Saturday, November 21, 2009

Kantong Ajaib Seperti Milik Doraemon

Ingat tidak salah satu episode di serial tv Doraemon? Pernah diceritakan sang ayah lupa membawa dokumen penting ke kantor. Jadilah sang anak atau istri yang harus repot mengantarkan dokumen penting tersebut ke kantor ayahnya. Cerita seperti ini agaknya pernah berulang beberapa kali dalam cerita Doraemon (atau malah crayon shinchan ya)...

Doraemon sih enak... dia punya kantong ajaib, masalah serumit apapun dia bisa saja mengeluarkan alat2 aneh untuk mengatasi semua masalah yang timbul. Nobita tinggal merengek... tring... keluar deh solusinya.

Hal serupa dialami oleh saya kemarin... Laporan yang sudah saya ketik capek2 eh malah ketinggalan di rumah. Saya baru menyadarinya setelah naik angkot. Oh no... flashdisknya kelupaan tidak saya bawa. Duh apa jadinya... Tapi untungnya saya ingat, saya pun memiliki kantong ajaib, walaupun tidak secanggih milik Doraemon...

Keajaiban itu bernama Internet (ah lagi2 dia) hehehehe...

Langsung saja saya minta tolong pada Papa Dee di rumah untuk mengirimkan laporan setengah jadi yang saya buat kemarin malamnya itu lewat e-mail. Tidak ada masalah, akhirnya saya bisa melanjutkan membuat laporan setibanya di kantor. Fiuh... and the problem's solved...

Saya bersyukur Papa Dee termasuk orang yang melek teknologi, jadi sudah biasa berurusan dengan dunia maya. Saya jadi teringat salah satu film animasi yang rilis baru2 ini, Cloudy with the Chance of Meatballs... Hahaha apa jadinya... kebetulan ayah Flint Lockwood itu gaptek kalau tidak bisa dibilang anti teknologi... Tentu saja beliau kerepotan ketika anaknya minta tolong untuk dikirimi software melalui e-mail.

Yah begitulah... Lagi2, saya terselamatkan oleh Internet
... dan Papa Dee tentunya


Sunday, November 15, 2009

Biarlah Roti yang Berbicara...

Ini hasil jepretan saya ketika tadi sore berbelanja bersama Dee di sebuah gerai roti terkenal di Indonesia

Astaga... Ternyata pengunjungnya tidak hanya saya dan Dee... Masih ada 2 ekor lagi yang sedang santai di sana....


Hmmm yang ini sepertinya lagi asik makan....


Wah... kalau yang ini sepertinya kekenyangan makan, sampai pingsan

Mohon maaf jika sekiranya saya mengurangi selera anda dalam menyantap hidangan, khususnya roti yang pandai berbicara...


Tuesday, November 3, 2009

Komputer, Bakwan, dan....

Apa yang aneh dari gambar berikut ini...???


Kalo komputer dan printer sih, ya wajar lah di setiap kantor pasti ada...

Bakwan? yaaa... itu juga masih normal... Maklum banyak yang belum sempat sarapan dari rumah...

Nah kalo yang ijo2 itu hahaha ini baruuuu RRRUUUAAARRR Biasa hihihihi...

Satu keunikan lagi dari kantor tempat saya bekerja. Yup, hari ini kami panen pete di kantor.

Anda juga mau saya kasih ijo2...?

Sunday, October 11, 2009

Michael Jordan #2 Sang Legenda Bola Basket




Bersama Chicago Bulls, Michael Jordan dan seluruh rekannya berhasil meraih gelar juara pertama NBA mereka dengan susah payah. Tapi pada momen itulah sepertinya terjadi sebuah titik balik. Mereka kesulitan untuk meraih gelar pertama, tetapi setelah berhasil diraih, sepertinya tak ada lagi yang mampu menghalangi jalan mereka menuju gelar juara berikutnya. Tak tanggung2, mereka meraih threepeat. Menjadi juara NBA selama tiga tahun berturut2 adalah suatu prestasi yang amat fenomenal. Dan Michael Jordan pun bangkit menjadi seorang legenda.

 

Tetapi sayangnya, berhasil menjadi juara bersama Chicago Bulls sebanyak 3x tidak membuat MJ menjadi bahagia. Ketenaran dan kekayaan yang berhasil diraihnya tidak berhasil mengisi kekosongan di hatinya. Dia merasa bosan bermain basket. Olahraga yang dahalu amat sangat dicintainya itu kini sudah tidak menantang lagi baginya, tidak ada lagi yang bisa dibuktikan. Dalam kegalauan hatinya, ia pun berkonsultasi dengan sang ayah tercinta, mencurahkan segenap gundah di hatinya.

 

“Cobalah hal yang baru, baseball, mungkin?”

 

Rupanya itu nasihat terakhir yang diterima MJ dari sang ayah, tak lama, terjadilah hal tragis itu. Sang ayah tewas mengenaskan, menjadi korban pembunuhan. MJ yang sedang goyah hatinya, kini makin makin mantap untuk menjalankan nasihat terakhir dari sang ayah. Hijrah dari bola basket dan beralih menjadi pemain baseball. Dan dunia pun menertawakannya. Tentu saja kemampuan MJ bermain baseball masih sangat jauh dari kualitas seorang bintang. Tapi toh ia tak mau menyerah begitu saja. Ia selalu berlatih baseball lebih lama daripada pemain lainnya, berusaha untuk beradaptasi dan meningkatkan performa permainannya.

 

Tetapi apapun yang terjadi, Michael Jordan memang tercipta untuk bermain basket. Baru setahun ia meninggalkan dunia yang dicintainya itu, kerinduan akan kepiawaiannya memasukkan bola ke dalam keranjang menyerangnya tanpa ampun. Dan sang bintang itu pun kembali, tidak dengan hati yang kosong, melainkan dengan semangat yang meletup2 untuk membawa kembali timnya, Chcago Bulls menuju puncak papan atas tim bola basket NBA. Sebuah tim yang selalu membuka pintu untuknya, kapan saja MJ siap untuk kembali.

 

Kembali dengan nomer 45, Jordan langsung menghentak dan berhasil membawa timnya menuju babak playoffs. Tapi malang tak dapat ditolak, cuti setahun yang diambilnya ternyata berdampak buruk. Bulls tak kuasa menahan terjangan Orlando Magic yang berisikan pemain2 muda penuh semangat juang yang tinggi. Bahkan beralihnya MJ ke nomer seragam 23 pun, tetap membuat Bulls takluk di tangan Shaquile O’Neal dkk. Terbukti nomer keberuntungan takkan sanggup mengantarkan MJ dan timnya meraih supremasi tertinggi. Bukan nomer, bukan pula sepatu mahal. Terbukti, hanya kerja keras dan semangat pantang menyerah yang bisa membawa mereka menjadi juara.

 

Kekalahan itu memang sangat menyakitkan. Seluruh dunia pun berseru, Michael Jordan sudah habis dan kehebatannya tinggal kenangan. Dan lucunya, saya pun, dengan berat hati mengakui, termasuk yang percaya dengan hal itu. Era MJ sudah berakhir, sudah waktunya digusur oleh pemain2 mudah penuh harapan lainnya.

 

Tetapi bukan MJ namanya kalau menyerah begitu saja. Seusai kakalahan yang tragis dari Orlando Magic, ia kembali berlatih dengan keras untuk mengembalikan performanya. Walaupun tak bisa kembali ke asal tentunya, karena bagaimanapun juga, usia turut mempengaruhi kemampuan fisiknya.

 

Tapi toh kerja kerasnya selama musim liburan itu telah membawa hasil yang memuaskan. Karena di tahun berikutnya ia berhasil membawa timnya untuk menjadi juara NBA yang keempat kalinya. Tak puas hanya sampai di situ, MJ lagi2 kembali berhasil membawa Bulls meraih gelar juara NBA selama 3 tahun berturut2. Double Threepeat istilahnya, walapun threepeatnya kali ini tak semudah kali pertamanya. Tapi yang lebih dramatisnya, tembakan terakhir yang dilakukan Jordan ke jaring lawan menjadi angka terakhir yang menentukan guna membawa Bulls menghempaskan Utah Jazz untuk menjadi juara NBA yang keenam kalinya sebelum MJ pensiun.

 

Ya itulah Michael Jordan, bersamanya Bulls berhasil meraih enam kali juara NBA. Suatu prestasi yang sangat fantastis. Sebuah pencapaian yang hanya bisa diraih oleh bakat, kemauan untuk mengasahnya, determinasi tinggi dan tentu saja…

 

Kerja Keras.

Michael Jordan #1 Awal Sebuah Kebangkitan



Tahun ini, tepat 10 tahun yang lalu, sang maestro bola basket yang tak lain dan tak bukan adalah seorang Michael Jordan sendiri, secara resmi mengundurkan diri dari dunia perbolabasketan (atau yang di Amerika lebih dikenal dengan NBA, National Basketball Association). Di jamannya dahulu, mulai dari era 80-90an, siapa sih yang tak kenal MJ? Mulai dari anak2 hingga orang dewasa pasti mengidolakan beliau. Dunia pun diserang wabah demam bola basket dan NBA, semua orang ingin menjadi Jordan. Ya slogan itu, I wanna be like Mike.

Entah kenapa, tiba2 kemarin saya jadi teringat dengan MJ. Tiba2 saya ingin sekali menyaksikan aksinya  bermain bola basket. Agak sulit memang, kalau saja tidak ada internet hehehe untunglah sekarang keadaannya berbeda, tinggal cari2 di internet, download, dan saksikan… Itu sudah ^_^ Mau melihat slam dunk kontes MJ Vs Dominiq Wilkins? Hmm ini yang sulit, gagal saya menemukannya. Tapi coba lihat di youtube, wah ternyata ada, cukup lumayan pula kualitasnya. Tanpa ragu Orbit Downloader pun saya gunakan. Tak berapa lama video di Youtube itu pun sudah bersemayam di hardisk saya.

Oops jadi ngelantur, kembali ke MJ. Setelah menyaksikan 2 film dokumenter MJ (hasil illegal download tentunya) itulah akhirnya saya lebih mengenal beliau. Dahulu, ketika saya masih sekolah dan kuliah, yang saya tahu hanyalah kehebatan MJ dalam bermain basket. Berhasil membawa timnya, Chicago Bulls 6 x meraih gelar juara NBA. Yang saya tahu dulu, MJ adalah seorang manusia super yang tak terkalahkan, anak ajaib yang hanya dilahirkan 1x dalam 1000 tahun. Lompatannya yang sangat tinggi di atas rata2 manusia biasa, membuatnya dijuluki Michael Air Jordan. Siapa saja pasti terkesima jika melihat slam dunk fenomenalnya yang dilakukan dari garis free throw.

Tapi ternyata, di balik semua itu, MJ hanyalah seorang manusia biasa. Lahir dari keluarga biasa pula. Seorang anak yang hobi bermain basket di lapangan dekat rumahnya bersama sang kakak. Apakah waktu kecil MJ sudah jenius dalam bermain basket? Aha, ternyata tidak. Kala itu, MJ selalu kalah bila bertanding melawan kakaknya. Tetapi justru semua kekalahan itu yang memicu semangat MJ untuk terus berlatih da berlatih. Hingga akhirnya dia berhasil membawa kampusnya menjadi juara NCAA (liga basket universitas).

Singkat cerita, setelah 2x membawa kampusnya menjadi juara, MJ memutuskan untuk melangkah ke jenjang profesional dan direkrut oleh sebuah tim NBA, Chicago Bulls. Nama Jordan langsung melambung tinggi. Dia adalah seorang pemain yang lengkap, sangat bagus dalam bermain bertahan dan apalagi menyerang. Dia tak hanya piawai dalam mencetak poin melalui shooting, slam dunk maupun lay-up shoot. Tetapi juga ulet dalam menjaga pertahanan, cukup banyak steal, block, maupun rebound yang dikumpulkannya.

 

Tapi tetap, MJ adalah seorang manusia biasa, walaupun tak ada seorangpun yang meragukan kemampuan individunya, masih ada satu hal yang mengganjal. Dia belum berhasil membawa timnya menjadi juara NBA, belum ada cincin juara yang melingkar di jarinya. Langkahnya selalu terhenti di final wilayah timur. Ketika Detroit Pistons harus berhadapan dengan Chicago Bulls di final playoffs wilayah timur, mereka dengan entengnya sesumbar

 

“Tidak ada yang tidak mungkin, kami bisa kok menghentikan seorang MJ”

 

Begitu kira2 ucapan mereka. Dan akhirnya Pistons memang bisa membuktikan ucapan mereka, MJ diberikan penjagaan khusus untuk mematikan ruang geraknya. Lagi2 Bulls gagal, jangankan meraih juara NBA, juara wilayah timur saja gagal mereka raih. Kekalahan 3 tahun berturut2 di final wilayah timur melawan Detroit Pistons tentu saja membuat MJ frustasi. Impian Bulls untuk bisa berlaga di final NBA lagi2 kandas di tangan Isiah Thomas dkk.

 

Musim berganti, semua kekalahan menyakitkan yang dialami oleh Bulls akhirnya cukup membuat MJ tersadar, untuk meraih gelar juara, seorang MJ takkan pernah cukup. Untuk melawan tim hebat yang lolos ke babak playoffs memang diperlukan kerja sama tim yang kompak. Saat inilah kebangkitan MJ menuju kedewasaan dimulai. Dari seorang dengan kemampuan inidvidu yang brilian, ia bertransformasi menjadi seorang pemimpin yang mumpuni. Dia mengesampingkan semua ego masa kanak2nya dan mulai membangun kerjasama dengan timnya. Toh di Bulls tidak hanya ada Jordan, masih ada Scottie Pippen, Horace Grant dan lainnya.

 

Dan lagi2 Bulls bertemu dengan Pistons di final wilayah timur. Tapi kali ini tentu saja sudah berbeda, Jordan hanya tersenyum ketika diberi pengawalan khusus, karena itu berarti dia bisa leluasa memberikan assist kepada rekan2 satu timnya untuk mencetak angka. Dan tentu saja semua orang tahu, jika suatu tim memberikan pengawalan khusus kepada satu pemain, harus ada yang dikorbankan, pemain lain menjadi lebih leluasa mencetak angka. Pistons terperangah dengan perubahan gaya permainan Bulls dan tak ayal lagi, mereka takluk (kalau tidak bisa dibilang dibantai) oleh keperkasaan Chicago Bulls.

 

Saat Bulls berhasil mengalahkan Pistons itulah lembaran baru dimulai, mereka, bersama sang kapten, Michael Jordan, telah menjadi tim yang sangat solid dan sukar untuk dikalahkan. Bahkan LA Laker dengan Magic Johnsonnya pun tak kuasa untuk membendung laju the new emerging forces ini. Bulls pun meraih gelar juara NBA untuk pertama kalinya.

Wednesday, August 5, 2009

My Neighbors The Yamadas (1999)

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Comedy
Directed by: Isao Takahata

Pertama saya melihat cuplikan gambar dari film yang diadaptasi dari manga ini… Astaga hancur sekali, gambarnya bahkan lebih buruk dari animasi Crayon Shinchan hahaha seperti layaknya gambar sketsa storyboard yang diberi warna tipis sekedarnya saja. Tapi tak urung saya bertekad untung mendownloadnya. Nama besar Studio Ghibli dan Isao Takahata menjadi taruhannya. Sekedar info, ini adalah film pertama Ghibli yang murni dikerjakan secara digital.

Dan benar saja, film ini memang tidak menjadikan kualitas animasi sebagai nilai jualnya, tetapi justru pada inti ceritanya yang amat menarik. Film yang berdurasi sekitar 100 menit ini merupakan gabungan dari beberapa kisah pendek yang menceritakan keseharian keluarga Yamada yang terdiri dari bapak, ibu, 2 orang anak dan seorang nenek yang tinggal bersama dalam 1 rumah. Kisah2nya sangat lucu dan mengocok perut penonton. Beberapa kali kekonyolan mereka membuat saya terbahak2. Beberapa kali kisah2 mereka membuat saya terharu. Dan beberapa kali pula ucapan mereka membuat saya merenungi hidup ini.

Kisah keluarga Yamada ini begitu simpel menceritakan tentang kehidupan perkawinan yang tidak simpel. Kisah yang begitu membumi dan pastinya banyak juga dialami oleh keluarga di mana pun. Film ini berhasil mengcapture kejadian2 nyata yang kerap terjadi dalam kehidupan berumah tangga dan memolesnya dengan sentuhan komedi yang menawan. Menertawakan keluarga Yamada ini rasanya seperti menertawakan diri kita sendiri.

Sebuah sajian yang sangat sayang untuk dilewatkan bagi mereka yang telah maupun akan berumah tangga. Keluarga Yamada ini memang bukan keluarga yang sempurna, jauh dari sempurna, mereka konyol dan nyeleneh. Kita boleh saja menertawakan mereka, tetapi justru keluarga seperti inilah yang biasanya awet bertahan sampai akhir masa. Keluarga Yamada tidak hanya membuat kita tertawa, tetapi juga sekaligus memberikan pelajaran yang amat berharga untuk kita renungkan.

Porco Rosso (1992)

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Action & Adventure
Directed by: Hayao Miyazaki

”I’m a pig. I don’t fight for honor, I fight for PAYCHECK”

Bersetting paska Perang Dunia I, Porco Rosso adalah seorang pilot yang karena suatu sebab, disersi dari angkatan udara Italia. Menjadi pahlawan pada PD I, lantas kemudian memilih menjalani hidup sebagai bounty hunter yang memerangi para pembajak di udara. Dengan sea plane merah bututnya, nama Porco Rosso menjadi amat terkenal dan disegani lawan2nya. Menjadi pahlawan di perairan Adriatic, tetapi menjadi buronan di negaranya sendiri, ironis.

Film Miyazaki kali ini menurut saya adalah film paling realis (kecuali bentuk fisik tokoh utama, tentunya) dari semua film Miyazaki yang pernah saya saksikan. Tak ada sihir, makhluk gaib maupun keajaiban yang tidak manusiawi di sini. Dalam film ini, Miyazaki benar2 mengekplorasi segala hal yang berhubungan dengan pesawat dan penerbangan. Beberapa adegan action yang sangat seru ditawarkan dalam ini, plane chasing yang seru dan dogfight yang memukau tentu saja tak luput dihadirkan.

Seperti biasa, walaupun ini film action, tentu saja Miyazaki tak lupa untuk menyematkan drama dan sedikit kisah percintaan di dalamnya. Impian Gina untuk bisa hidup bersama Porco yang sepertinya mustahil untuk terwujud. Porco yang tak pernah lupa mendatangi klab malam milik wanita cantik tersebut karena suatu alasan sentimentil yang cukup mengharukan dan membawa kita kepada alasan Porco untuk hengkang dari AU Italia.

Tapi bagian favorit saya adalah ketika Porco memperbaiki pesawatnya di Milan. Apalagi yang mendesain ulang pesawat milik Porco ini adalah gadis muda belia yang sangat berapi2. Fio Picollo, gadis muda berusia 17 tahun tetapi begitu menguasai tentang mesin pesawat dan aerodinamika. Hmm untunglah kejadiannya berlangsung pada tahun 1920an, entahlah, tetapi menurut saya propeller engine biasa itu walaupun sangat konvensional, tetapi rasanya kok ya lebih elegan ^_^

Menarik melihat bagaimana Fio yang semula dianggap remeh oleh Porco itu akhirnya malah membuat Porco terkagum2 dengan sedikit modifikasi yang dibuatnya. Bagaimana tidak, hal tersebut membuatnya lolos dari kejaran polisi Milan dan berhasil melakukan lepas landas yang mendebarkan dari sungai di Milan. Ow kereeeen… Menurut saya inilah scene yang paling menarik, lebih seru bahkan, daripada dogfight terakhirnya dengan rival beratnya dari Amerika, Donald Curtis.

Sebuah film dari Miyazaki, yang murni tentang pesawat dan penerbangan (and hell yeaaahhh, it’s good).

Wednesday, July 29, 2009

Only Yesterday (1991)

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Drama
Directed by: Isao Takahata

Taeko Okajima, akhirnya kesampaian juga untuk berlibur ke daerah pedesaan. Selama 26 tahun tinggal, sekolah dan akhirnya bekerja di Tokyo, Taeko tak pernah merasakan nikmatnya pergi berlibur ke daerah pedesaan. Kali ini saat menginjak usia yang ke 27, Taeko ingin mengulangi pengalaman tahun lalu dengan melepas penat ke sebuah desa bernama Yamagata. Hanya anehnya, kali ini pikirannya selalu dibayangi oleh memori masa kanak2nya ketika ia masih seorang gadis mungil berusia 10 tahun.

Semua pengalaman masa kecilnya itu tak henti2nya hadir dalam pikiran, semua masa2 indah dan pengalaman sedihnya tiba2 muncul begitu saja. Tak luput cinta monyetnya pun ikut2an hadir ke dalam benaknya. Tapi itu semua masa lalu, sedangkan masa kini tetap harus dihadapi, sampai akhirnya ia sampai pada suatu titik yang mengharuskannya mengambil suatu pilihan. Ya, pilihan yang mungkin dapat mengubah jalan hidupnya, selamanya.

Saya termasuk beruntung karena bisa menyaksikan film ini, terima kasih kepada internet dan rapidshare. Kenapa? Karena di Amerika film ini urung diedarkan. Alasannya? Entahlah, tapi rumor yang beredar adalah, Disney sebagai pemegang lisensi peredaran film2 studio Ghibli merasa bahwa film ini kurang cocok sebagai pengusung image Disney yang selama ini sudah kadung melekat sebagai pembuat film2 keluarga. Nah, di film ini memang ada adegan seorang ayah yang menampar anaknya, selain itu juga ada adegan di mana anak2 SD membicarakan masalah (maaf) menstruasi. Jadi mungkin karena inilah Disney takut kalau hal2 tersebut malah menjatuhkan imagenya sebagai produser film2 keluarga berkualitas.

Oke terlepas dari itu semua, film ini terasa sangat membosankan, boring, atau dragging istilahnya jaman sekarang. Tapi entah kenapa saya malah sangat menikmati alur dan cerita yang ditawarkan dalam film ini. Alur maju dianimasikan secara detail, dan penuh warna. Uniknya, alur flashback saat Taeko masih SD, digambarkan dengan background layaknya lukisan cat air dengan warna2 tipis. Ah indah sekali, what a piece of art.

Sebuah film tentang keseharian anak2 Jepang yang tinggal di kota besar dan kerinduannya akan suasana asri pedesaan yang tenang, dikemas dalam balutan animasi yang menawan. Ah, tak hanya Hayao Miyazaki, ternyata saya juga mulai jatuh cinta dengan karya2 Isao Takahata.

Friday, July 10, 2009

Pemilu... 2 Putaran Saja...


Ahhh... akhirnya mimpi ini pupus juga di tengah jalan, tadinya saya berharap pemilu Presiden bisa 2 berlangsung 2 putaran. Ya memang, jujur saya termasuk orang yang berharap kalau hal ini bisa terjadi. Eits, bukannya saya tidak senang kalau pasangan SBY Boediono menang. Tapi kalau pilpres berlangsung 2 putaran, saya kan bisa mendapat liburan gratis sekali lagi hehehe, kapan lagi coba? Hanya 5 tahun sekali...



Hidup 2 putaraaaannnn....!!!! Hehehe tapi apa daya, setelah melihat quick count yang sudah mencapai 100%, rasanya SBY-B memang terlalu amat sangat sulit digeser. Saya pikir tadinya kalau saja mereka "hanya" mendapat 49%, pasti kita semua bisa mendapat liburan gratis lagi. Tapi jangankan 49%, 50% saja tembus jauh hingga ke 60% hihihihi...

Mereka incumbent, mereka bagus, wajarlah jika tak tergeserkan...

Oke, selamat tinggal libur colongan, LANJUTKAN....!!!

Sunday, July 5, 2009

KING

Rating:★★★★★
Category:Movies
Genre: Sports
Directed by: Ari Sihasale

Manusia takkan pernah berhenti bermimpi, karena mimpi membuat manusia menjadi lebih bersemangat dalam menjalani… Hidup.

Begitu pula dengan Guntur, seorang bocah jagoan bulutangkis di sebuah desa kecil di Jawa. Bermodalkan raket kayu yang sudah bengkok, tak jua meredupkan impiannyanya untuk menjadi pemain bulutangkis profesional yang dapat mengharumkan nama bangsa. Masalahnya, impian tersebut menjadi rancu, karena selama ini, ternyata sang ayah rupanya mempunyai mimpi yang sama, menjadikan anaknya menjadi masestro bulutangkis sekaliber Liem Swie King. Jadi sebenarnya impian siapakah ini? Guntur atau ayahnya?

Seringkali Guntur merasa frustasi dengan kerasnya disiplin yang diterapkan sang ayah dalam melatihnya. 100 x squat jump dan lari 50 x mengelilingi desa menjadi santapan sehari2 sebagai hukuman apabila Guntur mengalami kekalahan pada pertandingan bulutangkis yang kerap dilaksanakan di desanya. Sampai di suatu titik Guntur menjadi muak dengan bulutangkis dan berbalik membenci sang ayah.

Tapi toh Guntur tak bisa begitu saja melupakan bulutangkis, olahraga yang sudah mengalir dalam darahnya sejak ia kecil. Berkat usaha dan pertolongan sahabat karibnya, Raden, ia akhirnya bisa masuk ke sebuah klub kecil di desa sebelah dan berpeluang untuk mengikuti seleksi menjadi murid di klub bulutangkis di kota Kudus. Sebuah klub besar yang telah melahirkan atlet nasional kenamaan seperti Rudi Hartono, Heryanto Arbi, dan tentu saja Liem Swie King sendiri.

Di suatu titik Guntur pernah merasa frustasi, tetapi di titik lain Guntur menyadari, bahwa ayahnya begitu mencintainya. Dan kedisiplinan yang keras selama bertahun2 itu kini berbuah hasil. Lari mengelilingi desa membuat fisik dan staminanya kuat, squat jump membuat lompatannya tinggi untuk menghasilkan smes yang tajam dan keras. Guntur sadar, ayah dan teman2nya telah bersusah payah membukakan gerbang menuju impiannya. Dan kini tak ada kata mundur, Guntur bertekad untuk tidak menyia2kan usaha mereka, orang2 yang dicintainya, dengan mewujudkan impiannya.

Tak ada yang dapat saya sampaikan untuk mengomentari film yang disutradai oleh debutan Ari Sihasale, selain rasa takjub dan acungan dua jempol. Film ini begitu lengkap, cerita yang sangat menarik dikemas dalam skrip yang ciamik, akting yang jempolan dari Lucky Martin (pemeran Raden) dan Mamiek Pakoso (ayah Guntur), sinematografi yang indah dalam menggambarkan suasana pedesaan yang asri , musik score dan orginal soundtrack yang memukau, dan tentu saja sebagai hiburan tambahan juga diselipkan banyolan2 segar yang membuat penonton tergelak. Semuanya menjadikan film ini begitu apik dan tidak membosankan.

Menyaksikan film ini mengingatkan kita akan kejayaan Indonesia di masa lampau, yang pernah manjadi maestro bulutangkis dan disegani oleh negara2 lain mulai dari Asia hingga Eropa. Sekaligus juga mengingatkan kita, bahwa semuanya itu bukan hanya mimpi, tetapi begitu dekat dengan kenyataan. Dan bukan tidak mungkin, dengan dukungan dari semua pihak, kalau suatu saat nanti supremasi tertinggi itu bisa kita raih kembali.

Jadi tunggu apa lagi? Buat anda yang belum menyaksikan, segeralah saksikan film ini di bioskop selagi masih diputar, karena film ini memang nyaris sempurna. Kalaupun ada kekurangan, paling2 hanyalah tokoh yang diperankan oleh Wulan Guritno yang sepertinya hanya menjadi tempelan saja, apa alasannya ia pindah ke desa juga tidak dijelaskan, seperti sempalan saja untuk memenuhi durasi film. Tetapi hal ini tentu saja tak mengurangi hasrat saya untuk memberikan 5 bintang untuk film yang memukau ini ^_^ Sebuah film tentang cita2, semangat, kerja keras dan persahabatan.

Manusia boleh saja bermimpi, tapi untuk menggapai impian tersebut, diperlukan usaha dan kerja keras. Dan kalau toh segalanya menjadi berat, kita harus ingat, bahwa selalu ada keluarga dan teman2 yang selalu mendukung di belakang kita dan menjadikan segalanya lebih mudah, indah dan bermakna.

Grave of the Fireflies

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Animation
Directed by: Isao Takahata

September 21, 1945.
That was the night I died.

Mengambil seting di Jepang pada penghujung perang dunia kedua, dua orang kakak beradik harus berjuang untuk bertahan dalam kerasnya kehidupan peperangan. Untuk membumihanguskan Kobe, tentara sekutu menjatuhkan lempengan2 berapi dari pesawat tempur mereka. Korban berjatuhan, termasuk seorang anak laki2 bernama Seita dan adik perempuan mungilnya, Setsuko. Dalam 1 hari, mereka kehilangan rumah dan ibu mereka yang meninggal akibat luka bakar. Mereka pun kehilangan kontak dengan sang ayah yang mengabdi menjadi seorang marinir.

Awalnya mereka mengungsi ke rumah tante dari pihak ibu mereka, tapi karena berselisih, akhirnya Seita memutuskan untuk pergi dari situ dan memilih untuk tinggal di dalam bomb shelter yang sudah tidak terpakai. Waktu berlalu, persediaan uang mereka menipis, Setsuko pun terancam malnutrisi, belum lagi karena buruknya sanitasi, penyakit kulit dan diare datang menggerogoti bocah perempuan mungil nan imut tersebut.

Dari awal penonton sudah mengetahui, kalau Seita dan Setsuko gagal untuk bertahan hidup. Maka ceritanya pun menjadi flashback tak berapa lama setelah Seita meninggal dan bergabung dengan Setsuko, mereka menaiki sebuah kereta api dan mengunjungi kehidupan lama mereka, maka kisah mereka pun dimulai. Ceritanya sendiri diangkat dari sebuah novel semi-autobiografi yang ditulis oleh Akiyuki Nosaka yang merasa bersalah akibat kematian adiknya pada perang dunia kedua.

Menyaksikan film ini, penonton bagaikan dibawa menuju kesedihan mendalam yang diakibatkan oleh satu hal, perang. Ya, sampai kapanpun perang tidak akan pernah menyelesaikan masalah, yang ada hanyalah kesedihan dan penderitaan. Maka siapkan tissue yang banyak jika anda memutuskan untuk menonton film ini. Tidak percaya? Tengok saja adegan ketika Seita ketahuan mencuri buah dan sayur, pemilik kebun memukuli dan membawanya ke pos polisi. Seita diseret pergi ke polisi diiringi oleh teriakan lirih dari Setsuko kecil. Perang telah merenggut ibu dari sisinya, dan kini apakah polisi juga harus memisahkan kakak tersayang darinya?

Tapi disitulah memang kelebihan dari film klasik ini, Isao Takahata berhasil menangkap semua emosi dari sang penulis dan menghadirkannya lewat film animasi yang apik ini. Oh ya dalam film ini, Takahata tak hanya menyutradari, tetapi juga menulis skripnya. Mengharukan sekali rasanya melihat betapa sayangnya Seita kepada sang adik. Setsuko, mungil dan kecil yang selalu ada dalam gendongan Seita. Ya, adegan Setsuko saat digendong pada punggung Seita sepertinya menjadi ikon dalam film ini, sebuah kasih sayang tulus dari kakak kepada adiknya.

Sebuah film yang wajib disaksikan, tak hanya tentang perang dan kesedihan, tetapi juga kasih sayang.

Saturday, June 27, 2009

Perempuan Juga Bisa

Namanya juga dunia maya... Mana kita tahu kalau seseorang itu perempuan atau laki2...?

Ketika sedang asik mengobrol di sebuah forum di dunia maya, kebetulan ada seorang user yang berterima kasih kepada user lain atas informasi penting yang diberikan...

Thanx a lot, bro....

It's sis, to you....

Sontak si user itu kaget... Saya pun ikutan kaget... Karena saya pun menyangka bahwa ia adalah seorang laki2. Bagaimana tidak, dari postingnya yang bisa kami baca, sudah jelas bahwa ia adalah laki2... Cowok banget gitu loh, kalo kata anak ABG ^_^ Lihat saja kalau ia sedang membahas tentang film, terlalu teknis untuk ukuran perempuan. Tapi ya, itulah, salah satu bukti kalau perempuan juga bisa melakukan apa yang biasa kaum pria lakukan. Bukti yang bisa dijadikan alasan mengapa kaum adam tidak boleh begitu saja meremehkan kaum hawa.

Tak hanya sekali kejadian seperti terjadi, tak kurang dari moderatornya sendiri (pria) pernah mengalami kejadian yang kami alami. Ya kejadian yang sama dengan user perempuan yang berbeda. Padahal moderatornya itu bisa dibilang dedengkot dunia perfilman hollywood lah. Sebuah kekagetan yang tak hanya diungkapkan dengan tulisan, tetapi juga dengan emoticon mata melotot dan mulut ternganga hahahaha.... Pasti dia kaget, karena pengetahuan si user perempuan tentang perfilman bisa dibilang sejajar dengan si moderator.

Jadi, sah2 saja bukan kalau perempuan itu ternyata juga bisa sejajar mengimbangi kaum pria?

PS: Tapi yang paling parah itu saya... masa saya disangka perempuan oleh Dalus Gembalus... Arrrghhh... hehehehe ^_^

Monday, June 22, 2009

Lady in The Water

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Mystery & Suspense
Directed by: M Night Shyamalan

Minimalis ala Shyamalan?

