

Alkisah seekor burung pipit betina yang hidup nyaman bersama kedua ortu (atau lebih tepatnya burtu yah?) dan saudara2nya. Pipit yang manis dan lucu.ini di hutan berteman dengan seekor anak tupai jantan. Sedari kecil mereka selalu bermain bersama. Bermain di hutan, sang tupai berlari2 kecil di rerumputan, akar2 lembab, memanjat pohon, berlarian di dahan, melompati dari ranting ke ranting sedangkan sang pipit dengan sabar terbang mengitari sang tupai, kadang juga hinggap di ranting sembari menunggu langkah2 kecil si tupai. Ah hutan yang rimbun itu benar2 terasa indah bagi kedua makhluk kecil itu. Kadang mereka berhenti di tepi sungai kecil untuk sekedar bercerita. Nah, kalau sudah bercerita itulah mereka kadang lupa waktu, bisa berjam2 mereka ngobrol dengan asyiknya. Mereka benar2 seperti teman bermain sekaligus teman mengobrol yang tak dapat dipisahkan. Pertengkaran bukannya tak pernah terjadi, tapi pada akhirnya mereka selalu berbaikan kembali.

 

Saking dekatnya mereka berdua, kadang si tupai berpikir, hm mungkin suatu waktu si pipit ini akan menjadi belahan jiwanya, kekasihnya, untuk hidup bersama kelak, yah mungkin inilah yang dinamakan cinta monyet (atau cinta anak tupai?). Tapi kemudian si pipit lah yang menyadarkan si tupai bahwa hal itu tidak mungkin terjadi. Tak mungkin tupai dan pipit menjdi sepasang kekasih. Akhirnya tupai pun mengerti, tidak ada masalah bagi si anak tupai yang masih kecil untuk menerima kenyataan itu, toh dirinya masih kecil, belum ada rasa cinta yang bisa tumbuh dalam hati selayaknya tupai dewasa. Waktu pun berlalu, pipit kecil itu harus pergi meninggalkan hutan untuk pergi hutan lain, bermigrasi bersama keluarganya untuk mecari cadangan pangan telah menipis di hutan tersebut. Tentu saja hal ini membuat si tupai sedih, tetapi dia berusaha untuk terlihat tegar, memanjat pohon tertinggi untuk mengikuti kepak sayap para burung pipit, setelah mengucapkan salam perpisahan, keluarga pipit pun mengangkasa, tinggi, jauh hingga tak telihat lagi ke langit biru.

 

Selang berapa lama kemudian, keluarga pipit  kembali ke hutan mereka. Ah sengangnya sang tupai, ternyata perpisahan kemarin bukanlah untuk selamanya. Sekarang keluarga pipit telah kembali, agak pangling juga si tupai melihat si pipit telah tumbuh menjadi seekor burung pipit yang sangat cantik. Akhirnya mereka pun berjalan2, hingga tiba di tepi sungai, mengobrol panjang lebar melepas kerinduan. Ah, ternyata si pipit telah mengenal cinta. Dia sempat menjalin kasih dengan pipit jantan di hutan tempat keluarganya bermigrasi. Ah cinta, kemana saja si tupai selama ini, dia belum pernah mencicipi manis dan pahitnya cinta. Dia pun bertekad, untuk menacari cintanya, entah bagaimana caranya. Ah, tapi rasanya tidak perlu lah, toh cinta itu tentang perasaan, suatu saat pasti dia juga akan bertemu dengan seekor tupai betina, pujaan hatinya, yang menerimanya sebagai kekasih, teman hidupnya.

 

Ternyata memang benar, si tupai pun tumbuh dewasa dan bertemu dengan pujaan hatinya. Seekor tupai betina yang sangat cantik, mungil dan lucu. Seseorang eh seekor yang sangat spesial di hatinya, yang akan menemani si tupai dalam mengaruhi bahtera hidup ini. Lalu bagaimana dengan burung pipit yang kini juga telah menjadi dewasa. Sudah beberepa kali dia menemukan pujaan hatinya, tapi sayang hubungan mereka tidaklah berjalan mulus, sudah beberpa kali pula dia meninggalkan dan ditinggalkan kekasihnya. Masalah menjadi lebih ruwet ketika sang ortu pipit sangat selektif dalam menerima pasangan untuk anak2nya. Ingat nduk, bibit bebet bobot, begitu pesan ortunya. Seringkali kekasih yang diperkenalkan si pipit ternyata tidak memenuhi kualifikasi yang telah ditetapkan ortunya. Si pipit, yang tidak ingin mengecewakan ibunya, tak kuasa untuk meneruskan hubungannya. Dari luar dia memang terlihat tegar tapi di dalam hatinya hancur berkeping2. Di luar mungkin ia tersenyum, tapi di dalam hatinya dia mengangis tersedu sedan. Tak ada yang tahu tentang perasaan ini, kecuali si tupai yang setia mendengar keluh kesah dan galau hatinya.

 

Waktu terus berjalan, saat2 bagi si tupai untuk meninggalkan sarangnya dan hidup bersama pasangan hidupnya pun semakin dekat. Tapi si pipit belum juga berhasil mendapatkan seekor pipit jantan untuk menjadi kekasihnya. Dalam putus asanya si pipit berujar, oh ibu janganlah engkau mati dan meninggalkan diriku ini, aku tidak ingin nanti harus hidup sendirian. Seketika itu juga, hati si tupai pun turut hancur berkeping2, dia sedih dan tidak harus berkata apa. Yah, si tupai pun bisa merasakan pedihnya hati yang dirasakan oleh si pipit. Selama ini mereka telah sangat dekat, lebih dari sekedar sahabat, walaupun juga tidak selayaknya sepasang kekasih.

 

Kalau saja si tupai boleh mnyuarakan isi hatinya, mungkin dia akan berucap:

Oh Pipit wahai sahabat, maafkanlah aku akan pergi jauh, tapi aku mohon izinkanlah aku pergi, untuk menjalani hidupku, untuk menjadi tupai dewasa yang seutuhnya. Mungkin takkan pernah ada lagi obrolan seru di tepi sungai yang sejuk dengan semilir angin yang perlahan berhembus. Mungkin tak ada lagi permainan di tengah hutan sambil berkejaran diantara rumput, daun2 kering dan ranting basah. Semua itu akan hilang, sahabatku, hilang ditelan kejamnya waktu. Tetapi yakinlah, memori saat kita kecil dulu akan terus hidup dalam hatiku, sebagai kenangan indah yang tak akan terlupakan. Maafkanlah aku, kalau selama ini telah benyak berbuat salah kepadamu. Maafkan, karena telah tiba waktuku untuk pergi dari sarangku yang selama ini telah setia menaungiku. Tegarlah wahai sahabatku, karena aku yakin, kau pun harus yakin, kita semua harus yakin, bahwa bila nanti saatnya telah tiba, kau akan menemukan tujuan hidupmu, bersama pasangan hidup yang selalu kau dambakan. Aku percaya.. Aku percaya… Sekarang, maukah kau percaya juga?

 

Tupai pun pergi, dengan langkah kecilnya, meninggalkan semua masa lalu di belakangnya. Dengan segenap keyakinan, bersama separuh jiwanya, yang kini melangkah pasti di sisinya.

Wednesday, November 28, 2007

When Homer Met Marge

"Menulislah tidak hanya ketika kau bahagia, tapi juga saat kau sedih."

Pepih Nugraha, Wartawan Kompas.

 

The Simpsons, sebuah sitkom kartun dari Amerika yang sangat populer karena ceritanya yang segar, lucu dan menarik walaupun telah memasuki season yang ke-19. Mungkin The Simpsons layak masuk buku rekor sebagai serial yang memiliki episode dan seoson terbanyak. Bayangkan telah 19 tahun mereka hadir menemani penggemarnya. Kalau anda mengikuti awal2 season sitkom keluarga yang rada2 nyeleneh ini, anda pasti ingat lagu berikut.

 

Why do birds suddenly appear
Every time you are near?
Just like me, they long to be
Close to you.

 

Sebuah lagu yang sangat manis dari the Carpenters yang berjudul Close to You. Lagu ini mengawali flashback perjalan Homer J. Simpson ketika pertama kali bertemu pujaan hatinya, Marge, di bangku SMA, yang kini telah menjadi istrinya. Memang, sekali lagi dunia itu aneh. Dan cinta, ah tidak bisa pakai logika. Marge adalah siswi populer, cantaik, pandai dan termasuk yang terbaik di dalam klub debat SMA. Sedangkan Homer, aduh ancur pisan si homer ini teh. Termasuk orang yang hm agak kurang pandai kalau tidak bisa dibilang bodoh. Suka minum bir (saat itu dia belum legal) dan menjadi penghuni tetap ruang detensi.

 

Tapi toh tetap, dari sekian banyak lelaki hebat yang jatuh cinta pada Margory, dengan absurdnya Marge malah memilih Homer J. Simpson. Tidak ada yang bisa menyalahkan Marge ketika ia menolak cinta temannya yang paling pandai di kelas. Marge tahu, ia telah menemukan tambatan hatinya, Marge selalu merasa nyaman bila berada di sisi Homer, walaupun seluruh keluarga menentang hubungannya dengan sang loser tersebut. Homer, yang selalu mencintai Marge, tulus, dan dengan apa adanya.

 

Awalnya adalah postingan dari Dee. Dalam kecewanya sempat terucap bahwa dia ingin melupakanku. Dia ingin orang lain dari masa lalunya untuk datang dan membuatnya melupakanku. Dee rindu pada dirinya.

 

Saya dan Dee, ah entah kenapa Homer dan Marge mengingatkan saya akan hubungan kami berdua. Dee yang begitu sempurna di mata saya. Betapa beruntungnya saya, dari sekian banyak (mungkin) pria yang ada di sekelilingnya, akhirnya saya yang menjadi tambatan hatinya. Tak beda jauh saat Marge memilih Homer. Hidup itu memang tentang pilihan bukan? Ya, saya memang jauh dari sempurna, entahlah mengapa Dee lebih memilih saya daripada sesorang yang telah disebut dalam blognya tersebut (yang imo jauh lebih baik). Apakah mungkin Dee memang benar2 merasa nyaman di sisiku? Entahlah.. Hidup memang tidak sesimpel perhitungan untung dan rugi, hidup tak sekedar mencari kesempurnaan, hidup memang lebih dari sekedar itu semua

 

Apakah Dee adalah yang terbaik bagi saya? Jujur saya tidak tahu, mungkin ada yang lebih baik bagi saya. Tapi sekali lagi, hidup adalah tentang pilihan bukan? Saya sudah lelah mengembara, karena pada akhirnya toh perjalanan saya selalu berakhir di tempat yang sama, tepat di sisi Dee berpijak. Setelah 7 tahun berlalu, saya kembali, tapi saya belum beruntung saat itu. Dee masih bersamanya, pintu hatinya masih tertutup untukku. Kemudian 9 tahun berlalu, dan akhirnya pintu itu kembali terbuka uutukku. Mungkin dia pun telah lelah, ya, kami berdua telah lelah berjalan untuk akhirnya kembali di tempat yang sama.

 

Ketika Dee kembali merindukannya, toh saya tetap masih ada di sini. Ketika usia pernikaahan menginjak belasan tahun, Marge pernah merasa sangat kecewa dengan Homer, seseorang yang lebih baik pun pernah mengisi relung hati Marge yang terasa kosong. Tapi Homer yakin, pada saatnya nanti Marge akan kembali lagi padanya. Saya pun yakin, sebesar2nya rasa kecewa Dee terhadap saya, dia akan kembali lagi padaku. Aku, seseorang yang mungkin bisa membuatnya nyaman, di kala tawa tergelak ataupun tangis tersedu.

 

Orang lain yang sempat mengisi hati Dee takkan membuatku berpaling. Apalah artinya itu dibanding dengan 9 tahun pengembaraan saya? Donny (Christian Sugiono) dalam film Jomblo pernah berkata: Laki2 mendaki gunung tertinggi dan mengarungi lautan terdalam untuk wanita pujaannya. Saya memang tidak sehebat itu, saya akui saya terlalu pengecut untuk melakukan itu semua. Tapi apapun yang terjadi, saya akan selalu di sini, untuk Dee. Menunggunya, sampai kapanpun.

 

Masih, sahabatku, kekasihku…

Monday, November 26, 2007

Beowulf

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Action & Adventure
Directed by Robert Zemeckis

Yeah, akhirnya setelah cukup lama berpuasa menonton film di bioskop, dahaga saya kembali terpuaskan setelah kemarin menyempatkan diri untuk menyaksikan beowulf bersama Dee. Ya Beowulf, saya sudah sering mendengar tentang film ini disebut2 dalam majalah film yang biasa saya beli. Tadinya saya tentunya mengira bahwa ini adalah film live action dengan dibumbui polesan CGI di sana-sini. Tapi baru sekitar 1 bulan ini saya mengetahui kalau film ini digarap dengan full 3D CGI animated oleh sutradara favorit saya, Robert Zemeckis. Hal inilah yang akhirnya membuat saya menjadi sangat tertarik untuk menonton. Saya dan Full CGI… Tentu saja. Film2 3D animation memang selalu menarik perhatian saya.

Cerita yang mengambil setting di awal masehi ini cukup sederhana, tentang Kerajaan Herot yang di bawah pimpinan sang raja tua Hrothgar belakangan digangu oleh monster jahat Grendel. Tak ada manusia yang sanggup menghadapi monster yang mengamuk bagai banteng terluka itu. Sampai akhirnya datanglah Beowulf sang pahlawan, dengan gagah berani berhasil menumpas serangan Grendel. Tapi masalah tidak selesai sampai di situ, the witch cave, ibu dari sang monster ternyata menuntut balas selepas kematian anaknya tercinta, tak ayal musnahlah seluruh pasukan pemberani yang jauh2 dibawa Beowulf dari negeri seberang. Maka pergilah Beowulf ke gua untuk menuntaskan masalah dengan ibu Grendel.

Setelah itu, Beowulf kembali ke kerajaan dengan satu hal, kejayaan mutlak di tangannya. Kejayaan yang membuatnya menjadi Raja Herot berikutnya, sesuai dengan titah yang diucapkan Hrothgar sendiri. Kejayaan yang berlangsung puluhan tahun yang membawa Herot menjadi kerajaan yang disegani oleh semua lawan2nya. Tapi pada saat masa tuanya, ketenangan sang raja Beowulf terusik oleh kedatangan naga yang mengamuk meluluhlantakkan seantero wilayah Herot dengan nafas apinya. Sekali lagi, Beouwlf harus bertarung, the last and final showdown with the mighty dragon.

Menyaksikan Beowulf membuat saya tercengang dengan kemajuan animasi 3D yang dipertontonkan di sini. Sesuatu yang dulu dianggap sangat sulit, membuat animasi manusia lengkap dengan segala detail dan emosinya, diumbar bak kacang goreng di sini. Memang teknologi di sini tentunya belum sempurna, masih banyak karakter yang terlihat kaku, gerakan yang agak kurang mulus, tapi menurut saya Beowulf ini merupakan perjalanan menuju kesempurnaan animasi 3 dimensi, dan Zemeckis melakukannya dengan sangat baik. Nuansa Lord of the Rings sangat terasa di sini, walaupun tentunya pertarungan yang dibesut dalam Beowulf tidak sekolosal yang diperlihatkan Peter Jackson dalam trilogi LOTR.

Pertarungan antara Beowulf dengan sang Naga, memang tidak sedahsyat ketika Cloud dkk menggempur sang Naga Bahamut di Final Fantasy VII: Advent Children. Tapi imo cukup seru untuk membuat penonton dag dig dug menahan nafas hingga detik2 terakhir. Ya anda mendapat rekomendasi penuh dari saya untuk menyaksikan Beowulf yang cukup menghibur ini. Dari segi acting, teman saya membantai habis2n beowulf yang akhirnya menjatuhkan film ini secara keseluruhan. Tapi hey, ini adalah film animasi bergenre action adventure bukan? Imo penonton tentunya tidak perlu terlalu mengharapkan emosi mendalam dari para tokoh saat menyaksikan filmnya.

Akhir kata Beowulf adalah film menarik yang dikemas dalam kemasan yang cukup mewah yang berisi tentang perjuangan seorang laki2 dalam mengalahkan dirinya sendiri dan semua nafsu yang berkobar dalam dadanya, serta tanggung jawabnya dalam menghadapi semua konsekwensi yang timbul akibat keputusan yang telah diambilnya di masa lalu, secara jantan dan tanpa penyesalan.

Thursday, November 22, 2007

Ketika Rasa Itu Masih Ada dan Tetap Terjaga

Sore itu hujan gerimis. Mobil pribadi, angkot dan motor menderu bersliweran. Ah untungnya gerimis sedikit mengurangi pedih dan sesaknya asap kendaraan bermotor yang mencekik paru2. Sepasang suami istri melintas di jalan yang padat dengan mengendarai motor bebek. Dilihat dari wajahnya, mungkin mereka sudah menikah cukup lama, mungkin sekitar 10-15 tahun, atau mungkin malah lebih.

 

Kadang kemalangan bisa terjadi kapan saja, tidak menganal waktu dan keadaan. Kali ini kebetulan kemalangan sedang menghampiri pasangan suami istri tersebut. Di tengah kemacetan dan hujan gerimis, motornya mogok, mati dan berulang kali menolak untuk distarter. Well, shit happens. Entah apa yang terjadi dengan motornya yang jelas mereka dalam kesulitan saat itu.

 

Kemudian mereka berdua pun turun dari motornya. Apa? Tidak salahkah? Saya melihat sang istri hanya tersenyum, penuh kemahfuman. Motor mogok, di tengah kemacetan, asap menyesakkan dada, masih belum cukup? Tambahkan hujan gerimis. Tapi toh sang istri masih mau mengerti dengan keadaan itu. Ah temanku, mungkin itulah yang namanya cinta. Ya benar, itu cinta. Cinta  yang masih ada dan selalu terjaga setelah pernikahan yang telah berlangsung bertahun-tahun.

 

Tak lama sang suami berucap sesuatu kepada istrinya. Sang istri masih tersenyum mungkin berkata: “Hati-hati”. Kemudian pria itu pun menyebrang jalan, mungkin untuk mencari air, atau membeli bensin eceran, atau mungkin sekedar berusaha mencari bengkel terdekat untuk meminta bantuan. Sang istri menunggu, dengan sabar di samping motornya yang diparkir sementara di sebelah trotoar.

 

Ah betapa indahnya rasa pengertian itu terlihat dari sini. Cinta yang tak lekang digeriogoti oleh tahunan umur pernikahan. Cinta yang ikhlas dan tulus yang bisa memberikan kehangatan, ketentraman dan ketenangan sekalipun dalam kesulitan. Yah benar, kebahagiaan memang tak mengenal strata ekonomi. Kebahagiaan memang bukan monopoli masyarakat kelas atas, kadang, walaupun jarang, tetapi toh kebahagiaan bisa tumbuh dalam masyarakat kelas bawah sekalipun, selama masih ada cinta di sana.

 

and then Dee replies

Wednesday, November 21, 2007

Ternyata Ada

Temasek Corp, sebuah perusahaan holding asal Singapura, akhirnya harus membayar denda sebesar Rp 25 milyar kepada negara (Indonesia) akibat terbukti menjalankan praktik monopoli dalam bisnis telekomunikasi selular. Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (cmiiw) memutuskan bahwa praktik yang dijalankan oleh Temasek itu melanggar UU anti monopoli yang ternyata ada dan berlaku juga di Indonesia. Dari 3 perusahaan selular besar yang ada di Indonesia (Telkomsel, Indosat, XL), Temasek menguasai 25 % lebih dari total saham yang beredar pada 3 perusahaan tersebut. Lebih tepatnya Temasek menguasai 35% saham Telkomsel dan 41% saham Indosat. Sisanya saham Excelcomindo sebagian besar dikuasai oleh Telekom Malaysia.

Sebagai akibatnya, selain dikenakan denda, Temasek harus sesegera mungkin melakukan divestasi, entah itu pada saham Telkomsel atau Indosat, yang jelas Temasek harus memilih salah satu. Kalau saya boleh menebak, mungkin Temasek lebih memilih untuk menahan Indosat. Selain karena kepemilikan sahamnya lebih besar, Indosat juga lebih banyak memiliki usaha di bidang IT dan telekomunikasi yang selama ini telah menancapkan cakar2 Temasek di seluruh dunia khususnya Asia dan Australia.

