Thursday, November 20, 2008

Laskar Pelangi

Rating:★★★★★
Category:Movies
Genre: Kids & Family
Directed by: Riri Riza

Ya ampun sky… kemana saja, kok hari gini baru nonton Laskar Pelangi?

Hahaha jadi malu nih, udah posting foto2 LP the Movie dari bulan Agustus 2008 tapi ternyata baru sempat nonton filmnya setelah hampir 2 bulan berselang setelah peluncuran filmnya di bioskop.

Hehehe ah biarlah terlambat, saya tetap senang bisa turut serta dalam usaha pemecahan rekor jumlah penonton film lokal terbanyak di Indonesia. Hmm, sudah berapa ya sekarang jumlah kursi yang terjual? Mungkin sekitar 4 juta, saya rasa angka 5 juta penonton tidaklah terlalu berlebihan untuk film sekelas Laskar Pelangi.

Kenyataan memang pahit, tapi itu semua tak menyurutkan langkah Ikal dan seluruh anggota laskar pelangi lainnya dalam memperoleh hak mereka dalam mendapat pendidikan. Mereka semua adalah anak2 miskin dari pulau Belitong, yang sedari lahir sepertinya sudah ditakdirkan untuk menjadi kuli timah bilamana mereka dewasa nanti.

Sekolah Muhammadiyah reyot yang juga berfungsi sebagai kandang kambing di kala malam pun tak sanggup menghapus impian mereka untuk tetap belajar dan berprestasi. Hal ini tentu saja tak lepas dari dukungan Pak Harfan dan Bu Muslimah yang mengajar dan mendidik dengan penuh keikhlasan dan dedikasi tinggi, menyayangi setiap murid yang hanya 10 orang itu bagai anak2 mereka sendiri.

Memang tidak dapat disangkal, kekuatan utama film ini berpangkal pada jalinan cerita novel karangan Andrea Hirata. Tapi naskah adaptasi yang dikerjakan oleh Salman Aristo juga patut diacungi jempol. Salman berhasil memindahkan spirit yang ada di dalam novel ke dalam naskah film. Memang banyak cerita yang tidak dimasukkan ke dalam filmnya, tapi itu semua tak membuat filmnya terasa lompat2 atau sekedar menjadi visualisasi belaka.

Riri Riza? Ah, kepiawaiannya dalam mengarahkan anak2 yang belum pernah bermain film sudah teruji saat ia berhasil menggarap Untuk Rena. Kali ini tentu saja tingkat kesulitannya bertambah tinggi karena yang diarahkan adalah anak2 asli Pulau Belitong yang mungkin mempunyai kebiasaan dan bahasa berbeda dengan anak2 yang tinggal di Pulau Jawa. Tetapi toh pada akhirnya Riri berhasil mengarahkan mereka semua dengan baik.

Jadi apalagi? Cerita yang menarik, adaptasi yang sempurna, akting matang dari para aktor dan aktris berpengalaman, sinematografi yang menawan dan arahan sutradara yang brilian membuat film ini menjadi begitu sempurna. Sepanjang film, Riri berhasil mengaduk2 emosi penonton, tak heran pada endingnya begitu banyak air mata penonton terkuras dibuatnya. Fantastis. Bolehlah film ini menjadi tonggak untuk kesekian kalinya dalam kebangkitan film Indonesia.

So? Fuck Kompas. Fuck their snobbish review. Sudah saatnya mereka berhenti membantai film2 berkualitas karya anak bangsa. Menurut saya cerita yang dimasukkan ke dalam film tidaklah terlalu berjejal seperti yang mereka bilang. Jalinan cerita film yang berdurasi sekitar 2 jam ini cukup padat, ringkas dan mengalir dengan mulus.

Tak mungkin hanya soal pendidikan yang dimasukkan di film ini, karena film layar lebar dibuat untuk menghibur, jadi sangat tepat bila Riri juga mesukkan unsur2 komedi untuk menyegarkan penontonnya. Tengok saja kisah jenaka cinta monyet Ikal dengan A Ling yang menarik untuk diikuti dan berhasil membuat penonton tergelak.

Hiburan tambahan yang ringan memang mutlak diperlukan, asalkan tidak sampai mengurangi pesan moral yang terkandung dalam novelnya. Semangat pantang menyerah. Saat salah seorang dari Laskar Pelangi gagal meneruskan sekolah, tak hanya kesedihan yang hadir, tapi juga bisa menjadi cambuk semangat bagi Ikal untuk tetap berusaha meneruskan pendidikannya ke jenjang yang paling tinggi.

Ya, seorang anak dari desa yang miskin bisa melakukan itu. Jadi, memang tidak ada alasan bagi kita untuk menyerah bukan?

18 comments:

  1. lha saya aja sampai sekarang belum nonton juga xD

    ReplyDelete
  2. hahaha ayo buruan nonton yok... ngga bakal nyesel deh :)

    ReplyDelete
  3. Lapor! Saya juga belum nonton Pak..! Belum baca novelnya pula. Lengkap dach... Buta sama sekali ama cerita ini. Hiks

    ReplyDelete
  4. makanya buruan nonton dong... jangan cuma kalo film harry potter aja ngantri di bioskop hehehe

    ReplyDelete
  5. saya bete pas lagi adegan klimaksnya, ada HP yang bunyi :((

    ReplyDelete
  6. tapi.....saya setuju review kompas... jangan dilempar batu ya :)

    ReplyDelete
  7. hahaha... tenang, ngga ada yang lempar2an batu di sini :)

    Terus, dalus juga setuju sama kompas yang ngebantai novel LP?

    ReplyDelete
  8. hm kebetulan saya ga baca kalo review novelnya..

    ReplyDelete
  9. oh iya inget pernah baca artikel di kompas ttg novel laskar pelangi. tapi itu sepertinya artikel kiriman, bukan orang kompas yang bikin. emang ngebantai banget sih dan saya ga setuju. dia sirik aja kali. hahaha

    ReplyDelete
  10. Ya, tipikal kompas kaya gitu, kalo untuk film2 lokal berkualitas bagus, langsung dikasih ke reviewer "handal" yang sengaja diplot untuk membantai... Biar dibilang keren kali review mereka. Masa film Laskar Pelangi isinya harus pendidikan melulu? Ya suruh aja reviewer "handal" itu yang bikin film dokumenter sendiri...

    ReplyDelete
  11. sebenernya ga gitu sih menurut saya, tapi pandangan orang kan pasti beda-beda ya.... peace aja ah

    ReplyDelete
  12. yup, saya sendiri sangat subyektif dalam mereview, lebih permisif dan banyak toleransi untuk film2 lokal hehehe tentu saja review kompas lebih baik drpd review saya, karena bisa tetap netral dalam mereview semua jenis film :))

    and anyway... siapa juga sayah??? hanya writer wannabe yang sebenarnya ngga punya bakat dalam hal tulis menulis kok hehe tapi beneran gpp kok dalus gembalus... saya senantiasa berusaha mengosongkan cangkir teh saya. Justru saya mengucapkan banyak terima kasih atas komentar semua teman2 di sini.

    Kalau begitu, dalus, saya timpuk saja deh... *nimpuk dalus pake keju edam kualitas no.1* hihihi

    ReplyDelete
  13. ahhhh makasih edamnya, lagi ngebet pengen kue keju emang.... nyam nyam :D

    ReplyDelete
  14. asik dalus mau bikin kastengel... minta dunks hehehe

    ReplyDelete