Monday, July 14, 2008

-Medley- Garis Batas Impian Lelaki

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Drama
Directed by Franklin Darmadi

Film yang dirilis November 2007 ini memang kurang terdengar gaungnya, penontonnya pun pasti hanya sedikit, karena memang sepertinya hanya numpang lewat di jaringan bioskop 21. Selain karena promosinya memang sangat kurang, sutradaranya pun belum terlalu familiar di perfilman nasional. Yang mungkin kita kenal justru adalah pemeran utamanya, Yossi “Project Pop”. Hanya saja saya pernah mendengar bahwa film ini ternyata mendapar review yang bagus dari seseorang (siapa, saya lupa). Akhirnya kemarin saya memutuskan untuk membeli DVDnya.

Alkisah, Aditya (Yosi) adalah seorang karyawan di perusahaan asuransi. Sekilas dapat dilihat kalau Adit ini memiliki kehidupan yang mapan dan cukup sukses. Di usia 30 tahun ia telah menjadi unit manager, memiliki rumah yang asri, istri yang cantik yang bernama Maya (Rachel Maryam), dan seorang putra yang lincah. Tetapi entah mengapa Adit sepertinya tidak pernah merasa puas dan cukup dengan kehidupannya sekarang. Hari2nya selalu diisi dengan penyesalan dan ketidakpuasan yang menyebabkan renggangnya hubungannya dengan sang istri. Ia merasa terjebak dengan kehidupannya yang membosankan, istri yang cerewet dan anak yang nakal. Sampai suatu saat ia diberi kesempatan untuk mengulang kehidupan sesuai dengan apa yang dia inginkan.

Dengan trigger sebuah kaset dan sekeping CD, dalam sekejap kehidupannya berubah ke arah yang (Adit pikir akan) lebih menyenangkan. Mulai dari menjadi orang yang super kaya beristrikan Viona (Alexndra Gottardo) teman kuliahnya yang super cantik, sampai menjadi presenter kondang yang bertunangan dengan Dian (Imelda Therinne), mantan pacarnya di SMA yang sekarang menjadi bintang film. Setelah menjalaninya, ternyata dia baru menyadari bahwa kehidupannya yang lama masih jauh lebih baik daripada kehidupannya sekarang. Masalahnya Adit tak tahu bagaimana cara agar dia bisa kembali ke kehidupannya yang dulu. Mampukah Adit kembali? Bagaimanakah caranya?

Yang menarik dari Medley ini memang jalan ceritanya, agak unik walaupun tidak terlalu orisinal. Cerita tentang bagaimana seharusnya kita menghargai hidup memang telah banyak diangkat ke layar lebar. Tapi saya sangat enjoy dalam mengikuti jalan ceritanya, singkatnya film ini walaupun penuh dengan pesan moral tetapi tidak menjadi membosankan. Kalau soal akting, hmm Yossi sepertinya kalah pamor dibandingkan dengan Rachel Maryam yang telah banyak makan asam garam di dunia perfilman. Tapi lumayanlah untuk ukuran aktor yang baru pertama kali main di film layar lebar (jadi tokoh utama pula) hehehe

Sinematografinya? Uhh memang sederhana sih, lebih mirip sinetron malah, walaupun ada beberapa adegan yang menurut saya diambil dengan angle yang cukup indah dan art banget. Tapi selebihnya, ya gitu deh, tidak terlalu istimewa, mungkin karena keterbatasan budget juga, maklum rumah produksinya juga sepertinya baru di dunia perfilman nasional. Tapi overall lumayanlah untuk memperkaya khazanah perfilman di tanh air hehehe apaan seh?

Akhir kata, Medley adalah film lokal yang menarik ditonton dari awal sampai akhir. Hidup memang tentang pilihan, tapi sebagus apapun pilihan yang kita ambil, semuanya berpulang pada bagaimana kita menyikapi pilihan yang telah kita ambil tersebut. Apakah kita akan fokus pada pilihan tersebut? Apakah kita menghargai dan mensyukuri hasil yang kita dapat dari pilihan yang kita ambil? Atau kita hanya menyesalinya saja? Well, bukankah hidup itu terlalu berharga untuk disesali?

2 comments:

  1. pesan yg disampaikan bagus, tapi ada yg kurang gitu..

    tapi better dibanding film indonesia yg sampah.

    ReplyDelete
  2. Loh kok sama 3 bintang juga tiz hehehe :) imo kurang padat, karena adit indah 2x, kayanya sih pindah 1 kali aja sebenernya udah cukup, tapi dibikin lebih dalam dan padat.

    ReplyDelete