Wednesday, December 3, 2008

For One More Day

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Other
Author:Mitch Albom
Speechless… sumpah buku ini keren banget. Sebenarnya sudah agak lama juga saya mengetahui tentang Mitch Albom ini. Dulu bukunya yang sering saya timang2 adalah The Five People You Met in Heaven, tapi entah kenapa, setelah membaca sampul belakang, saya urung membelinya. Tapi kemarin, saya melihat buku ini, For One More Day, saya melihat sampul belakang dan membaca sinopsisnya. Anjret, sepertinya buku ini bagus banget. Lalu saya pun urung membelinya. Hahaha di rumah saya tidak bisa tidur, maka 2 hari kemudian saya kembali ke toko buku untuk membelinya.

Kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang jalan

Mungkin itulah salah satu makna utama dari buku ini. Charles “Chick” Benetto adalah seorang mantan pemain baseball tak terkenal yang karirnya sudah tamat. Hidupnya hancur seiring dengan karir baseballnya. Minuman keras menjadi teman sejati dalam menjalani kehidupannya yang muram. Pernikahannya juga kandas di tengah jalan. Puncaknya, ketika ia merasa bahwa anak gadisnya tak menghargainya lagi, ia memilih jalan pintas untuk mengakhiri penderitaannya, bunuh diri.

Ajaib, ketika usaha bunuh dirinya gagal, ia malah bertemu dengan ibunya yang telah meninggal 8 tahun yang lalu. Ibu yang selama ini menyayanginya. Ibu yang selama ini tidak pernah dipedulikannya. Ibu yang selama ini berusaha mati2an untuk menghidupinya tapi tak pernah ia hiraukan kehadirannya. Lalu apa yang dilakukan Chick saat bertemu kembali dengan ibunya? Apakah ini semua hanya mimpi?

Novel ini menggunakan alur maju dan mundur yang berselang-seling dalam menceritakan kisah hidup Chick. Alur maju saat Chick memutuskan untuk bunuh diri dan kemudian bertemu ibunya, lalu mengadakan perjalanan menemui beberapa kenalan ibunya. Alur mundur digunakan saat menceritakan masa kanak2 Chick hingga ia dewasa. Ada bab2 khusus juga yang berjudul “Saat2 ketika ibu membelaku” dan “Saat2 ketika aku tidak membela ibu” yang menarik dan juga sangat menyentuh.

Saya merasa cengeng saat membaca buku ini, entah kenapa. Tapi ternyata bukan saya saja yang merasa, sebuah surat kabar berkata bahwa Mitch Albom memang sangat piawai dalam mememainkan titik emosional pembacanya. Ah pantas saja, ini memang kali pertama saya membaca karya Mitch Albom. Brilian, dengan gaya yang ringan kita bisa merasa sangat tersentuh. Jadi kalau anda menangis ketika anda membaca buku ini, jangan khawatir, ternyata anda tidak sendirian bukan?

Membaca kehidupan Chick membuat saya menjadi termenung, banyak pelajaran yang bisa kita petik di dalamnya. Betapa selama ini saya telah banyak berdosa dengan apa yang telah saya perbuat kepada ibu saya. Padahal selama ini ibu lah yang selalu menyayangi saya, sebuah rasa sayang dan cinta tanpa syarat, penuh keikhlasan dalam memberi dan mengorbankan hidupnya agar saya merasa nyaman dan terlindungi.

Ya, sepertinya itu yang ingin diketuk oleh Albom pada pintu hati pembacanya. Cerita mengharukan tentang keluarga Chick bolehlah kita anggap sebagai bonus yang menarik untuk diikuti. Tak lupa klimaks yang mengejutkan juga disisipkan untuk menjadi pemikat dalam buku ini. Semua pertanyaan yang memenuhi pikiran para pembaca pun akhirnya terjawab di akhir.

Ini kisah tentang seseorang yang pernah kehilangan segalanya, tetapi kemudian mendapatkan lagi sebuah kesempatan untuk memperbaiki hidupnya, mengembalikan lagi cinta ke dalam hatinya.

Jadi tidak ada salahnya kalau kita memberikan sedikiiiiit saja perhatian untuk ibu kita bukan? Yakinlah, tak peduli sehancur apapun keadaan kita, tak peduli seberapa buruk perlakuan kita terhadap ibu kita, asalkan kita masih menyimpan rasa cinta yang tulus kepada ibu, percayalah ibu akan selalu ada. Ibu akan selalu ada untuk memaafkan kita, menerima kita dengan seulas senyum dan tangan lebar terbuka. Maka, peluklah beliau, niscaya kita akan merasakan kehangatan, sebuah kehangatan yang mungkin telah kita lupakan saat ibu memeluk tubuh bayi kita yang kecil, lucu, dan tidak berdaya.

Buku ini saya rekomendasikan untuk semua anak laki2 yang merasa masih memiliki ibu. Kita belum terlambat, maka janganlah menyesal di kemudian hari. Karena kita mungkin tak akan seberuntung Chick yang mendapatkan kesempatan langka itu.

1 comment: