Wednesday, November 28, 2007

When Homer Met Marge

"Menulislah tidak hanya ketika kau bahagia, tapi juga saat kau sedih."

Pepih Nugraha, Wartawan Kompas.

 

The Simpsons, sebuah sitkom kartun dari Amerika yang sangat populer karena ceritanya yang segar, lucu dan menarik walaupun telah memasuki season yang ke-19. Mungkin The Simpsons layak masuk buku rekor sebagai serial yang memiliki episode dan seoson terbanyak. Bayangkan telah 19 tahun mereka hadir menemani penggemarnya. Kalau anda mengikuti awal2 season sitkom keluarga yang rada2 nyeleneh ini, anda pasti ingat lagu berikut.

 

Why do birds suddenly appear
Every time you are near?
Just like me, they long to be
Close to you.

 

Sebuah lagu yang sangat manis dari the Carpenters yang berjudul Close to You. Lagu ini mengawali flashback perjalan Homer J. Simpson ketika pertama kali bertemu pujaan hatinya, Marge, di bangku SMA, yang kini telah menjadi istrinya. Memang, sekali lagi dunia itu aneh. Dan cinta, ah tidak bisa pakai logika. Marge adalah siswi populer, cantaik, pandai dan termasuk yang terbaik di dalam klub debat SMA. Sedangkan Homer, aduh ancur pisan si homer ini teh. Termasuk orang yang hm agak kurang pandai kalau tidak bisa dibilang bodoh. Suka minum bir (saat itu dia belum legal) dan menjadi penghuni tetap ruang detensi.

 

Tapi toh tetap, dari sekian banyak lelaki hebat yang jatuh cinta pada Margory, dengan absurdnya Marge malah memilih Homer J. Simpson. Tidak ada yang bisa menyalahkan Marge ketika ia menolak cinta temannya yang paling pandai di kelas. Marge tahu, ia telah menemukan tambatan hatinya, Marge selalu merasa nyaman bila berada di sisi Homer, walaupun seluruh keluarga menentang hubungannya dengan sang loser tersebut. Homer, yang selalu mencintai Marge, tulus, dan dengan apa adanya.

 

Awalnya adalah postingan dari Dee. Dalam kecewanya sempat terucap bahwa dia ingin melupakanku. Dia ingin orang lain dari masa lalunya untuk datang dan membuatnya melupakanku. Dee rindu pada dirinya.

 

Saya dan Dee, ah entah kenapa Homer dan Marge mengingatkan saya akan hubungan kami berdua. Dee yang begitu sempurna di mata saya. Betapa beruntungnya saya, dari sekian banyak (mungkin) pria yang ada di sekelilingnya, akhirnya saya yang menjadi tambatan hatinya. Tak beda jauh saat Marge memilih Homer. Hidup itu memang tentang pilihan bukan? Ya, saya memang jauh dari sempurna, entahlah mengapa Dee lebih memilih saya daripada sesorang yang telah disebut dalam blognya tersebut (yang imo jauh lebih baik). Apakah mungkin Dee memang benar2 merasa nyaman di sisiku? Entahlah.. Hidup memang tidak sesimpel perhitungan untung dan rugi, hidup tak sekedar mencari kesempurnaan, hidup memang lebih dari sekedar itu semua

 

Apakah Dee adalah yang terbaik bagi saya? Jujur saya tidak tahu, mungkin ada yang lebih baik bagi saya. Tapi sekali lagi, hidup adalah tentang pilihan bukan? Saya sudah lelah mengembara, karena pada akhirnya toh perjalanan saya selalu berakhir di tempat yang sama, tepat di sisi Dee berpijak. Setelah 7 tahun berlalu, saya kembali, tapi saya belum beruntung saat itu. Dee masih bersamanya, pintu hatinya masih tertutup untukku. Kemudian 9 tahun berlalu, dan akhirnya pintu itu kembali terbuka uutukku. Mungkin dia pun telah lelah, ya, kami berdua telah lelah berjalan untuk akhirnya kembali di tempat yang sama.

 

Ketika Dee kembali merindukannya, toh saya tetap masih ada di sini. Ketika usia pernikaahan menginjak belasan tahun, Marge pernah merasa sangat kecewa dengan Homer, seseorang yang lebih baik pun pernah mengisi relung hati Marge yang terasa kosong. Tapi Homer yakin, pada saatnya nanti Marge akan kembali lagi padanya. Saya pun yakin, sebesar2nya rasa kecewa Dee terhadap saya, dia akan kembali lagi padaku. Aku, seseorang yang mungkin bisa membuatnya nyaman, di kala tawa tergelak ataupun tangis tersedu.

 

Orang lain yang sempat mengisi hati Dee takkan membuatku berpaling. Apalah artinya itu dibanding dengan 9 tahun pengembaraan saya? Donny (Christian Sugiono) dalam film Jomblo pernah berkata: Laki2 mendaki gunung tertinggi dan mengarungi lautan terdalam untuk wanita pujaannya. Saya memang tidak sehebat itu, saya akui saya terlalu pengecut untuk melakukan itu semua. Tapi apapun yang terjadi, saya akan selalu di sini, untuk Dee. Menunggunya, sampai kapanpun.

 

Masih, sahabatku, kekasihku…

No comments:

Post a Comment