Sore itu matahari bersinar malu2, sudah terlalu larut dan tak sabar ingin bersandar ke ufuk barat. Dari kejauhan terlihat seorang pemulung berbaju lusuh berjalan ke arah mushola yang berisi kegiatan kecil yang diikuti oleh pengurus mushola dan bapak2 warga sekitar. Lalu terjadilah percakapan itu.
Maaf Pak, apakah masih dibuka?
Waduh, maaf, bapak terlambat datangnya, semua kupon sudah habis kami bagikan.
Oh, maksud saya, apakah penerimaan zakat sudah ditutup? Saya ingin membayar zakat fitrah
Tak ada kata lagi. Bapak2 itu hanya bisa terdiam, terpana dan terenyuh menyaksikan seorang pemulung kelelahan yang berhasrat kuat untuk membayar zakat. Untuk kemudian tersadar dan menyaksikan seorang Hamba Allah yang paling mulia tengah berdiri canggung di hadapannya.
Oh ya tentu saja masih bisa Pak, mari kita masuk ke dalam mushola, nanti sekalian kita berbuka bersama dengan yang lain
Terima Kasih
Keesokan harinya mushola dipenuhi para dhuafa yang mengantri pembagian zakat fitrah, beberapa diantaranya datang mengendarai sepeda motor.
*Berdasarkan kejadian nyata dari sebuah mushola kecil di timur
another "dont judge a book by its cover" story, he?
ReplyDeletengga juga, cuma merasa tersentil aja hehehe lalu kemudian berakhir dengan sebuah postingan remeh temeh ini :)
ReplyDeletetidak remeh temeh... sangat bermakna
ReplyDeleteTFS
saya share ulang di blog mushalla saya ya
terimakasih