Wednesday, November 14, 2007

Sepenggal Kisah di Malam Hari

Malam telah larut saat aku tiba di rumah

Kulihat kau masih terjaga, tersenyum padaku

Letihku hilang melihatmu mengajakku bercanda

Oh, baru teringat aku harus memotong kukumu nak

Ah, biarlah, tak mungkin memotong kukumu yang mungil saat kau masih terjaga

Tak lama bercanda rasa kantuk menyerangmu lagi.

Perlahan kuraih jemarimu

Kugunting kukumu yang mulai terlihat panjang

Maafkan ibu nak

Maafkan ibumu yang selalu meninggalkanmu

Begitu banyak momen manismu yang terlewat oleh ibumu ini

Biarkanlah orang2 mencibirku, menyalahkanku

Tahukah kau nak, ibu selalu mencintaimu

Kurasakan cairan hangat itu meleleh di pipiku

Ah, kau terbangun lagi, mungkin turut merasakan galauku

Tapi kau tersenyum, tangan kecilmu meraih tanganku

Padahal belum selesai nak,

Belum lagi selesai aku mengguntingi kukumu

Tapi biarlah kulanjutkan esok hari saja.

Rasa kantuk pun telah datang menyerang ibumu

Akupun terlelap, dengan kau dalam dekapku

Bersama, ditelan gelapnya malam

 

didedikasikan untuk semua ibu yang tulus bekerja demi anaknya, kami semua mencintaimu.

No comments:

Post a Comment