Berkisah tentang Cleveland Heep, seorang manager / pengurus sebuah flat kelas menengah, yang tiba2 kedatangan tamu aneh dari dalam kolam renang, seorang wanita muda yang bernama Story. Ia mengaku sebagai seorang Narf yang datang dari Blue World dan bertugas untuk menyadarkan umat manusia agar terselamatkan dari kehancuran. Maka dengan bantuan para penghuni flat, Mr. Heep pun berusaha menemukan “orang terpilih” yang diramalkan tinggal di flat tersebut dan dipercaya bisa menyelamatkan umat manusia.

Tak hanya sampai di situ, masalah baru timbul saat Story harus pulang ke alamnya nun jaun di Blue World. Sesosok monster yang selalu mengintainya, tak segan menghabisi nyawa Story bila ia menginjakkan kaki di tempat terbuka. Berpacu dengan waktu, sekali lagi Mr. Heep dibantu oleh seluruh penghuni flat berusaha untuk menyelamatkan Story dari bahaya yang menghadang.

Entah sudah berapa banyak kritikus film maupun moviegoers yang membantai film ini. Dongeng (dalam arti sebenarnya ^_^) yang ditampilkan Shyamalan kali ini memang bisa dibilang sangat kekanak2an dan sulit diterima oleh akal sehat. Oke saya tahu, semua cerita fantasi memang tak mungkin bisa diterima oleh akal sehat, tetapi dalam film ini sang sutradara yang merangkap sebagai penulis ceritanya seperti kelihatan kurang memberikan effort yang cukup untuk mengajak penonton mempercayai dongeng yang ia tuturkan.

Lalu bagaimana visual fx yang diusung oleh Industrial Light & Magic? Begitu teramat sederhana kalau tidak bisa dibilang ala kadarnya. Tadinya saya berpikir, oh ini mungkin konsep minimalis yang ditawarkan oleh Shyamalan. Tapi begitu mengetahui biaya produksinya yang mencapai US$ 70juta, saya jadi berpikir lagi, apakah bisa budget sebesar itu dibilang minimalis ya? Hihihihi…

Tapi… ya…. Entahlah mengapa… Sepertinya saya kena pelet maut ajian dari Shyamalan. Betapapun hancurnya karya2 beliau, saya selalu dapat menikmatinya. Beberapa adegan konyol di film ini justru membuat saya terbahak2 dan terhibur, contohnya saat Mr. Heep terbirit2 karena dikejar oleh si monster. Walaupun alur ceritanya tak seseru The Village (karya Shyamalan sebelumnya, yang juga dibantai oleh kritikus), tapi dongengnya kali ini pun tetap membuat saya penasaran untuk mengikuti filmnya hingga akhir cerita.

Oh ya, twist ending yang saya tunggu2 seperti yang kerap terjadi di film2nya Shyamalan, kali ini tidak terjadi. Memang ada sedikit twist, tetapi tidak terlalu signifikan. Tetapi harus saya akui, ada 1 aspek dari film ini yang benar2 layak mendapatkan pujian dua jempol, karena musik score yang disajikan dalam film ini memang sangat brilian dan benar2 mambantu meningkatkan mood dalam menyaksikan filmnya.

Ah ya… saya sudah tak sabar menyaksikan karya sang maestro berikutnya… The Happening… Ready or not… Here I come ^_^

Sunday, June 21, 2009

Kiki's Delivery Service

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Animation
Directed by: Hayao Miyazaki

Film Studio Ghibli produksi tahun 1989 yang diadaptasi dari serial novel berjudul sama ini menceritakan tentang seorang penyihir remaja bernama Kiki. Sebagai seorang witch (penyihir wanita), Kiki yang baru berusia 13 tahun sudah dianggap dewasa dan harus magang di kota lain untuk dapat memenuhi persayaratan menjadi seorang penyihir yang seutuhnya. Maka dengan mengendarai sapu ajaib dan ditemani kucing hitam bawel penggerutu yang setia, berkelanalah ia ke kota lain, jauh dari tempat tinggal, orang tua, dan teman2 yang dicintainya

Berbekal uang tabungan yang jumlahnya tak seberapa, tak sengaja akhirnya ia membuka usaha jasa pengiriman barang alias kurir di tempat baru yang ia tinggali untuk menghidupi dirinya. Dengan modal peta lipat yang dibelinya di toko dan sapu terbang miliknya, Kiki berpikir semuanya pasti akan mudah dan menyenangkan. Tapi ternyata hidup tak semudah yang ia bayangkan, begitu keras dan penuh rintangan. Tak semua perbuatan baik yang ia lakukan, mendapat respon yang baik pula. Dalam kesedihan, sesuatu yang tak terduga terjadi, Kiki tiba2 kehilangan kemampuan sihirnya.

Awalnya saya pikir film yang disutradarai oleh Opa Miyazaki ini juga merupakan film anak2 biasa layaknya Totoro dan Ponyo, ternyata dugaan saya salah. Justru salah satu pesan moralnya sangat mengena untuk direnungkan oleh orang dewasa, benar2 sebuah cerita yang menarik. Kalau anda pernah menyaksikan Spiderman 2 besutan Sam Raimi, anda pasti mengerti apa yang saya maksud. Ah maaf, saya tidak tahan untuk tidak memberikan spoiler ^_^

Maka jadilah Kiki’s Delivery Service ini, sebuah film animasi yang sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja. Apalagi dengan gambar2 yang begitu indah, kita bagaikan menikmati film animasi dengan latar belakang lukisan cat air yang sangat menawan. Sebuah film pembangun jiwa (hahahahahah halah3), tak hanya memberikan contoh yang baik untuk anak2, tetapi juga sedikit renungan bagi orang dewasa.

Kita mungkin tidak selalu beruntung untuk dapat mengerjakan apa yang kita cintai, tapi setidaknya kita bisa belajar untuk mencintai apa yang kita kerjakan.

Saturday, June 20, 2009

Hore, Gaji Naik 80%...!!!

Ow ow ow…. Senangnya hatiku… Gaji naik 80%....

Sky…

 

Yak… ada apa?

 

Sadar sky…

 

Kenapa…?

 

Yang naik gaji 80% itu cuma para direktur saja….

 

WHAT….!!!!???? Karyawan kelas teri seperti saya tidak…???

 

Kan kemarin sudah naik 700ribu rupiah, Sky…

 

Arrrrrggggghhhhh…..!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

 

Jeritan hati seorang karyawan yang gajinya “cuma” naik 700ribu rupiah sementara gaji para direkturnya naik hingga puluhan juta rupiah…

 

Tapi jangan bersedih Sky…

 

Ya…?

 

Harusnya kamu bersyukur….

 

Ah….

 

Melihat ke atas memang bagus untuk memacu motivasi, tetapi terlalu lama melihat ke atas juga bisa membuat leher kita pegal dan letih, lama2 bisa salah urat dan kita malah jadi tidak bisa menggerakkan kepala. Ada baiknya kita juga melihat ke bawah, agar kita bisa lebih mensyukuri segala nikmat yang telah dianugerahkan olehNya.

 

Coba kau lihat Sky….

 

Hmm….?

 

Coba kau lihat 9 juta orang penganggur di negeri ini yang belum beruntung mendapatkan pekerjaan.

 

Coba kau lihat para buruh yang hanya mendapatkan upah UMR dan harus bekerja double shift hanya untuk mendapatkan penghasilan yang jauh lebih rendah daripada apa yang bisa kau hasilkan.

 

Coba kau lihat karyawan2 itu, mereka bekerja lebih keras dari apa yang kau kerjakan, tapi lihat, ”hanya” kenaikan gaji sebesar 200ribu rupiah tahun ini yang mereka dapat.

 

Coba kau lihat Sky, saat tempat usahamu bekerja behasil meningkatkan profit, perusahaan lain colapse diterpa krisis global, tak sedikit karyawan yang akhirnya dirumahkan. Ya, tak sedikit dari mereka yang harus membangun karirnya dari nol lagi.

 

Masihkah kau merasa tak beruntung, SKY…???

 

Ya Tuhan, aku bersyukur atas segala nikmat yang masih Kau anugerahkan padaku, hingga saat ini…

Saturday, June 13, 2009

Numpang Perpanjang Umur, Pak…

Politik itu sehat? Benarkan?

 

Politik, bagi sebagian orang (termasuk saya) mungkin terasa amat menyebalkan dan membosankan. Melihat para politisi bercuap2 di layar kaca saat mengobral janji muluk kadang bisa membuat kita tersenyum sinis. Eh tapi tunggu dulu, bagi sebagian besar orang, politik ternyata bisa menjadi hiburan murah meriah juga.

 

Beberapa bulan belakangan ini kalau malam2 saya melihat papa Dee sudah rapi, saya selalu bertanya…

 

Mau ke mana pa, sudah rapi?

 

Komunikasi politik…. Hehehe

 

Ya selalu itu jawabnya. Rupanya bapak2 pensiunan di perumahan sini membuat suatu gank P4, Perkumpulan Para Pensiunan dan Purnawirawan ^_^ Ya dan tentu saja politik menjadi suatu pembahasan yang gurih dan renyah untuk disantap beramai2. Mereka berkumpul dari rumah satu ke rumah lainnya. Tak hanya sambil minum kopi atau menyulut tembakau saja, kadang2 cemilan anak2 seperti minuman jeli juga tak luput menjadi suguhan.

 

Kemarin mereka mendapat satu anggota baru lagi. Seorang pensiunan dari sebuah departemen mendatangi keramaian tersebut sambil berceletuk…

 

Maaf bapak2, saya boleh bergabung ya… Numpang manjangin umur nih…

 

Ah ya, bagi para pensiunan memang tak ada obat yang lebih mujarab untuk mengatasi kejenuhan dan post-power syndrome yang kerap datang mendera selain berkumpul dengan sesamanya, berbincang mengenai berbagai macam hal hingga larut malam.

 

Hm, politik kadang bisa menyehatkan juga ya ^_^

Tuesday, June 2, 2009

Laputa – Castle in the Sky

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Kids & Family
Sheeta adalah seorang gadis muda yang terombang ambing dalam kejaran agen rahasia milik pemerintah. Tak hanya itu, ternyata gerombolan perompak di bawah pimpinan nenek lincah, Dola, juga mengincar gadis malang ini. Semua ini ternyata disebabkan oleh kalung bermata batu kristal kecil yang dimiliki oleh Sheeta, warisan dari leluhurnya.

Pazu adalah bocah lelaki sebatang kara yang bekerja membantu usaha pertambangan di desanya. Ia memiliki impian, kelak suatu saat nanti ia akan dapat membuktikan kebenaran mendiang ayahnya bahwa memang benar ada suatu negeri yang melayang di udara, bernama Laputa.

Keduanya dipertemukan oleh nasib, berusaha meloloskan diri dari kejaran agen rahasia dan gerombolan perompak untuk dapat mencapai Laputa. Sebuah negeri impian demi sepotong pembuktian nama baik bagi Pazu, tetapi sekaligus menjadi kunci untuk menyibak masa lalu yang misterius bagi sang gadis. Maka adegan kejar2an di darat maupun di udara pun menjadi tak terhindarkan.

Film animasi hasil besutan Miyazaki yang satu ini memang menawarkan cerita penuh aksi mulai dari awal hingga akhir cerita. Ceritanya juga seru dan membuat penonton begitu penasaran dengan latar belakang Sheeta yang misterius dan kristal ajaibnya itu. Film klasik produksi tahun 1986 ini juga menawarkan gambar indah2 khas Miyazaki, menunjukkan betapa Studio Ghibli begitu serius membangun industri anime di negeri sakura. Belum lagi score dahsyat hasil gubahan sang komposer Joe Hisaishi juga turut menaikkan mood penonton dalam menikmati maha karya ini.

Dan tentu saja pesan moral tentang cinta, persabatan dan kelestarian lingkungan tak lupa disematkan pada setiap film2 Miyazaki. Dengan gambar yang memukau, cerita yang menarik serta aksi yang terus terjaga tensinya hingga credit title bergulir, film Laputa memang layak anda saksikan.

Ya, memang tak ada kata terlambat untuk menyaksikan film2 berkualitas.

Sunday, May 24, 2009

PONYO on the Cliff by The Sea

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Kids & Family
Directed by: Hayao Miyazaki

Inilah film anime paling anyar yang disutradarai oleh sang maestro anime, Hayao Miyazaki. Hadir di gerai download terdekat, yah walaupun kualitasnya masih telesync alias tembakan dari bioskop, tapi lumayanlah untuk memuaskan rasa penasaran saya. Filmnya sendiri baru akan diedarkan di bioskop Amerika pada 14 Agustus 2009 (di Jepang sendiri sudah dirilis pada Juli 2008), entah kapan dvdnya akan dirilis, mungkin tahun 2010.

Ceritanya sangat simpel, tentang seekor ikan gaib bernama Ponyo yang terkungkung dalam luasnya samudra dan berharap bisa menjadi manusia setelah tak sengaja terdampar di pantai dan diselamatkan dengan seorang anak TK bernama Sosuke. Walaupun ditentang oleh ayahnya yang over protektif, Ponyo tetap bersikeras ingin menjadi manusia seutuhnya. Keinginan yang nyelenah itu ternyata tak hanya berpengaruh pada kehidupan Ponyo dan Sosuke, tetapi juga mengganggu keseimbangan alam semesta.

Seperti juga My Neighbor Totoro dan Spirited Away, Ponyo memang film yang ditujukan untuk anak2, hal ini bisa dilihat dari usia tokoh utamanya yang masih duduk di bangku TK. Selain itu ceritanya juga jauh lebih simpel daripada Spirited Away, sehingga cocok untuk dikonsumsi oleh anak2 tetapi cukup menarik juga dinikmati oleh orang dewasa. Premis ceritanya memang tidaklah terlalu original. Dongeng tentang suatu makhluk yang ingin berubah menjadi makhluk lain sudah begitu sering kita jumpai, tengok saja City of Angels (Nicholas Cage & Meg Ryan) sebagai contohnya.

Tapi tentu saja sentuhan ajaib Miyazaki membuat kemasannya menjadi sangat menarik. Berbeda dengan karya sebelumnya (Mononoke sampai Howl) yang memanfaatkan komputer (Computer-Generated Images) untuk sebagian animasinya, di film Ponyo ini Miyazaki berusaha meminimalisir penggunaan komputer, back to basic with full hand-drawn animation. Hasilnya? Mencengangkan, tercipta 170.000 gambar detil yang digambar sendiri oleh sang maestro. Hasrat berkesenian Miyazaki benar2 ditumpahkan pada film ini.

Sekali lagi saya dibuat berdecak kagum memandangi hasil karya penuh warna dari film animasi besutan sang maestro, gambar2 yang ditampilkan begitu indah, khas Miyazaki. Dengan atau tanpa bantuan komputer, film2 Miyazaki memang selalu jempolan dan memuaskan para penggemarnya yang haus akan film2 animasi berkualitas.

Friday, May 22, 2009

Death Reservation

Mbak saya pesan pesawat untuk mengangkut jenazah mertua saya

Wah agak susah bu, jenazah biasanya tidak bisa diangkut ke dalam pesawat penumpang biasa (narrow body)

Apa tidak bisa diusahakan mbak? Berapapun biayanya akan saya bayar...

Agak susah bu, mestinya ibu pesan jauh2 hari sebelumnya jika ingin menggunakan pesawat kargo.

(Mulai kesal) Mbak, mertua saya baru meninggal dini hari tadi, memangnya saya bisa meramalkan kematian sesorang dari jauh2 hari sebelumnya...????!!!!




Diceritakan oleh seorang ibu guru kepada ibu guru lainnya

Terdengar oleh seseorang yang sedang naik angkot menuju bonbin ragunan
^_^

Thursday, May 21, 2009

(No) Love in Elevator

Hal ini terjadi saat saya mengajak Dee ke Senayan City 2 hari yang lalu. Ketika kami naik, pak petugas lift sedang sibuk berbicara lewat handy talkienya. Oalah, ternyata lift yang berada persis di sebelah kami sedang mengalami masalah. Fiuh, sempat keluar keringat dingin juga sih, ya walapun yang bermasalah bukanlah lift yang kami naiki, tapi kalau kami mengetahui hal itu sebelumnya, dengan yakin pasti kami akan memutuskan untuk tidak naik lift ^_^

 

Teknisi sibuk memperbaiki Lift di Sency


Tapi untungnya masalah bisa segera diatasi, ketika kami telah mencapai Lower Ground, pintu akhirnya berhasil dibuka paksa, hmm ternyata masalahnya ada di pintu yang macet. Dan segeralah para pengunjung yang tadinya sempat terkurung dalam lift berhamburan keluar dengan muka panik campur lega. Tak lama 2 orang teknisi pun datang untuk memperbaiki pintu lift yang macet tersebut.

 

Pengalaman terjebak dalam lift memang amat sangat nan mengerikan. Dalam film You’ve Got Mail, terkurung dalam lif bisa juga mengakibatkan putusnya sepasang kekasih. Tom Hanks yang terkurung di lift malah merenungi tentang hubungan cintanya, bahwa dia dan kekasihnya sebenarnya tidak memiliki kecocokan. Segera setelah Hanks berhasil keluar dari lift, ia pun memutuskan hubungan cintanya, yang mana ternyata disambut baik pula oleh sang kekasih (halah, sinetron banget dah hihihihi)

 

Saya sendiri sebenarnya pernah punya pengalaman buruk dengan lift. Tepatnya pada saat kuliah dulu. Ketika itu kuliah telah usai, saya dan beberapa teman memutuskan untuk turun ke lantai 1. Lalu dimulailah mimpi buruk itu dimulai, lift tiba2 saja macet ketika berada di antara lantai 2 dan 1. Diam seribu bahasa, menolak untuk bergerak, bagai cewek yang ngambek karena sang pacar lupa hari jadi mereka. Kami semua panik, bagaimana caranya mengatasi masalah ini? Saat itu saya yakin 100% kalau tombol emergency call takkan berfungsi.

 

Tak lama, sebelum kami kehabisan oksigen di dalam lift yang penuh sesak tersebut. Tiba2 lift meluncur cepat ke bawah, lebih mirip jatuh ke lantai 1 sepertinya. Pintu pun terbuka, kami berhamburan keluar sambil mengucapkan rasa syukur. Ya kami bersyukur karena kami berhasil keluar tanpa kurang suatu apa pun. Kalaupun ada masalah, paling2 rasa pusing yang tiba2 menjalar, mungkin ini diakibatkan oleh gerakan lift yang begitu cepat meluncur ke bawah. Tak hanya saya yang merasa pusing, ternyata teman2 yang lain juga merasakan hal yang sama.

 

Bisa dibayangkan, hanya ½ lantai saja lift terjatuh efeknya sudah seperti itu. Kami memang masih bisa dibilang beruntung saat itu, fiuh benar2 pengalaman yang  sangat mengerikan. Ya, beruntung saat itu saya masih bisa selamat dan menulis postingan ini untuk sekedar berbagi pengalaman.

 

Nah apakah anda juga pernah mempunyai pengalaman buruk dengan lift?

Tuesday, May 19, 2009

Angels and Demons

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Action & Adventure
Directed by: Ron Howard

Saat akan diadakan rapat di Kapel Sistina Vatikan untuk memilih Paus baru yang akan menggantikan Paus lama yang telah mangkat, muncul insiden yang dipercaya dilakukan oleh kaum Iluminati dengan menculik empat kardinal kandidat paus. Tak puas sampai di situ, para teroris juga mengancam akan membunuh para kandidat itu satu persatu dan meledakkan bom antimateri yang akan meluluhlantakkan Vatikan sebagai penutupnya.

Saat waktu kian mendesak, Robert Langdon, seorang profesor yang piawai di bidang lambang dan simbol pun dipanggil ke Vatikan untuk membantu menyelesaikan masalah ini. Berkejaran oleh waktu, sanggupkah Langdon menguak rahasia masa lampau dari perkumpulan rahasia Iluminati untuk menghentikan aksi brutal mereka? Benarkah organisasi itu masih ada? Lalu siapakah yang berdiri di belakang perkumpulan itu?

Harus saya akui, tak ada hal baru yang ditawarkan oleh film bergenre thriller action ini. Untuk adegan kejar2an dengan si pembunuh pun masih terbilang kalah kelas jika dibandingkan dengan serial Bourne trilogy. Tapi saya memang tak banyak menuntut, toh cerita teka-teki seperti ini memang lebih menarik bila dibaca novelnya. Lihat saja proses saat Langdon memecahkan teka-teki untuk mengungkap keberadaan gereja2 Iluminati dengan petunjuk dari Diagramma della Veritas yang ditulis oleh Galileo. Riddle solving seperti ini memang lebih nikmat untuk dibaca, membuat kepala terangguk2 dan lidah berdecak kagum.

Tapi toh Ron Howard sudah bekerja keras mengadaptasi film ini, dan saya rasa hasilnya juga sudah maksimal. Film bukanlah novel, tensi harus tetap dijaga. Hasilnya, jadilah film ini penuh dengan aksi kejar2an, teka-teki yang menarik dan tentu saja jauh dari kategori membosankan untuk diikuti mulai dari awal hingga akhir cerita.

Oia skripnya juga saya nilai sangat mengakomodasi keinginan saya yang kecewa dengan klimaks yang ditawarkan di novelnya. Hm sepertinya David Koep dan Akiva Goldsman juga merasakan hal yang sama sehingga merombak total adegan klimaksnya menjadi lebih masuk akal.

Jangan remehkan pula kerja keras Art division dan visual effectsnya yang berhasil mendekor ulang set yang menyerupai gereja dan menciptakan patung2 dan lukisan tiruan yang megah hanya berdasarkan foto2 dan sketsa belaka. Tak pelak mereka berhasil membangkitkan suasana sakral nan mistis seperti layaknya gereja sungguhan yang telah berusia ratusan tahun, menakjubkan.

Maaf saya tak bisa komentar apa2 mengenai Tom Hanks, cerita A&D ini memang tidak menuntut banyak dari aktor kawakan sekaliber Hanks. Tapi overall, ini film musim panas 2009 pertama yang saya tonton sangat menarik untuk disaksikan ^_^

Saturday, May 16, 2009

Software itu bernama Download Manager

Ah, mungkin ini masih ada hubungannya dengan post saya yang terdahulu, tapi mungkin hanya berbeda konteks saja.

 

Dahulu, saya pernah bermimpi untuk bisa memiliki sendiri koneksi internet sendiri di rumah, yang memadai tentunya, bukan dial-up yang dulu juga sebenarnya pernah kami miliki.

 

Dahulu saya berpikir, bisa browsing dengan cepat saja rasanya sudah sangat cukup. Tapi kini setelah kami benar2 memiliki koneksi internet yang memadai, dengan harga yang cukup terjangkau, rasanya saya harus bilang, ya saya memang tidak pernah puas. Betul, dahulu saya tidak pernah bermimpi untuk mendownload musik, apalagi film. Saya pun sampai heran melihat kakak yang belakangan menjadi keranjingan dengan aktifitas download.

 

Dahulu jangankan mendownload, browsing saja leletnya kadang bisa membuat saya frustasi. Tapi kini, ah, rasanya saya takkan merasa cukup puas hanya dengan menjelajahi dunia maya, maka tak pelak saya pun terjerembab di lembah nista dengan turut menginstal software download manager di komputer kami. Bagaimana tidak, sebagai pecinta film2 kartun jepang baik versi layar lebar maupun serial tvnya, saya benar2 tergoda melihat begitu banyaknya koleksi anime di jagad maya, semuanya menanti untuk didownload.

 

Dahulu saya sempat mengoleksi sebuah seri anime dengan membeli VCDnya, tapi apa daya saya kehilangan jejak karena gagal mendapatkan 2 episode terakhirnya. Tapi lihat sekarang, tinggal download maka lengkaplah koleksi saya, rasa penasaran yang menahun itu kini akhirnya dapat terpuaskan (dengan kualitas DVD pula).

 

Dahulu sebagai penggemar berat anime layar lebar karya Hayao Miyazaki, saya sempat putus asa untuk mendapatkan salah satu hasil karya terbaiknya yang fenomenal itu. Entah sudah berapa lapak DVD yang pernah saya kunjungi, tapi hasil tak jua kunjung didapat. Ouch, sudah berapa sering saya melihat karakter dari film produksi tahun 1988 itu muncul di setiap film2 Miyazaki, bagaimana tidak, gambar Totoro memang menjadi logo Ghibli Studio milik Miyazaki. Sering melihat logonya tapi belum pernah menyaksikan filmnya memang agak menyakitkan juga buat saya ^_^

 

Dahulu saya selalu berharap untuk bisa menyaksikan film itu, Tonari no Totoro (My Neighbor Totoro). Dan kini, hanya dengan menyicil dari setiap browsing internet, dalam waktu singkat film kartun klasik itu sudah komplit tergeletak dalam Hardisk komputer, menunggu untuk disaksikan bersama Dee (It’s .avi, so we can watch it in our DVD player).

 

Terima kasih Free Download Manager, terima kasih internet, terima kasih indowebster, terima kasih kepada semua pihak yang telah mengupload film2 yang saya butuhkan, siapapun dan di manapun anda berada.

 

Arigatou Gozaimasu…

Sometimes, Life is Funny and Hard to Predict

Dari sekian banyak orang di sekeliling kita yang telah mapan, biasa berkeliling dunia dengan menggunakan pesawat ke negara2 lain mulai dari Amerika, Perancis, Belanda, Jepang dll… Sedang memiliki proyek “kecil” yang  bernilai puluhan juta rupiah.. Gaji yang begitu besar sehingga sanggup menyekolahkan anak2nya ke sekolah mahal dan bermutu tinggi… Deposito banyak di berbagai bank hasil dari menjalankan bisnis pribadi bernilai milyaran rupiah…

Ternyata pertolongan malah datang dari seorang pekerja rendahan bergaji pas-pasan yang sehari2nya naik angkot dan sangat pendiam karena terlalu minder untuk mengikuti pembicaraan manapun yang ia nilai terlalu kelas atas untuk ukurannya.

 

Yes my friend… Life is so funny, and sometimes… Unpredictable ^_^

Friday, May 8, 2009

Just a Container

Hehehe ada kejadian lucu lagi nih di kantor.

Bos kami tiba2 berkata:

Saya baru tahu, ternyata harga Tupperware itu mahal juga ya...
Pantas istri saya marah2 karena saya pakai tupperware untuk menyimpan paku dan mengaduk cat.



Hahaha ancur banget dah...!!!
Saya jadi teringat, almarhum bapak saya juga pernah seperti itu, ya walaupun tidak sampai separah itu sih, waktu itu tempat kudapan merk Tupperware juga yang menjadi korban untuk menyimpan pelet makanan ikan hihihi...

Hmm... ini tidak bisa masuk nguping Jakarta ya, kejadiannya bukan di Jakarta sih hehehe

Sunday, May 3, 2009

Carut Marut Transportasi di Ibukota Jakarta

Buat para pekerja yang berkantor di Jakarta, siap2 deh menerima berita buruk. Dinas Perhubungan berencana untuk memberlakukan sistem ganjil genap di jalanan. Jadi kalau tanggalnya ganjil, hanya plat dengan angka ganjil saja yang boleh lewat, begitu pula dengan tanggal genap, hanya plat dengan angka genap yang diizinkan melintas. Parahnya lagi, hal ini tidak hanya berlaku untuk kendaraan beroda empat, sepeda motor pun juga ikut kena getahnya.

 

Saya jadi berpikir, kasihan benar mereka2 pengguna kendaraan pribadi dengan plat berangka genap (termasuk Wakil Presiden), pada bulan2 yang tanggalnya 31 atau 29, mereka dapat jatah masuk kandang lebih banyak bukan? Nasib oh nasib… ^_^

 

Padahal kalau fasilitas transportasi umum di Indonesia sudah senyaman seperti di negara2 tetangga, saya yakin, tanpa peraturan ganjil genap yang menggelikan itu pun masyarakat dengan sendirinya akan segan berkendaraan pribadi untuk menuju tempat kerjanya.

 

Yah itulah kelebihan pemerintah di negara ini, bisanya membuat peraturan yang ujung2nya menyulitkan masyarakatnya sendiri tanpa mau memikirkan cara untuk memberikan pelayanan yang lebih baik untuk warganya.

 

Kumis doang sih yang dipikirin… Hehehe…

Dari Flu Babi sampai Susu Basi

Sabtu, 2 Mei 2009

Pagi2 baca koran, wah ada berita “bagus” nih. Gara2 orang pada panik dengan flu babi, pasar saham pun bereaksi, spekulan cari tempat yang aman dan menguntungkan. Di mana lagi tempatnya kalau bukan di Indonesia. Bursa Efek Indonesia pun diserbu, alhasil angka psikologis IHSG di 1625 pun berhasil dijebol, indeks meroket hingga mencapai level 1700an.

 

Rupiah pun terkena imbasnya hingga bertengger di posisi 10.600 per US$. Dagelan politik yang marak disajikan belakangan ini ternyata sudah tidak lagi direspon oleh pasar. Bagi yang berencana belanja barang elektronik, siap2 menerima hujan diskon ya.

 

Berita baik ini sebenarnya tidak baik2 amat. Hal ini melambangkan rapuhnya investasi di negara kita. Investasi dari luar memang terlihat besar, tapi tentu saja tidak kokoh karena ini nvestasinya para spekulan, investasi jangka pendek yang dengan mudahnya ditarik kembali oleh para investor asing tersebut.

 

Besar tapi rapuh, begitulah keadaan yang menunjukkan lemahnya sektor riil di Indonesia. Sepertinya pemerintah harus bekerja keras agar menarik para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, bukan sekedar investasi yang sifatnya semu belaka, tetapi investasi jangka panjang yang bisa mendongkrak sektor riil tentunya.

 

Buka2 halaman berikutnya… Duh, baru juga mendapat berita yang agak baik, eh tahu2 sudah disodorkan lagi dengan berita buruk nan amat menyedihkan. Di Jawa Barat peternak sapi perah membuang 25 ton susu hasil produksi mereka ke sawah. Susu yang mereka produksi tidak berhasil terserap oleh industri pengolahan susu.

 

Lantas apa sebabnya produksi susu dalam negeri tidak berhasil diserap pasar? Usut punya usut ternyata sala satu penyebabnya adalah membanjirnya pasokan susu dari luar negeri. Harganya murah pula, kenapa? Susu impor itu juga tak terserap akibat krisis global, maka dibuanglah susu tersebut ke Indonesia dengan harga murah. Belum lagi dengan adanya kebijakan pemerintah yang membebaskan bea masuk impor susu… Duh ironis sekali bukan?

 

Orang2 membuang susu ke negara kita.

 

Akibatnya…

 

Peternak lokal membuang susu mereka ke sawah.

 

Alamak… miris sekali, miris sekali. Memang sih, saya yang tidak begitu doyan minum susu ini merasa sayang juga mendengar susu sebanyak itu dibuang ke sawah, tetapi saya lebih kasihan lagi terhadap peternak yang hidupnya pas2an. Walaupun sudah bekerja keras banting tulang, tetap saja jerih payah mereka itu tidak pernah dihargai di negeri ini.

Friday, May 1, 2009

PS : I Love You

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Drama
Directed by: Richard LaGravenese

Seseorang yang pernah kita cintai mungkin takkan pernah bisa kita lupakan, tapi kadang kita harus bangkit lagi untuk meneruskan perjalanan, betapapun berat dan pedihnya jalan yang harus kita lalui.

Begitu juga dengan pasangan yang menikah muda, Gerry dan Holly Kennedy. Walaupun terlihat sangat tidak akur dan sering bertengkar, keduanya menyadari bahwa mereka tak dapat hidup tanpa satu sama lain. Gerry orang yang spontan, menikmati hidup apa adanya dan tak pernah membuat perencanaan dalam hidupnya. Di sisi lain Holly hidup dengan banyak rencana dan cita2, tak pernah puas dengan pekerjaannya dan selalu merindukan kehidupan yang lebih mapan. Tapi bak 2 kutub magnet yang berlawanan, mereka sangat padu dan tak dapat dipisahkan.

Sampai akhirnya mereka terpisahkan oleh maut. Gerry meninggalkan Holly tenggelam dalam kesedihan yang berlarut2. Seakan telah menyadari hal ini, sebelum meninggal, Gerry telah menyiapkan beberapa pesan2 dalam beberapa pucuk surat yang telah direncanakan untuk dibaca Holly di kemudian hari. Isinya mulai dari ajakan untuk bersenang2, melakukan hal gila yang tak pernah terpikirkan sebelumnya, sampai melakukan perjalanan untuk menemukan arti kehidupan yang sesungguhnya.

Wow, ini film bagus. Benar2 di luar ekspektasi saya yang sebelumnya telah membaca berbagai penilaian yang memojokkan film ini (bayangkan, tomat busuk saja hanya memberikan 21%). Tapi dari awal saat menyaksikan film ini, sepertinya saya sudah tersihir oleh akting Hillary Swank dan Gerrard Butler yang begitu memukau membawakan perannya. Mata juga begitu dimanjakan ketika setting film di New York tiba2 berpindah ke Irlandia yang begitu asri dan hijau.

Ceritanya sendiri, yang diadaptasi dari sebuah novel chicklit dengan judul yang sama, sangat menyentuh dan berhasil mengaduk2 emosi saya. Begitu pula dengan deretan original soundtrack yang mendukung mood filmnya. Maka jadilah PS : I Love You menjadi menarik untuk disaksikan. Sebagai bonus tambahan, disajikan pula Lisa Kudrow dengan joke2nya untuk membuat penonton tergelak.

Saya pernah mendengar seseorang berkata, jangan cintai seseorang terlalu dalam, karena cepat atau lambat dia pasti akan meninggalkan kita. Ya, dalam kehidupan kita cuma punya 2 pilihan, meninggalkan atau ditinggalkan. Tapi tidakkah kita akan menyesal, apabila saatnya tiba nanti, kita belum memberikan yang terbaik kepada orang yang kita cintai?

PS : I Love You, Dee… I will always love you…