Permasalahan Temasek ini membuat saya sedikit menoleh ke belakang. OMG, ternyata benar Indonesia memang memiliki UU anti monopoli. Anda semua mungkin masih ingat dengan kasus diboikotnya siaran EPL (English Premiere League) oleh perusahaan pay TV yang baru lahir kemarin sore di Indonesia, ASTRO. Hal ini tentu saja membuat pelanggan Indovision yang maniak sepakbola Liga Inggris berteriak. Tak perlu latar belakang ekonomi, anak kecil pun saya rasa telah dapat mencium aroma Monopoli yang sangat kental pada kasus ini.

Bagaimana tidak? Kalau dipikir Astro dan Indovision adalah perusahaan di bidang yang sama, mempunyai rentang tarif yang hampir sama. Menawarkan produk yang sama, salah duanya adalah ESPN dan StarSports. Lalu mengapa konsumen yang sama2 membayar untuk kedua channel TV tersebut mendapat perlakuan yang berbeda hanya karena ASTRO beralasan telah menandatangani kontrak kerja sama ekslusif sehingga konsumen Indovision akhirnya menjadi korban karena tidak bisa menyaksikan pertandingsn EPL pada pay tv mereka?

Ada beberapa pay tv yang ada di Indonesia, baik melalui cable maupun satelit, diantaranya adalah Astro, Indovision, Telkomvision dan Firstmedia. Tetapi kalau anda ingin menikmati EPL di ESPN / Starsports, anda mau tidak mau harus memilih astro, padahal jelas2 bahwa Indovision pun sebenarnya memiliki kontrak dengan kedua channel olahraga tersebut. Saya tidak mengerti mengapa ini bisa terjadi, saya juga tidak mengerti mengapa Indovision diam saja dalam hal ini, apakah mereka tidak melek hukum? Entahlah, sejujurnya saya bukanlah penggemar sepakbola, saya juga tidak berlangganan pay tv di rumah. Saya hanya seorang awam hukum yang heran dengan maraknya keanehan yang terjadi di negeri tercinta ini, sehingga akhirnya terusik untuk sekedar menulis remeh temeh ini di blog saya.

Update: Harian Kompas pun tergelitik untuk main tebak2an, Kompas memprediksi bahwa Temasek akan menahan Telkomsel, karena walaupun kepemilikan sahamnya lebih kecil, tapi Telkomsel lebih memberikan keuntungan finansial bagi Temasek. Disebutkan bahwa Indosat selama ini hanya dijadikan boneka oleh Temasek dalam mengendalikan persaingan selular.

Tuesday, November 20, 2007

Logical vs Emotional

Sore itu Hpku berbunyi, ternyata dari Dee, isinya singkat: Cowok logical cewek emotional. Maksudnya mungkin pria lebih menggunakan otak kirinya dalam pengambilan keputusan, sedangkan wanita lebih menggunakan otak kanannya dalam memutuskan sesuatu (CMIIW). Pria lebih logis, sedangkan wanita lebih memakai perasaan / emosi.

Yah biar bagaimanapun juga itu hanya teori belaka. Apakah teori itu selalu berlaku? Sepertinya tidak juga. Kalau anda pernah menyaksikan film Indonesia yg imo sangat bermutu yang berjudul Jomblo, di situ sang tokoh utama pernah berucap: Ah cinta, memang tidak bisa pakai logika. Saya salut dengan penulis novelnya, yang bisa menangkap fakta2 penting yang sering bersliweran dalam kehidupan percintaan.

Yah, cinta kadang membuat kita bingung, sering kita tak dapat menggunakan logika dalam hal ini. Saya pernah membuktikannya, di suatu malam seorang teman (pria) pernah curhat melalui telpon. Intinya dia sedang bingung dimabuk cinta, sampai2 teman saya yang sangat smart itu hampir kehilangan kewaarasannya untuk mengambil sebuah keputusan yang imo sangat bodoh dan sam sekali tidak logis. Saya pun sampai lelah meyakinkan dia untuk back on the right track. Kalau anda2 semua mendengar curhat teman saya itu, pasti dengan mudah anda pun bisa menyarankan sebuah keputusan yang tepat, yang dalam hal ini memang mudah untuk membedakan mana yang benar dan yang salah. Tapi teman saya saat itu sedang dimabuk cinta, logikanya hanyut bersama dengan kewarasannya.

Nah terbukti bukan, bahwa kadang, walaupun sangat jarang, pria pun bisa kehilangan logika dan terjerumus dalam emosi dan perasaanya. Walaupun pada akhirnya saya bersyukur, akhirnya teman saya itu bisa bangkit dan kembali ke jalurnya, sesuatu yang mungkin telah dirancang dan dijalaninya selama bertahun-tahun. Saya yakin mungkin itu bukan sepenuhnya akibat ceramah2 membosankan yang saya berikan malam itu. Saya yakin kalau itu semua karena logikanya yang telah kembali, sehingga dia bisa kembali berpikir jernih.

Ah, tiba2 saya tiba2 ingin menyaksikan film cintapucino, sebuah film besutan dari sutradara kenamaan Rudi Sujarwo. Video klip soundtracknya terlihat sangat romantis, apalagi lagu Yana Yulio itu dibawakan kembali dengan sangat apik oleh D'Cinnamons, ah benar2 mengiris emosi dan perasaan. Saya belum pernah membaca novelnya, dan sangat ingin mengetahui bagaimana endingnya, apakah logika atau perasaan yang akan menang di akhir film? Atau tidak keduanya? Entahlah, kok saya jadi ngelantur begini yah... Hehehe... It's time to go back to work. Reality here i come...

Monday, November 19, 2007

Memulai Rutinitas

Hari senin

Belum2 saya sudah mendapat serangan fajar, setibanya di kantor saya langsung ambil langkah seribu untuk setor tunai. Baru juga mengunci pintu, tak lama kemudian sudah ada yang mengetuk. Haha ternyata saya tidak sendirian. Ah, awal yang hebat untuk memulai rutinitas.

Wednesday, November 14, 2007

Sepenggal Kisah di Malam Hari

Malam telah larut saat aku tiba di rumah

Kulihat kau masih terjaga, tersenyum padaku

Letihku hilang melihatmu mengajakku bercanda

Oh, baru teringat aku harus memotong kukumu nak

Ah, biarlah, tak mungkin memotong kukumu yang mungil saat kau masih terjaga

Tak lama bercanda rasa kantuk menyerangmu lagi.

Perlahan kuraih jemarimu

Kugunting kukumu yang mulai terlihat panjang

Maafkan ibu nak

Maafkan ibumu yang selalu meninggalkanmu

Begitu banyak momen manismu yang terlewat oleh ibumu ini

Biarkanlah orang2 mencibirku, menyalahkanku

Tahukah kau nak, ibu selalu mencintaimu

Kurasakan cairan hangat itu meleleh di pipiku

Ah, kau terbangun lagi, mungkin turut merasakan galauku

Tapi kau tersenyum, tangan kecilmu meraih tanganku

Padahal belum selesai nak,

Belum lagi selesai aku mengguntingi kukumu

Tapi biarlah kulanjutkan esok hari saja.

Rasa kantuk pun telah datang menyerang ibumu

Akupun terlelap, dengan kau dalam dekapku

Bersama, ditelan gelapnya malam

 

didedikasikan untuk semua ibu yang tulus bekerja demi anaknya, kami semua mencintaimu.

Tuesday, November 13, 2007

Anansi Boys

Rating:★★★
Category:Books
Genre: Science Fiction & Fantasy
Author:Neil Gaiman
Sudah agak lama setelah saya menyelesaikan buku Anansi Boys ini, mudah2an saya masih ingat ceritanya hehehe... Yah saya memang agak terlambat, sangat terlambat malah, dalam mengenal Neil Gaiman. Anansi Boys ini adalah buku pertamanya yang saya baca, padahal sebelumnya beliau telah menelurkan beberapa novel fantasi juga. Seperti karya Gaiman yang lain, Anansi boys ini adalah novel fantasi dewasa. Mungkin yang terpikirkan oleh kita begitu mengetahui hal ini adalah the Lord of the Rings, tapi tidak, Anansi Boys memiliki cerita yang jauh lebih membumi.

Novelnya bercerita tentang Fat Charlie, seorang pria mapan yang dalam waktu dekat akan melangsungkan pernikahan dengan wanita pujaannya. Tanpa disangka ternyata Charlie malah harus pergi ke benua lain untuk menghadiri pemakaman ayahnya. Pemakaman tersebut membawanya kembali ke masa kecilnya, sebuah masa di mana dia mengenal ayahnya sebagai sosok yang tidak disukainya, bahkan dibencinya. Kenangan saat ayahnya mempermalukannya di sekolah seakan tak akan pernah lepas dari ingatannya. Ayahnya juga lah yang memberikan julukan "Fat" di depan nama kecilnya.

Akhirnya pemakaman yang cukup melelahkan itu tak hanya membangkitkan memori lamanya, Charlie pun sedikit demi sedikit malah mengetahui siapa sebenarnya ayahnya tersebut. Ya, ayahnya adalah seorang dewa anansi, dewa laba2 yang super jahil. Bukan itu saja, dia pun akhirnya mengungkap bahwa dia selama ini mempunyai saudara kandung, saudara yang tidak pernah dikenalnya, yang pergi meninggalkannya saat dia kecil. Dan saudaranya itu bernama SPIDER.

Pertemuannya dengan Spider benar2 merombak total kehidupan Fat Charlie. Dari yang tadinya datar, membosankan dan biasa2 saja berubah menjadi penuh petualangan yang membuat dia selangkah menuju kehancuran. Hanya tinggal menunggu waktu saja sampai Fat Charlie kehilangan kekasihnya, kehilangan pekerjaannya dan kehilangan semua sisa2 kehidupannya, sampai akhirnya dia mengetahui siapa sebenarnya Spider itu.

Membaca buku Neil Gaiman seperti masuk ke dalam taman hiburan. Kita tidak pernah tahu apa yang akan dijumpai di sana. Gaiman membimbing kita ke dalam dunia dongeng, dunia antah berantah yang entah di mana ujungnya. Walaupun awalnya terlihat sangat normal, tetapi dalam sekejap menjadi sangat luar biasa. Melalui tokoh Fat Charlie kita pun serasa ikut bertualang bersama dirinya, sangat mengasyikkan. Kita dibuat penasaran dengan bagaimana endingnya, walaupun endingnya berakhir sesuai dengan harapan saya. Cerita Anansi Boys ini memang tidak seseru novel2 fantasy anak2 maupun dewasa yang pernah saya baca sebelumnya. Tapi bukan berarti ceritanya tidak menarik, justru banyak pesan dan pelajaran tentang kehidupan yang bisa kita petik dari cerita ini.

Anansi Boys ini, yang jelas membangkitkan keinginan saya untuk membaca karya2 Neil Gaiman yang lain. Ah betapa hausnya saya, mungkin Neverwhere (buku lain karya Gaiman) bisa sedikit melegakan dahaga ini.

Friday, November 9, 2007

Oops... My Mistake

Kemarin ketika bercakap2 dengan teman2 satu ruangan, saya menyadari adanya kesalahan dalam postingan sebelum ini yang membahas soal angeun lada. Saya baru menyadari kalau arti lada dalam bahasa sunda itu adalah pedas, jadi angeun lada berarti sayur pedas. Hehehe terima kasih buat teman2ku barudak bandung.

Wednesday, November 7, 2007

Angeun Lada, the Food Worth Fighting For ^_^

Di keluarga kami, mungkin makanan inilah yang paling populer kala lebaran tiba. Ini adalah makanan khas dari banten dan sangat tidak umum untuk masyarakat luas. Tidak percaya? Coba tanyakan kepada orang2 di sekitar anda, apakah ada yang mengetahui tentang makanan ini? Makanan berkuah yang tidak sehat ini memang berbahan dasar cabe, karena itulah dinamai angeun lada, yang berarti sayur cabe. Kenapa saya bilang tidak sehat? Karena bahan lainnya terdiri dari sepasukan jeroan sapi, seperti paru, babat, usus, etc, you name it lah hehehe jadi sebenarnya makanan ini amat sangat diharamkan bagi mereka penderita hipertensi, kolesterol dan asam urat.

Bayangkan di saat harga cabe merah besar menjulang tinggi menjelang lebaran, makanan ini malah menghabiskan kiloan cabe untuk pembuatannya. Cabe merah dijemur sampe kering, kemudian ditumbuk sampai menjadi bubuk, inilah yang mewarnai kuahnya sehingga menjadi merah. Sepintas terlihat mengerikan, tapi sebenanya tidak pedas karena biasanya biji cabe telah disingkirkan terlebih dahulu. Angeun lada ini paling lezat jika dinikmati bersama sambal goreng ati-kentang dan juga ketupat tentunya.

Seiring dengan berlalunya waktu, makanan ini menjadi langka. Dahulu di rumah saya termasuk produsen angeun lada yang sangat terkenal. Tapi setelah asisten rumah tangga kami yang sangat setia dan sepuh itu meninggal, praktis putus lah mata rantai distribusi angeun lada di daerah Jakarta-Bekasi. Sekarang hanya tersisa dua sumber penghasil angeun lada, yaitu paman saya di cibubur yang nota bene asisten rumah tangganya pernah bekerja pada nenek saya, dan tante saya yang tinggal di bogor.

Semakin langka justru semakin dikejar, tak ada yang yang berpikir dua kali untuk perg ke bogor mencicipi santapan khas lebaran ini. Hehe ah saya kok rasanya terlalu berlebihan yah? Tentu saja kami ke bogor tidak hanya untuk sepiring angeun lada, tapi juga untuk bersilaturahmi tentunya. Tapi akuilah wahai saudara2ku, angeun lada pasti menjadi salah satu main attraction juga bukan?

Friday, November 2, 2007

First Love

I've just realized... That I'm Dee's 1st love... O M G... I'm shocked.. I always thought that i'm the 2nd one,she fooled after all this decade... Man, we're the 1st love to each other. Actually, i don't really care whether i'm her 1st love or not, but to know that thing right now... I don't know what to say, it's so amazing...

Hujan dan Dilema

Sudah beberapa hari ini hujan mengguyur rata wilayah Indonesia, atau setidaknya Pulau Jawa, atau setidaknya wilayah Jawa Barat dan DKI Jakarta.

Ironis.

Saat air melimpah, sebagian turbin pembangkit listrik di perusahaan kami malah rusak. Padahal kalau saja turbin berfungsi secara optimal, dapat dibayangkan berapa banyak pendapatan yang bisa diterima. Berapa megawatt yang bisa dihasilkan untuk dinikmati masyarakat banyak. Entahlah mengapa selama ini perbaikan dan pemeliharaan tidak dilakukan secara berkesinambungan. Memang perbaikan akan memakan banyak biaya, tapi saya percaya, bila kerja turbin optimal dalam waktu dekat akan terasa manfaatnya, biaya investasi yang besar pun akan bisa tertutup. Apalagi dengan tarif baru yang telah ditetapkan kemarin, rasanya tak mustahil menghasilkan sales listrik 18 milyar perbulan dengan potensi air melimpah yang ada di waduk.

Entahlah, yang pasti jajaran direksi memiliki pertimbangan lain yang mengakibatkan terlambatnya perbaikan dan pemeliharan turbin yang nota bene menjadi jantung kehidupan perusahaan.

Ah siapalah saya ini, hanya sekedar tukang catat dan tukang tulis di jajaran terendah. Apapun yang menjadi pertimbangan direksi, semoga itu bisa menjadi yang terbaik buat semua. Mudah2an kami semua bisa bangkit dari keterpurukan. Karena hidup ribuan orang mengalir seiring dengan aliran air yang terbentang dari Bandung sampai Jakarta, dengan detak jantung yang seirama dengan setiap aliran listrik yang dihasilkan dari putaran turbin.

Geliat kehidupan yang selalu berjalan memang harus terus disyukuri. Karena semua adalah berkah dari langit.

Monday, October 29, 2007

Dufan, Let's Do Some Fun...

Minggu lalu saya, Dee, lengkap beserta Papa dan kedua kakaknya (lengkap juga dengan suami/istri masing2 hehe...) dan juga keponakannya tentu, berkesempatan untuk pergi ke dufan (Thanx to Dee... Yaaaay...  Thanx to Dee...  ) Hmm Dufan memang identik dengan keramaian dan kegembiraan. Apalagi saat kami pergi ke sana ada wahana baru yang cukup menantang. Sampai2 saya pun ragu apakah berani menjajalnya, yes i'm a chicken shit hehehe.

Dan akhirnya saya pun tidak punya alasan untuk menolak untuk menaiki mesin mengerikan yang bernama Tornado ketika dengan semangat diajak oleh Papa.. Man... gengsi dong sama calmer yang nota bene udah pensiun gitu loh huehehe akhirnya kami pun menjajalnya, saya, papa dan mbak Freeze. Baru melihatnya dari bawah ketika mengantri saja rasanya sudah membuat jantung saya mau copot. Saya pun hanya bisa melompat2 di tempat untuk menghilangkan sedikit ketegangan.

OMG OMG it looked so scary from down there... Yup, jadi bukan isu murahan tentang kematian 23 orang ketika sedang menaiki Tornado ini yang membuat saya takut, tapi melihatnya secara langsung dari bawah justru terasa lebih mengerikan (tidak saya tidak percaya kalau mesin yang safetynya terdiri dari dua sistem, automatic dan manual ini bisa malfunction tanpa ada pemberitaan dari media).

Tau2 saya sudah duduk di kursinya. Alat berputar. Anti klimaks. Well ternyata rasanya sangat menyenangkan saat kita turut berputar jungkir balik di dalamnya. Gerakannya juga sangat halus, nyaris tidak ada benturan yang terasa. Tentu saja, mesin baru pasti datang dengan teknologi baru pula. Saya juga tidak merasakan pusing saat tornado ini berpusing (tentu saja ini sangat subyektif, apa yang saya rasakan belum tentu sama dengan yang dirasakan orang lain)

Wahana yang terakhir kami naiki saat malam merayap turun adalah bianglala. Acara kami pun akhirnya ditutup dengan show kembang api. Saya dan Dee, berdua berdiri sambil menengadah menyaksikan ledakan2 indah di langit. Romantis...

Wahana yang sempat kami kunjungi (kira2):

  • Komidi Putar Berkuda (Dee bertanya: pusing ngga yah naik ini..?? Aaaaargghhh...!!!   )
  • Istana Boneka, wah nostalgia jaman anak2, tapi sayang ACnya kurang dingin.
  • Balada Kera, hahaha jadul abis2an, lumayan buat ngadem
  • Meteor Attack simulation (antrinya sejam maennya cuma 15menit, ngga gitu seru juga.. Man, just give me a few more turns of Tornado)
  • Perang Bintang (biasa aja sih, tapi senengnya ngga perlu antri terlalu lama)
  • Tornado (super duper keren abis pangkat dua)
  • Moscow on ice, pertunjukan ice skating dari rusia.
  • Arung jeram ( more wet less fun hehe tapi demi dee, everything i do, i do it for you )
  • Halilintar, sudah larut malam dan sepi pengunjung akhirnya disetel sampe 3 putaran  enak sih, tapi mak, benturannya ngga nahan, tulang2 serasa mo remuk semua)
  • Bianglala (aduh, coba bisa berduaan saja dengan Dee, pasti bisa lebih romantis yah hahaha)
  • Rumah cermin sama rumah miring masuk hitungan apa tidak yah?

Sayangnya kora2 dan ontang-anting sedang dalam maintenance. Kicir2 (Power Surge) juga terlewat oleh kami , padahal saya belum pernah mencoba, dan hmm kelihatannya menyenangkan. Yah mungkin lain kali saja lah, entah berapa tahun lagi...

Tuesday, October 23, 2007

Get Married

Dear My GF...

Sadarkah kamu? Tahukah betapa beruntungnya dirimu saat kita batal menyaksikan film Get Married minggu yang lalu karena tidak kebagian tiket? Kamu memang sangat beruntung oh sayangku, I've considered it as a gift from heaven.

Kamu mungkin bertanya2, kenapa saya menulis ini, kenapa saya yang awalnya kecewa karena tidak kebagian tiket wktu itu sekarang malah menganggap hal itu adalah sebuah keberuntungan. Karena saya merasakannya sendiri, saya harus tersiksa ketika beberapa hari yang lalu akhirnya menyaksikan film terkutuk ini.

Film yang seharusnya masuk ke dalam genre komedi ini malah tidak lucu sama sekali. Skripnya benar2 hancur lebur dan tidak menarik untuk dibuat film. Saya heran, kalau memang tidak bisa membuat hal yang lucu, kenapa juga harus memaksakan untuk membuat hal yang lucu, yang akhirnya malah filmnya garing abis2n akibat kelucuan yang sangat terasa dipaksakan.

