Saturday, December 6, 2008

Krisis Ekonomi Global 2008

Dari Sistem Riba Menuju Kehancuran Ekonomi Dunia.

Ah ya, akhirnya saya membahas juga tentang topik ini hehe ya sebagai anak ekonomi, sudah sepantasnya saya menulis masalah ini di blog sebagai tanggung jawab ilmu pengeetahuan saya. Halah ribet banget, ya pokoknya knowledge responsibilities gitu deh hahaha

Bukannya saya sok ahli dalam hal ekonomi, pada dasarnya saya malah agak buta dengan perkembangan ekonomi belakangan ini, karena malas baca koran. Makanya jangan ngetawain saya yah, blog ini memang saya tulis hanya dengan modal nekat dan pengetahuan yang amat sangat terbatas, mudah2an tidak menyesatkan pambacanya hihihi (emanganya ada gitu yang baca? wakakak)

Yang saya tahu adalah krisis global ini datangnya dari Amerika. Saya sendiri heran kok bisa ya hanya gara2 kredit macet di sektor properti di Amerika, berakibat hancurnya ekonomi global. Apa sih subprime mortgage itu?

Subprime Mortgage adalah suatu kredit yang diberikan kepada masyarakat yang tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan kredit biasa (prime) dan/atau memiliki historis kredit yang buruk. Dengan downpayment yang kecil atau persyaratan pencairan kredit yang demikian mudah, tentu saja resikonya juga sangat tinggi. Resiko tinggi tentu saja diimbangi dengan suku bunga yang tak kalah tinggi.

Bayangkan, masyarakat yang tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan kredit biasa, kini bisa mendapatkan kredit beresiko tinggi dan harus membayar bunga yang begitu tinggi, untuk kepentingan konsumsi pula. Sebut saja kredit pemilikan rumah, kredit mobil, kredit pelunasan tunggakan kartu kredit dan kredit konsumsi penuh resiko lainnya.

Makanya mulai sekarang, pikir2 dulu deh sebelum apply kartu kredit atau KTA, dengan iming2 kemudahan, sebenarnya anda sedang digiring ke jurang maut. Lihat apa yang sudah terjadi di Amerika, lihat akibat dari begitu banyaknya subprime mortgage yang diberikan kepada penduduknya. Saat mereka tak lagi mampu untuk melunasi hutang2nya (gagal bayar), bom waktu itu pun meladak, ujung2nya hanya membawa kita semua ke dalam krisis ekonomi global.

Yah namanya juga negara raksasa, pasti efeknya menyebar ke seluruh negara yang mempunyai hubungan ekonomi dangan Amerika. Dan menjelang pasar perdagangan bebas seperti saat ini, siapa sih yang tidak punya kerjasama dengan negara adidaya tersebut?

Ibaratnya sang raksasa sedang sakit, ya teman2nya juga ketularan sakit deh. Terus bagaimana dengan keadaan di Indonesia? Kelihatannya sih negara kita santai saja tuh, tidak separah waktu tahun 1998 bukan? Tapi jangan salah, krisis kali ini jauuuuuuhhh lebih dasyat daripada krisis 1998 yang hanya terasa dampaknya di kawasan asia saja. Krisis 2008 ini cakupannya  tidak hanya ekonomi regional, tetapi Ekonomi Internasional, seluruh dunia terkena dampaknya.

Lalu kenapa Indonesia belum hancur sementara Singapura sudah resmi masuk ke dalam zona resesi akibat pertumbuhan ekonominya yang minus 6%? Harus kita akui, keadaan fundamental kita memang jauh lebih kuat dibandingkan dengan keadaan kita pada tahun 1998. Yang kelihatan turun adalah nilai tukar rupiah dan IHSG. Kenapa? Bukan alasan fundamental.

Bursa Efek Indonesia adalah salah satu bursa paling mengiurkan bagi investor asing, tak hanya asia, tapi juga dunia, karena menawarkan keuntungan investasi yang tinggi. Jadi begitu banyak sumber dana dari luar negeri yang diinvestasikan di BEI. Saat Amerika memasuki resesi, tentu saja mereka akan menarik semua dana yang diinvestasikan di negara lain, karena mereka pun butuh dana yang besar untuk di negaranya sendiri. Begitulah maka harga saham jatuh dan nilai tukar rupiah pun turun karena begitu banyak dollar yang ditarik keluar dari Indonesia. Ini memang sudah menjadi resiko yang harus dihadapi oleh investasi jangka pendek seperti bursa saham.

Oke itu dari sektor keuangan, bagaimana sektor riil? Kalau dunia mengalami resesi, tentu saja setiap negara akan memangkas anggaran belanja mereka, keran impor pun disumbat. Tentu saja para eksportir kita yang akan kelimpungan karena komoditas mereka tidak laku. Kalau produk mereka tak laku dijual, tentu saja mereka harus mengurangi kapasitas produksi, sampai pada tahap yang paling parah mereka pun harus menutup pabrik.

Ledakan lagi, pengangguran di mana2. Itulah asal muasal kehebohan SKB 4 menteri. Di satu sisi pemerintah memahami akan dampak krisis ekonomi global dan berusaha mempertahankan ekonomi makro nasional. Di sisi lain para buruh yang nasibnya dari dulu sudah terhimpit, makin terancam tak mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari2.

Oh ya, China sebagai raksasa asia, sudah pasti merasakan dampak yang sangat signifikan akibat daya beli dunia yang menurun drastis. Saya jadi berpikir, ke mana larinya ekspor mereka yang sebelumnya dialamatkan ke Amerika dan Eropa ya? Hua, jangan2 ke Indonesia. Ya sudahlah, kalau memang tidak penting2 banget, ada baiknya mulai sekarang kita mengurangi konsumsi produk luar negeri. Lebih baik kita memajukan perekonomian nasional dengan mengkonsumsi produk dalam negeri bukan?

Indonesia memang belum memasuki tahap krisis karena pertumbuhan ekonominya masih positif sampai hari ini. Entah sampai kapan. Ini semua tak lepas dari kekompakan tim ekonomi yang digawangi oleh Sri Mulyani dan Budiono. Mereka solid dan disiplin dalam membangun fundamental perekonomian nasional. Ha, ternyata mereka tak hanya bisa ngomong doang kan, tapi bisa mengaplikasikan ilmunya di negara ini.

Lihat bagaimana Sri Mulyani menyindir IMF saat melunasi semua hutang2 kita, keren banget. Jarang2 saya merasa bangga menjadi bangsa Indonesia, tapi waktu itu saya merasa bangga sekali. Ya, jangan khawatir, sekarang kita tidak mempunyai hutang lagi kepada IMF, kita agak lebih independent sakarang. Entah apalagi yang sedang direncakan oleh Budiono, karena semua program BInya kini dirahasiakan agar tidak direspon negatif oleh para spekulan dadakan.

Fiuh, saya sendiri tidak tahu dan tidak berani untuk meramalkan bagaimana nasb Indonesia selanjutnya. Ah, apalagi sebentar lagi ada pemilu 2009. Kalau SBY kalah, apakah Sri Mulyani dan Budiono digusur ya? Tidak terbayangkan kalau duo itu digantikan oleh orang2 yang tidak kompeten di bidangnya. Mudah2an, siapapun Presidennya, berilah kesempatan kepada Sri Mulyani dan Budiono untuk menyelesaikan apa yang telah mereka bangun selama ini. Semoga kita semua bisa melalui krisis ini dengan selamat.

Kapitalisme berkoar saat Marxisme jatuh. Kini kapitalisme pun runtuh. Kapitalisme dan sistem riba yang banyak dianut (termasuk oleh Indonesia) terbukti tidak sekuat yang mereka gembar-gomborkan selama ini. Kapitalisme tak ubahnya bagai gunung es yang kelihatan kokoh di luar, tetapi ternyata sangat rapuh di dalam dan dasarnya. Tak salah kan kalau Al-Qur’an mengharamkan riba? Waktu jualah yang akhirnya membuktikan. Membungakan uang hanya membawa kesengsaraan. Saat semua terpuruk, toh hanya sektor riil yang bisa membantu. Ya, sektor riil… yang kerap dilupakan itu…

Lalu? Bagaimana dengan Sistem Ekonomi Syariah…. Mau? Ah, sistem itu… kami semua merindukanmu, bagai oase segar di padang pasir yang panas membakar.

2 comments:

  1. weleh2...

    yg pasti seluruh dunia

    makin tenggelam ke dalam krisis ekonomi global :D



    ReplyDelete
  2. Indonesia tinggal tunggu waktu aja hehe

    ReplyDelete