Thursday, November 22, 2007

Ketika Rasa Itu Masih Ada dan Tetap Terjaga

Sore itu hujan gerimis. Mobil pribadi, angkot dan motor menderu bersliweran. Ah untungnya gerimis sedikit mengurangi pedih dan sesaknya asap kendaraan bermotor yang mencekik paru2. Sepasang suami istri melintas di jalan yang padat dengan mengendarai motor bebek. Dilihat dari wajahnya, mungkin mereka sudah menikah cukup lama, mungkin sekitar 10-15 tahun, atau mungkin malah lebih.

 

Kadang kemalangan bisa terjadi kapan saja, tidak menganal waktu dan keadaan. Kali ini kebetulan kemalangan sedang menghampiri pasangan suami istri tersebut. Di tengah kemacetan dan hujan gerimis, motornya mogok, mati dan berulang kali menolak untuk distarter. Well, shit happens. Entah apa yang terjadi dengan motornya yang jelas mereka dalam kesulitan saat itu.

 

Kemudian mereka berdua pun turun dari motornya. Apa? Tidak salahkah? Saya melihat sang istri hanya tersenyum, penuh kemahfuman. Motor mogok, di tengah kemacetan, asap menyesakkan dada, masih belum cukup? Tambahkan hujan gerimis. Tapi toh sang istri masih mau mengerti dengan keadaan itu. Ah temanku, mungkin itulah yang namanya cinta. Ya benar, itu cinta. Cinta  yang masih ada dan selalu terjaga setelah pernikahan yang telah berlangsung bertahun-tahun.

 

Tak lama sang suami berucap sesuatu kepada istrinya. Sang istri masih tersenyum mungkin berkata: “Hati-hati”. Kemudian pria itu pun menyebrang jalan, mungkin untuk mencari air, atau membeli bensin eceran, atau mungkin sekedar berusaha mencari bengkel terdekat untuk meminta bantuan. Sang istri menunggu, dengan sabar di samping motornya yang diparkir sementara di sebelah trotoar.

 

Ah betapa indahnya rasa pengertian itu terlihat dari sini. Cinta yang tak lekang digeriogoti oleh tahunan umur pernikahan. Cinta yang ikhlas dan tulus yang bisa memberikan kehangatan, ketentraman dan ketenangan sekalipun dalam kesulitan. Yah benar, kebahagiaan memang tak mengenal strata ekonomi. Kebahagiaan memang bukan monopoli masyarakat kelas atas, kadang, walaupun jarang, tetapi toh kebahagiaan bisa tumbuh dalam masyarakat kelas bawah sekalipun, selama masih ada cinta di sana.

 

and then Dee replies

5 comments:

  1. emang kang feby yakin mereka nikah ??? jangan2 cuman selingkuhan, seperti yang dikatakan di tulisan yang lalu, selingkuh itu indah. hehehehehe ....

    ReplyDelete
  2. hehe ya emang bisa aja... tapi kalo mahesa ngeliat sendiri, pasti yakin kalo mereka itu suami istri :)

    ReplyDelete
  3. hihihi ... yakin neeh .... bukan selingkuhannya ??? biasanya sellingkuhan bisa lebih meyakinkan lo .... :D

    ReplyDelete
  4. kalu cowonya mahesa, gua yakin itu selingkuhannya hihihi

    ReplyDelete