Friday, December 12, 2008

Takkan Pernah Cukup

Sedikit sebenarnya cukup untuk manusia. Tetapi terkadang yang terlalu banyak pun tak pernah cukup untuk memuaskan keserakahan manusia. Hari ini saya mendengar ceritanya, ya benar, hanya mendengar, dan itu rasanya sudah cukup untuk membuat saya bergidik.

Bagaimana tidak, saat sebuah nafsu harus dipuaskan, mungkin itu hal tak cukup menyeramkan, tapi dengan menindas rekannya sendiri? Yang jelas2 bernaung pada atap yang sama, mengais dari sumber rejeki yang sama, diberi nafkah oleh sumber yang sama? Sampai saat ini saya masih tak habis pikir bagaimana mereka bisa tega melakukan semua itu pada saudaranya sendiri.

Saya beruntung hanya mendengarkan kisahnya saja, entah bagaimana dengan mereka yang jelas2 ada di sana saat semua ini terjadi. Yang jelas, semoga semua ini tak hanya sekedar berakhir menjadi sebuah cerita yang miris dan memilukan. Semoga ini semua dapat menyadarkan kami bahwa keserakahan itu memang ada, sangat nyata di hadapan kami, di dalam tubuh kami, mengalir deras dalam aliran darah kami. Bagai jurang kelam yang menganga lebar, menunggu semua umat manusia untuk terjerumus di dalamnya.

Biarlah semua ini menjadi pelajaran yang berharga bagi kami semua, untuk dapat menyalakan setitik pijar dalam nurani agar terhindar dari nafsu serakah yang menjerumuskan itu.


3 comments:

  1. loh, kok tulisan duitnya laen?! (?_?)
    Gak ngertiiiii.... Translatin dong Mas. Hehehehe..

    ReplyDelete
  2. Itu artinya kita percaya sama orang yunani hihihihi

    ReplyDelete
  3. bukan ah, harusnya kita percaya pada sapaan. :P

    ReplyDelete