Ini mungkin pernah, atau bahkan sering dialami oleh sebagian orang. Mungkin bukan sebagian orang, tetapi lebih tepatnya setiap orang. Atau mungkin anda terlalu cuek untuk tidak pernah mengalaminya? Anda mungkin bertanya2, apa sih sebenarnya yang berusaha saya ceritakan di blog ini? Saya sendiri sebenarnya agak bingung bagaimana caranya untuk mengungkapkan hal ini.
Okelah, sebenarnya yang saya bahas ini adalah *uhuk-uhuk*… [clear throat]… KENTUT. Tuh
Padahal kalu dipikir, kentut ini adalah salah satu anugerah Tuhan yang paling indah lho. Coba saja kalau anda tidak bisa kentut, seminggu saja, pasti rasanya akan tidak karuan, dan paling banter anda akan dilarikan ke RS. Masalah timbul ketika suhu di ruangan kerja 20oC, lalu tiba2 anda ingin kentut, duh…!!! Beranikah anda mengeluarkan gas di depan rekan2 kerja anda? Kalau saya, terus terang tidak berani. Malunya itu loh…
Sepupu saya pernah bilang, kalau cewek sih memang suka malu2, tapi kalau cowok sih cuek aja. Tapi tetap saja, saya belum PD kentut di depan orang banyal. Kalau tidak berbunyi sih tak masalah, paling baunya saja yang menyebar di seantero ruangan. Tapi siapa yang bisa jamin kalau kentut kita sudah diset ke silent / vibrate only? Pernah saya mencoba untuk ke toilet demi melepas gas ajaib ini, tapi sesampainya di
Lalu apa akibatnya kalau kita menahan kentut? Jika terlalu lama pasti perut kembung, karena anginnya berputar di situ2 saja, makin lama makin bertambah banyak pula. Wah rasanya memang ngga karuan deh kalau kita tidak mensyukuri nikmat Tuhan dengan menahan kentut ini hahaha…
Kadang saya suka mengkhayal… Ah, seandainya kentut itu seperti bersendawa pasti dilema ini takkan pernah terjadi. Kita takkan perlu merasa malu, karena bersendawa bisa diatur volumenya, mulai dari sangat keras sampai tidak berbunyi. Kadang saya juga berkhayal menjadi Evie Garland di serial lawas Out of this World, ah enaknya, kalau ingin kentut tinggal menempelkan kedua jari jari telunjuk untuk sesaat menghentikan putaran waktu, lalu setelah selesai tinggal menempelkan kedua telapak tangan untuk kembali menjalankan waktu.
saya punya pengakuan...kalau di krl didepan pintu/bordes kadang suka ada penumpang yang rese duduk terus ngalangin jalan, alih-alih berdiri lalu menyingkir sebentar memberi jalan bagi penumpang yang akan keluar saat krl berhenti di tiap stasiun, dia malah duduk terus cuek...nah, buat penumpang kayak gini saya diam-diam dekati lalu...tuuut
ReplyDeletehahaha mantabh... :)) kalau saya pelariannya di bis jemputan, suara mesin diesel yang menderu lumayan menyamarkan suara gas "lain" yang keluar
ReplyDelete