Rating: | ★★★★★ |
Category: | Books |
Genre: | Childrens Books |
Author: | Philip Pullman |
Buku I : The Golden Compass
Cerita anak, fantasy, keren, seru, rada nyeleneh hehehe kontroversi... Awal membaca buku ini saya teringat Narnia, hanya saja dalam versi yang lebih seru, menarik dan bikin penasaran. Campur dengan original sin dan kitab kejadian, maka jadilah novel pertama His Dark Materials ini. Kita dibawa mengikuti petualangan gadis cilik yg ditakdirkan sebagai the choosen one. Awalnya biasa saja, tapi makin dibaca, semakin tangan kita tak bisa lepas dari buku ini.
Buku II : The Subtle Knife
Perjalanan menuju beragam dunia pararel pun dimulai. Lyra sang terpilih akhirnya bertemu dengan Will si pembawa pisau. Petualangan yg seru pun dilalui oleh mereka, berdua berusaha untuk mengungkap pertanyaan yang harus dijawab, yg menyangkut takdir Lyra dan siapa sebenernya ayah Will. Ceritanya makin menarik, seru dan yang jelas bikin penasaran untuk membaca sampai halaman terakhir.
Buku III : The Amber Spyglass
Pertempuran terakhir yang menentukan nasib spiritual umat manusia ceile hehehe... Di buku yang terakhir ini petualangan Lyra dan Will berlanjut, ke lebih banyak dunia pararel lagi. Tokoh Mary, sang ilmuwan mantan biarawati mendapat porsi yang banyak di sini, untuk menyibak partikel debu dan orignal sin. Semua pertanyaan yang ada di 2 buku sebelumnya akhirnya terjawab. Pertempuran yang dahsyat tidak menjadi ending di sini, ending yang sebenarnya terasa sangat menyentuh, humanis, filosofis dan sarat akan pesan moral tanpa kita harus merasa digurui. Go grab these books guys, these r definitely a MUST READ...!
Tambahan untuk Multiply:
Kekuatan di buku I adalah, tentu saja pertarungan duel sang beruang kutub, Iorek, yang digambarkan dengan sangat dahsyat oleh Pullman. Sedangkan buku II sangat memukau dengan pertempuran mendebarkan yang harus dihadapi oleh Lee Scoresby seorang diri di ngarai Alamo demi menyelamatkan Lyra, mengingatkan saya akan gaya shoot-out mencekam yang harus dihadapi oleh Leonardo Di Caprio pada film Blood Diamond. Buku III, ah sudahlah, tentu saja endingnya yang paling menggetarkan hati saya.
Cerita yang dijalin pada trilogi ini memang tidak semenarik dan seheboh apa yang ditawarkan oleh J.K. Rowling dalam serial Harry Potter. Bahkan awal ceritanya cenderung membosankan, tetapi semakin dalam saya tenggelam dalam ceritanya, semakin tangan saya sulit untuk lepas dari buku ini. Tema kontroversi yang ditawarkan memang berhasil membuat saya penasaran dengan kelanjutan ceritanya. Petualangan yang dihadapi oleh Lyra dan Will juga cukup seru dan mendebarkan.
Bahkan buku III yang menurut sebagian orang membosankan, ternyata malah berhasil menarik perhatian saya. Memang actionnya tidak terlalu banyak, tapi terdamparnya Lyra di negeri mulefa untuk memahami lebih dalam tentang debu dan original sin menurut saya sangat mengasyikkan untuk dibaca.
Memang ada pertempuran terakhir, tapi menurut saya bukan itulah kekuatan utama trilogi ini. Justru ending yang mengisahkan pengorbanan yang harus dilakukan oleh Lyra dan Will lah yang menurut saya sangat sempurna. Janji yang mereka ucapkan benar2 menyentuh hati saya yang paling dalam. Tak pelak, ini adalah salah satu ending terbaik yang pernah saya baca, jauh mengungguli ending yang ditulis Rowling pada Harry Potter and the Deathly Hallows.
Buku ke 3 emang agak berat,menurutku .Sampai akhirnya baca ulang untuk benar benar ngerti.hehe...
ReplyDeleteMr Scoresby di buku keren banget
suka suka suka
>.
apalagi undergroundnya... suram banget hihihi ini buku anak2 yang jangan sampai anak2 membacanya :)
ReplyDeleteeh kalo saya belum baca bukunya, masih disimpen aja di lemari hehehe
ReplyDelete