Wednesday, November 21, 2007

Ternyata Ada

Temasek Corp, sebuah perusahaan holding asal Singapura, akhirnya harus membayar denda sebesar Rp 25 milyar kepada negara (Indonesia) akibat terbukti menjalankan praktik monopoli dalam bisnis telekomunikasi selular. Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (cmiiw) memutuskan bahwa praktik yang dijalankan oleh Temasek itu melanggar UU anti monopoli yang ternyata ada dan berlaku juga di Indonesia. Dari 3 perusahaan selular besar yang ada di Indonesia (Telkomsel, Indosat, XL), Temasek menguasai 25 % lebih dari total saham yang beredar pada 3 perusahaan tersebut. Lebih tepatnya Temasek menguasai 35% saham Telkomsel dan 41% saham Indosat. Sisanya saham Excelcomindo sebagian besar dikuasai oleh Telekom Malaysia.

Sebagai akibatnya, selain dikenakan denda, Temasek harus sesegera mungkin melakukan divestasi, entah itu pada saham Telkomsel atau Indosat, yang jelas Temasek harus memilih salah satu. Kalau saya boleh menebak, mungkin Temasek lebih memilih untuk menahan Indosat. Selain karena kepemilikan sahamnya lebih besar, Indosat juga lebih banyak memiliki usaha di bidang IT dan telekomunikasi yang selama ini telah menancapkan cakar2 Temasek di seluruh dunia khususnya Asia dan Australia.

Permasalahan Temasek ini membuat saya sedikit menoleh ke belakang. OMG, ternyata benar Indonesia memang memiliki UU anti monopoli. Anda semua mungkin masih ingat dengan kasus diboikotnya siaran EPL (English Premiere League) oleh perusahaan pay TV yang baru lahir kemarin sore di Indonesia, ASTRO. Hal ini tentu saja membuat pelanggan Indovision yang maniak sepakbola Liga Inggris berteriak. Tak perlu latar belakang ekonomi, anak kecil pun saya rasa telah dapat mencium aroma Monopoli yang sangat kental pada kasus ini.

Bagaimana tidak? Kalau dipikir Astro dan Indovision adalah perusahaan di bidang yang sama, mempunyai rentang tarif yang hampir sama. Menawarkan produk yang sama, salah duanya adalah ESPN dan StarSports. Lalu mengapa konsumen yang sama2 membayar untuk kedua channel TV tersebut mendapat perlakuan yang berbeda hanya karena ASTRO beralasan telah menandatangani kontrak kerja sama ekslusif sehingga konsumen Indovision akhirnya menjadi korban karena tidak bisa menyaksikan pertandingsn EPL pada pay tv mereka?

Ada beberapa pay tv yang ada di Indonesia, baik melalui cable maupun satelit, diantaranya adalah Astro, Indovision, Telkomvision dan Firstmedia. Tetapi kalau anda ingin menikmati EPL di ESPN / Starsports, anda mau tidak mau harus memilih astro, padahal jelas2 bahwa Indovision pun sebenarnya memiliki kontrak dengan kedua channel olahraga tersebut. Saya tidak mengerti mengapa ini bisa terjadi, saya juga tidak mengerti mengapa Indovision diam saja dalam hal ini, apakah mereka tidak melek hukum? Entahlah, sejujurnya saya bukanlah penggemar sepakbola, saya juga tidak berlangganan pay tv di rumah. Saya hanya seorang awam hukum yang heran dengan maraknya keanehan yang terjadi di negeri tercinta ini, sehingga akhirnya terusik untuk sekedar menulis remeh temeh ini di blog saya.

Update: Harian Kompas pun tergelitik untuk main tebak2an, Kompas memprediksi bahwa Temasek akan menahan Telkomsel, karena walaupun kepemilikan sahamnya lebih kecil, tapi Telkomsel lebih memberikan keuntungan finansial bagi Temasek. Disebutkan bahwa Indosat selama ini hanya dijadikan boneka oleh Temasek dalam mengendalikan persaingan selular.

2 comments: