Friday, July 4, 2008

Tentang Kerinduan dan Hijaunya Negeri Kita

Gara2 membaca postingan ndorokakung, saya menjadi terinspirasi untuk menulis juga. Kebetulan saya kemarin juga memposting tentang film doraemon yang berjudul Nobita and the Green Giant Legend. Di poster filmnya terlihat gedung tinggi diselimuti hijaunya dedaunan. Lalu di sebelah Nobita dan Doraemon juga masing2 berdiri sebatang pohon besar. Yang menjadi main attraction di sini adalah makhluk yang sedang melayang di udara, apa itu? Kibo kah? Mungkin semacam roh pohon/daun, entahlah saya kurang mengikuti film2nya Doraemon.

 

Memang menarik kalau melihat fenomena yang sering timbul di film2 animasi Jepang yang berkualitas. Sepertinya mereka seringkali mengupas soal isu2 lingkungan hidup, back to nature. Yang paling jelas terlihat di film2nya Hayao Miyazaki, sebut saja yang judulnya Princess Mononoke yang bercerita tentang kelestarian alam versus revolusi industri. Mata kita senantiasa dimanjakan dengan pepohonan dan dedaunan hijau jika menyaksikan film2 animasi produksi studio Ghibli ini. Lihat saja view sebuah desa di lembah angin pada film Nausicaa yang menjadi ilustrasi di postingan ini, indah bukan?

 

Seorang kritikus dari Amerika pernah dengan sinisnya menyindir film2 Hayao Miyazaki. Dia mengatakan bahwa film2 ini hanya menawarkan mimpi tentang hijaunya alam di negeri sakura tersebut. Karena kenyataannya, di Jepang hutan yang hijau telah tergantikan oleh hutan beton yang kaku. Hijaunya dedaunan itu memang telah ditukar dengan barisan pabrik dan gedung bertingkat modern.

 

Doraemon pun begitu, masih ingat tempat main Nobita dkk di bukit belakang sekolah? Yah bukit itu begitu asri dengan banyaknya pepohonan yang tumbuh di sana. Mimpikah? Mungkin memang benar, tapi saya tidak mau menyalahkan film2 animasi Jepang. Menurut saya, mereka hanya merindukan Jepang di masa lampau, ketika negeri mereka masih hijau dan hutan2 belum habis ditebang. Dari kerinduan mereka yang menumpuk itu lah yang akhirnya mereka tuangkan dalam bentuk film animasi. Kita tidak bisa menyalahkan orang yang sedang rindu bukan? Manusiawi.

 

Ada kata2 bijak yang berkata: “Negara yang maju bukan negara yang memiliki banyak sumber daya, tapi yang bisa memanfaatkan sumber daya tersebut”. Lalu kalau sumber daya alamnya sudah habis bagaimana? Ya seperti Jepang itulah, mereka cuma bisa rindu dan kangen. Lalu apa yang didapat dari pesatnya pertumbuhan ekonomi yang selalu dibangga2kan tiap negara maju? Apa hasil akhir yang didapat? Tingkat kriminalitas yang tinggi? Polusi yang menyesakkan dada? Global Warming yang pelan2 tapi pasti menghantui seperti layaknya hari kiamat? Tingkat bunuh diri yang tinggi? Masyarakat yang stress dan makin mudah untuk berbuat anarkis?

 

Entahlah teman, saya sendiri tidak punya jawabannya. Tapi yang pasti setiap saya menegok ke arah jendela ruang kerja, saya tidak hanya bisa melihat trafo yang berdiri kokoh, tetapi juga pohon besar dan perbukitan yang hijau. Indonesia memang masih beruntung karena kita tidak perlu jauh2 hanya untuk sekedar melihat pemandangan yang hijau penuh pepohonan yang rimbun.

 

Tapi bagaimana nasib negeri ini beberapa ratus tahun ke depan? Bukan tidak mungkin akan bernasib sama dengan Jepang. Entahlah…

No comments:

Post a Comment