Yang paling parah tentu saja endingnya yang dari awal memang sangat mudah ditebak. Apalagi klimaksnya, apakah para penonton dipaksa untuk tertawa terbahak2 melihat kekerasan yang sangat vulgar disajikan di depan mata? Akhirnya, film ini hanya menambah deretan sampah bagi perfilman nasional, tidak bermakna dan tidak mendidik.

Benar, seorang Hanung Bramantyo akhirnya juga tidak dapat berbuat banyak untuk mengangkat film yang memang sudah bobrok dari skripnya ini. Lupakan Catatan Akhir Sekolah, lupakan Jomblo. Film ini rasanya lebih cocok disandingkan dengan Brownies, sama2 garing dan membosankan. Hmm... Kesimpulannya: lebih baik membayangkan acara pernikahan kita saja deh, daripada menyaksikan film Get Maried yang amburadul ini ...

Sincerely Yours,

SKY

Thursday, October 11, 2007

Every Family Got One

Berapa kali kah anda mendapat undangan berbuka puasa bersama? Semakin anda populer pasti akan semakin banyak anda mengikuti acara buka bersama. Saya sendiri, hm, hanya 3x. Pertama dengan teman sma (itupun sebenarnya bisa dibilang hampir gagal). Yang kedua bersama teman kantor saya. Sedangkan yang ketiga bersama sepupu terdekat saya.

Senang sih rasanya bila ada acara kumpul2, apalagi eventnya berbuka puasa bersama, wah seru. Tapi mengadakan acara seperti ini, walapun kelihatannya simpel tapi pelaksanaannya sangat sulit, apalagi teman2 kita semuanya sudah memiliki kesibukan masing2. Belum lagi yang sudah berkeluarga, semua pasti sudah mahfum kalau sudah sewajarnya kita menomorsatukan keluarga, no doubt about it.

Dan baru saja, kemarin saya mengadakan acara buka puasa bersama lagi. Tapi kali ini acaranya agak spesial. Karena saya berbuka puasa dengan keluarga saya sendiri, yaitu ortu, kakak, ipar dan keponakan. Kami mengadakan acara buka bersama bertepatan dengan ultah keponakan saya yang genap berusia 6 tahun. Dan yang menjadikannya lebih spesial lagi adalah restoran yang kami pilih untuk berbuka adalah restoran terfavorit keluarga kami. Saya pikir kita semua pasti memiliki, yah paling tidak, satu lah tempat makan yang paling nyaman bagi keluarga.

Dan untuk kami, rasanya tidak ada yang lebih favorit daripada sebuah resto kelas menengah yang bernama Satay House Senayan yang kini berubah nama menjadi Sate Khas Senayan. Kami sekeluarga mungkin secara aklamasi walaupun tanpa deklarasi telah menetapkan restoran ini sebagai yang terfavorit bertahun-tahun yang lalu ketika jaman2nya saya masih bersekolah dulu. Menu favorit? Tak lain adalah sate ayam dan tahu telur, bumbunya yang khas memang hanya bisa didapatkan di sana.

Ambil satu tusuk sate, oleskan ke bumbunya, gigit dan nikmati... Sekali lagi saya selalu menemukan fakta bahwa saya masih punya tempat untuk pulang, kapanpun, dimanapun, suatu tempat yang saya sebut...

Keluarga.

Thursday, October 4, 2007

Comfort Zone

Sudahkah anda mencapai suatu tahap comfort zone dalam pekerjaan anda? Mungkin CZ ini adalah sesuatu yang langka, mungkin lebih banyak orang yang merasa tidak nyaman dengan pekerjaannya daripada mereka yang telah menemukan CZnya masing2. Bukannya mereka tidak berusaha untuk menggapai CZ, tapi keadaannya memang tidak memungkinkan. Jangankan mencapai CZ, memeperoleh pekerjaan saja saat ini rasanya sulit sekali. Jadi jangankan mencari CZ, mempunyai penghasilan tetap setiap bulan saja memang sudah menjadi berkah yang turun dari langit.

Saya mungkin salah seorang yang beruntung, karena saya merasa telah menemukan CZ di perusahaan tempat saya bekerja. Saya merasa nyaman untuk menjalani kehidupan di kantor tempat saya bekerja. Yah memang saya akui kalu gaji saya termasuk yang di bawah rata2 hahaha. Tapi toh saya merasa cukup dengan keadaan sekarang. Saya senang dapat bekerja untuk kepentingan negara dan masyarakat Indonesia (bukan, saya bukan PNS). Yah saya memang beruntung bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan saya. Beruntung karena saat usia saya tidak lagi "menjual" di hadapan perusahaan2 lain (tidak, saya tidak setua itu), saya telah menemukan tempat di mana saya bisa bekerja dengan nyaman.

Rasa syukur, mungkin itulah yang lebih kita perlukan. Karena biar bagaimanapun juga, di mana pun kita bekerja, untuk siapa kita bekerja, paling tidak kita telah menjalankan ibadah. Semoga semua rezeki yang kita terima selalu mendapat berkah dari Yang Maha Kuasa. Beruntunglah bagi kita semua yang bisa menikmati pekerjaan yang kita jalankan, bersyukur, karena mungkin di luar sana, masih banyak orang yang sedang berjuang untuk meraih apa yang telah kita peroleh saat ini.

Btw, kayaknya kok enak juga yah kalo saya bisa pindah ke Divisi I yang lokasinya deket banget sama rumah saya, cuma 1/2 jam naek angkot hahaha  Manusia oh manusia, selalu saja tak pernah merasa puas

Hmm... wondering apa yang saat ini sedang dirasakan my GF terhadap saya, She's one of the rare true comfort zones of my life... Doanya selalu mengiri langkah saya dalam menjalani hidup ini dan meraih apa yang saya sebut Comfort Zone di awal tulisan ini. Selalu, ketika susah maupun senang.

Monday, October 1, 2007

Hollow

Things are never be the same without her by my side.

Should treat her better if i want her back coloring my world.

Miss her so..

Wednesday, September 26, 2007

The Haunted House

Awal2 puasa, ketika saya selesai sahur, saya mendengar suara orang menangis di bagian belakang rumah saya. Tangisan ini terdengar jelas bila saya berada di kamar mandi. Suara perempuan, lirih, menangis. Saya berpikir, siapa sih yang menangis dini hari seperti ini? Saya jadi teringat dengan kuntilanak  karena biasanya mereka selain suka mengeluarkan suara tertawa yang bikin orang2 pada ngibrit, terkadang jenis jin ini terkenal dengan suara tangisannya yang lirih menyayat hati...

Kemudian saya pun langsung kirim sms ke GF saya, "Mami mami... masa ada suara seperti orang nangis di rumah bagian belakang."(kok jadi kaya shinchan yah ). Dan jawabnya singkat saja ternyata, " Wah papi rumahnya horor." Waduh kok jadi kaya film yah, kan dulu ada tuh yang judulnya The Haunted, yang main Liam Neeson kalo saya tidak salah hehehe... Ceritanya yah tentang rumah yang ada hantunya.

Tetapi endingnya ternyata tidak sedahsyat seperti di film tersebut. Selidik punya selidik, ternyata saya salah besar, itu sama sekali bukan suara tangisan. Ternyata itu asisten rumah tangga di rumah kami yang sedang mengaji (membaca Al-Qu'an). Halah2 Sky... Orang lagi ngaji kok malah disangka Kuntilanak...

Perasaan kok 2 postingan terakhir isinya katro semua yah hahahaha...

Monday, September 17, 2007

Caution: [Kuper Mode On]

Ada kisah Friendster lagi nih, tapi kali ini agak2 lucu . Kejadiannya sudah agak lama juga sih. Saat itu di FS saya ada yang add, namanya sebut saja mahesa (bukan nama sebenarnya). Kebetulan statusnya di FS adalah temannya teman saya. Walaupun saya tidak kenal tapi tetap saja saya approve. Fotonya bukan asli, pekerjaannya juga di pabrik jewelry, wah siapa ini, saya tidak kenal.

Selang berapa lama saya pun telah melupakan si mahesa ini. Pagi itu ketika saya akan berangkat kerja, di jemputan saya bertemu dengan anak2 Divisi I Bekasi, katanya mereka sedang ada pelatihan di kantor pusat. Di jalan saya asyik mengobrol dengan salah satu dari mereka, topiknya seru sih, internet dan komputer (salah satu kegemaran saya). Walaupun saya tidak mengetahui nama lawan bicara saya, saya enggan untuk bertanya, rasanya kok kurang sopan yah kalau menanyakan namanya? Yang jelas dia seangkatan saya dan tugas kerjanya di bekasi.

Beberapa hari (atau minggu yah?) kemudian barulah saya mengetahui kalau teman ngobrol saya di jemputan itu adalah Mahesa. Dhueeerr, aduh saya kok ngerasa kuper banget yah hahaha ngobrol dengan orang yang saya tidak kenal, padahal jelas2 orang itu ada di daftar friendster saya.

 Maaf ya Mahesa...

Thursday, September 13, 2007

Puasa, Day #1

Kaget.

Terjadi gempa di Bengkulu. Jambi dan Sumbar porak poranda. Mendengar beritanya kemarin dari seorang teman yang panik di ketinggian 26 lantai Mulia Tower. Baru ramai ceritanya di koran hari ini. Sedih melihat saudara2 kita mengawali bulan Ramadhan dengan duka yang mendalam. Semoga mereka selalu diberi kekuatan oleh Allah SWT dalam menjalankan ibadah puasa kali ini.

Hiks saya tidak tarawih kemarin malam, kurang enak badan. Ada yang kurang rasanya bila puasa tanpa menjalankan ibadah tarawih di mesjid. Huff mudah2an rasa malas tidak terus hinggap dalam diri hingga saya akan terus-menerus meninggalkan tarawih. Duh malasnya diriku, padahal mulai hari ini saya bisa tiba di rumah pukul 5 sore. C'mon, get up, u lazy sky...

Jalanan hari ini sepi sekali, saya bertanya2 apakah orang2 lupa untuk pergi bekerja. Oops iya saya baru ingat hari ini sekolah libur, benar2 efek yang dahsyat dan menyenangkan . Seandainya tiap hari seperti ini, betapa menyenangkan di jalan.

Oh iya... Jangan lupa sky, nanti mampir ke galaxi untuk mengisi pulsa. Omong2 soal pulsa, kemarin mungkin jaringan selular jadi sibuk, full, dengan sms kata2 indah bak mutiara. Tentu saja dengan harapan hati dan diri kita pun bisa menjadi bersih dan berkilau. Ah Ramadhan... Memang selalu menyenangkan.

Buat semuanya... Selamat Menjalankan Ibadah Puasa yah...!!! Mohon Maaf Lahir dan Bathin.

Friday, September 7, 2007

Amal yang Terus Mengalir

Hari ini hari Jumat, saya jadi teringat Jumat beberapa bulan yang lalu. Selesai Jumatan saya bertemu teman saya, mukanya terlihat kusut sekali (biasanya dia memang kusut tapi hari itu lebih kusut daripada biasanya hehehe). Maka bertanyalah saya:

Saya: "Ada apa kok kusut banget sih loe?"

Teman: "Iya nih, senior gua pensiun kemarin."

Saya: "Loh, kenapa senior pensiun kok malah pusing gitu? Kerjaan numpuk?"

Teman: "Ya itu juga sih, tapi yang paling nyebelin, dia hapus semua rumus di spreadsheet. Angka masih ada tapi semua rumus pergi bersama pensiunnya. Jadi otomatis gua ngga bisa ngupdate kerjaan gua. Harus bikin rumusnya dari nol lagi"

Saya: "Why?"

Teman: "Entahlah, mungkin dia merasa bahwa dialah yang membuat semua rumus2 itu, jadi dia merasa rugi kalau gua tinggal enak2 aja melanjutkan pekerjaan dengan instant, ready for use spreadsheet functions."

Saya terdiam, pikiran saya menerawang jauh, teringat guru ngaji saya, ibu Mamiek yang sangat baik dan penyabar. Beliau pernah menyitir dari Hadits kalo tidak salah, yang bunyinya kira2 begini: Ketika sesorang meninggal, terputus lah semua darinya kecuali 3 hal:

  1. Amal jariah selama kita hidup.
  2. Ilmu yang berguna
  3. Doa anak soleh yang mendoakan kedua ortunya(kita maksudnya).

Dalam hal kejadian yang menimpa teman saya, sepertinya yang klop adalah poin nomer 2, yaitu ilmu yang berguna. Entah apa yang didapat oleh bapak itu dengan menghapus semua rumus di spreadsheet. Kepuasan pribadi? Hm... rasanya tidak. Bapak itu tidak mendapatkan apa2 dari perbuatannya itu, kepuasan itu mungkin hanya terasa sesaat, luruh dalam hitungan hari. Sayang bukan? Ketika umur kita menua menjelang pensiun, kita malah kehilangan potensi amal yang seharusnya akan terus mengalir ke dalam diri kita

Andai saja bapak tersebut tidak menghapus rumus tersebut, mungkin beliau masih menerima aliran amalnya sampai sekarang. Yang jelas teman saya itu akan merasakan manfaatnya. Mungkin bapak itu akan terus menerima pahala hingga bertahun2 selama filenya itu digunakan. Mungkin ada pegawai lain yang belajar dari rumus2 tersebut sehingga pahalanya malah jadi berlipat ganda. Tapi sayang, potensi yang amat besar itu dihapus hanya dengan, mungkin, copy-paste special-value... Hilang semua... Terputuslah amalannya bersamaan dengan rumus yang hilang tersebut... Oh sayang..

Yah ini mungkin bisa menjadi pelajaran bagi saya, bahwa hidup tidak hanya untuk dunia saja, masih ada keabadian yang telah menanti kita di sana, entah kapan.