Friday, June 27, 2008

Arsip yang Bikin Pusing

Yup, inilah pekerjaan yang paling saya benci selama bekerja di bagian akuntansi. Mengurus arsip berarti harus berurusan dengan gudang, timbunan ordner lengkap dengan debu dan kadang satu pake juga dengan penghuninya (kecoak dkk hehehe). Tapi yang paling mengganggu tentunya adalah debu, salah2 masuk hidung bisa menyebabkan bersin2 dan kalau keterusan, bencana flu datang membayangi. Gaaah, menyebalkan sekali.

 

Tapi mau tak mau kami semua harus bahu-membahu membenahi arsip minimal 1 tahun 1x. Karena arsip2 lama harus dipindahkan dari ruang arsip kantor pusat ke gudang arsip rongsokan tak jauh dari kantor pusat, letaknya di bawah tebing dekat waduk. Hal ini memang harus rutin dilakukan agar ruang arsip bisa dikurangi kepadatannya sehingga arsip2 yang menumpuk di ruangan bisa dipindahkan ke ruangan arsip.

 

Iri rasanya melihat bagian lain bisa memperlakukan arsip2 lama mereka, just toss the fuckin’ ring binders into the warehouse. Karena sangat jarang data lama tersebut dibutuhkan kembali, kecil kemungkinannya, cenderung tidak mungkin. Berbeda dengan data keuangan, terutama data akuntansi. Karena bukti/dokumen asli tersebut memang bermuara ke akuntansi, bisa dibilang akuntansi memang tempat pembuangan sampah akhir. Suatu saat ada kalanya bagian lain membutuhkan data lama tersebut yang membuat kami seringkali mengengok lagi ke belakang. Jadi sebelum di buang ke ruang arsip atau ke gudang, arsip2 tersebut harus disusun yang rapi, diberi label, juga diberi nomor agar tidak tercecer.

 

Proses penempelan label nomer juga cukup melelahkan loh, kami harus berdiri dalam waktu yang cukup lama karena begitu banyaknya ordner. Kemarin saya baru saja menempelkan label untuk 117 ordner. Selesai menempel, kaki pada pegal, perut juga entah kenapa tiba2 keroncongan minta cepat2 diisi, untungnya tak lama kemudian kami semua diganjar oleh paket makan siang spesial sate kambing dan segelas es kelapa muda yang segar. Pikiran saya sesaat melayang kepada buruh pabrik wanita yang dalam satu shift harus nonstop berdiri menjalankan tugasnya, huff pasti sangat melelahkan. Membuat saya lagi2 bersyukur karena tidak harus bekerja sekeras mereka.

 

Pekerjaan yang melelahkan kadang memang tidak hanya menghasilkan peluh dan lelah tetapi juga rasa syukur atas nikmat yang telah dilimpahkanNya.

3 comments: